Proses Keputusan Pembelian Landasan Teori 1.

22

7. Minat Beli Ulang Kusdya 2012 minat konsumen adalah keinginan yang timbul dari

proses pengaktifan ingatan sebagai sebuah rencana yang tersimpan. Keinginan konsumen untuk membeli ulang suatu produk didasarkan pada kepercayaan dan nilai yang berkaitan dengan tindakan membeli atau menggunakan produk tersebut. Minat beli ulang merupakan bagian dari perilaku pembelian konsumen di mana kesesuaian antara performa dari produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan menghasilkan minat konsumen untuk mengkonsumsinya lagi di masa akan datang. Kurniawan, et al., 2007 minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara pembelian aktual dan minat pembelian. Bila pembelian aktual adalah pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, maka minat pembelian adalah niat untuk melakukan pembelian pada kesempatan mendatang. Meskipun merupakan pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa mendatang namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan guna memaksimumkan prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri. Intention to buy juga didefinisikan sebagai pernyataan yang berkaitan dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu Howard et al, 1988. 23 Hellier, et al., 2003 repurchase intention adalah keputusan terencana seseorang untuk melakukan pembelian kembali atas produk dan jasa tertentu, dengan mempertimbangkan situasi pengalaman yang terjadi setelah berbelanja. Dari uraian mengenai minat beli ulang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat beli ulang adalah tahap kecenderungan perilaku membeli dari konsumen pada produk suatu barang maupun jasa yang dilakukan secara berulang-ulang pada jangka waktu tertentu dan secara aktif menyukai dan mempunyai sikap positif terhadap suatu produkjasa dan merekomendasikan produk tersebut secara positif kepada orang lain berdasarkan pengalaman pembelian yang telah dilakukan dimasa lampau.

B. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang diajukan dan jawaban itu masih akan di uji kebenarannya. Dari kerangka penelitian yang dilakukan, maka dapatlah dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu: Koubaa 2008, brand image adalah persepsi emosional konsumen yang melampirkan merek tertentu. Ini terdiri dari keyakinan merek fungsional dan simbolik. Dengan kata lain, citra merek adalah gambaran mental secara keseluruhan bahwa konsumen memiliki merek, dan keunikannya dibandingkan dengan merek lain Faircloth et al., 2001. Oleh karena itu, citra merek merupakan faktor penentu penting dari perilaku pembeli Burmann et al., 2008. Konsumen bersedia membayar harga premium untuk suatu brand jika konsumen 24 mempunyai persepsi yang cukup konsisten bahwa brand tersebut mempunyai nilai tambah dan citra produk yang dikonsumsinya kepada publik. Oleh karena itu, peneliti merumuskan hipotesis pertama sebagai berikut: H 1 : Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang tidak puas dengan kondisi fisiknya terutama pada penampilan. Penampilan yang cantik dan menarik merupakan tujuan dari kaum wanita. Vanity adalah suatu kepribadian yang dihubungkan dengan kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan fisik dan prestasinnya Netemeyer et al.,1995 Klinik kecantikan hadir memfasilitasi perempuan yang menginginkan perawatan pada kulit wajahnya agar sehat dan terawat. Seseorang menggunakan jasa klinik kecantikan yang terkenal, dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan sebagai bagian dari perilaku ingin menampilkan penampilan yang menarik dan cantik. Oleh karena itu, peneliti merumuskan hipotesis kedua sebagai berikut: H 2 : Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Materialism adalah sifat individu yang menunjukkan seseorang terhadap harta. Dewi, et al., 2015, bahwa materialism memiliki pengaruh besar pada perilaku konsumen, termasuk persepsi konsumen, dan preferensi. Secara umum. konsumen dengan karaketristik materialism yang tinggi cenderung menunjukkan harta mereka pada kelompok-kelompok sosial mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 Konsumen yang memiliki perilaku materialism ditandai dengan ingin memiliki penampilan cantik dan menarik sehingga dapat mengesankan orang lain, konsumen akan lebih senang dan puas jika menggunakan jasa klinik kecantikan dan ingin melakukan pembelian ulang jasa kecantikan tersebut. Oleh karena itu, peneliti merumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut: H 3 : Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Sumarwan 2011 sebuah kelompok merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang-orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama, tujuan tersebut bisa merupakan tujuan individu atau tujuan bersama. Di dalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok dimana konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari konsumen tersebut. Oleh karena itu, peneliti merumuskan hipotesis keempat sebagai berikut: H 4 : Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Penelitian ini terdapat variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen terdiri dari tiga variabel, sebagai berikut:

1. Brand Image

2. Vanity Seeking

3. Materialism

4. Kelompok Acuan 26 Sedangkan, variabel dependen, sebagai berikut: Y :Minat beli ulang 27 Gambar II. 4 Kerangka Konseptual Penelitian H 1 + H 2 + H 3 + H 4 + Brand Image Kelompok Acuan Materialism Vanity Seeking Minat Beli Ulang