Agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948 Agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948 Serangan Umum 1 Maret 1949 Serangan Umum 1 Maret 1949 Konferensi Inter Indonesia Konferensi Inter Indonesia

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 Atas usul KTN, perundingan dilakukan di atas sebuah kapal pengangkut pasukan Angkatan Laut Amerika Serikat “USS Renville” yang berlabuh di teluk Jakarta. Delegasi yang hadir dalam perjanjian Renville. a. Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin.

b. Delegasi Belanda dipimpin oleh Abdulkadir

Wijoyoatmojo, orang Indonesia yang memihak Belanda. Perundingan Renville menghasilkan kesepakatan sebagai berikut. a. Penghentian tembak-menembak. b. Daerah-daerah di belakang garis Van Mook harus dikosongkan dari pasukan RI. c. Belanda bebas membentuk negara-negara federal di daerah-daerah yang didudukinya dengan melalui plebisit terlebih dahulu.

d. Dalam Uni Indonesia- Belanda, negara Indonesia Serikat akan sederajat dengan Kerajaan

Belanda. 5. 5. 5. 5.

5. Agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948 Agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948

Agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948 Agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948 Agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948 Sebagaimana perundingan sebelumnya, dalam Perundingan Renville Belanda juga mengingkarinya dengan jalan melancarkan Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948. Tindakan tidak terpuji yang dilakukan Belanda adalah menyerbu Lapangan Terbang Maguwo di Yogyakarta. Akibatnya seluruh kota Yogyakarta dikuasai oleh Belanda. Dalam situasi darurat, Presiden Sukarno memerintahkan kepada Syafrudin Prawiranegara yang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat untuk membentuk pemerintah Darurat Republik Indonesia PDRI. Tujuan dibentuknya PDRI adalah agar kelangsungan hidup pemerintah Republik Indonesia tetap terpelihara, tertib, dan lancar. 6. 6. 6. 6.

6. Serangan Umum 1 Maret 1949 Serangan Umum 1 Maret 1949

Serangan Umum 1 Maret 1949 Serangan Umum 1 Maret 1949 Serangan Umum 1 Maret 1949 Setelah terjadi Agresi Militer II pada bulan Desember 1948, Tentara Nasional Indone- siaTNI mulai melakukan konsolidasi untuk menyerang Belanda. Puncak serangan TNI itu terjadi pada 1 Maret 1949. Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta dipimpin oleh Letkol. Soeharto. Letkol. Soeharto. Letkol. Soeharto. Letkol. Soeharto. Letkol. Soeharto. Ternyata serangan tersebut berhasil menguasai kota Yogyakarta selama 6 jam. Dengan demikian Serangan Umum membawa pengaruh atau akibat. a. Pengaruh ke dalam negeri 1 Mendukung perjuangan diplomasi. 2 Meningkatkan semangat TNI yang berjuang di daerah lain. b. Pengaruh ke luar negeri 1 Mematahkan semangat pasukan Belanda. 2 Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI masih mampu melaksanakan ofensif serangan. 7. 7. 7. 7.

7. Perundingan Roem – Royen Perundingan Roem – Royen

Perundingan Roem – Royen Perundingan Roem – Royen Perundingan Roem – Royen Atas prakarsa komisi PBB untuk Indonesia atau UNCIUnited Nations Comissions for Indonesia, Indonesia-Belanda berhasil dibawa ke meja perundingan yang disebut Perundingan Roem-Royen. Gambar3.3 Gambar3.3 Gambar3.3 Gambar3.3 Gambar3.3 Penandatanganan perundingan Renvile di kapal “USS Renvile”. Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Di unduh dari : Bukupaket.com

Bab 3 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

3 5 3 5 3 5 3 5 3 5 Delegasi yang hadir pada perundingan tersebut. a. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Rum. b. Delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. Van Royen. Pada tanggal 17 April dimulailah perundingan pendahuluan di Jakarta yang diketuai oleh Merle Cohran Merle Cohran Merle Cohran Merle Cohran Merle Cohran, wakil Amerika Serikat dalam UNCI. Dalam perundingan-perundingan selanjutnya delegasi Indonesia diperkuat oleh Drs. Moh. Hatta dan Sri Sultan hamengkubuwono IX. Setelah melalui perundingan yang berlarut-larut, akhirnya pada tanggal 7 Mei 1949 tercapai persetujuan, yang kemudian dikenal dengan nama “Roem-Royen Statements”. Isi persetujuan itu adalah sebagai berikut. a. Delegasi Indonesia menyatakan kesediaan Pemerintah Republik Indonesia untuk: 1 mengeluarkan perintah kepada “pengikut Republik yang bersenjata” untuk menghentikan perang gerilya 2 bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan 3 turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, dengan maksud untuk mempercepat “penyerahan” kedaulatan yang sungguh dan lengkap kepada Negara Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat

b. Pernyataan Belanda pada pokoknya berisi:

1 menyetujui kembalinya Pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta 2 menjamin penghentian gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik 3 tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh RI sebelum 19 Desember 1948, dan tidak akan meluaskan negara atau daerah dengan merugikan Republik 4 menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat 5 berusaha dengan sungguh-sungguh supaya KMB segera diadakan sesudah pemerintah Republik kembali ke Yogyakarta 6 hasil perundingan Roem-Royen ini mendapat reaksi keras dari berbagai pihak di Indo- nesia, terutama dari pihak TNI dan PDRI. 8. 8. 8. 8.

8. Konferensi Inter Indonesia Konferensi Inter Indonesia

Konferensi Inter Indonesia Konferensi Inter Indonesia Konferensi Inter Indonesia Pendekatan antara pimpinan Republik dan BFO yang semakin hangat menjelang dilaksanakan Perundingan Roem - Royen dan kontak-kontak menjelang dan setelah Pemerintah Republik kembali ke Yogya, telah membuka jalan untuk mengadakan Konferensi Inter Indonesia. Delegasi RI ke Konferensi Inter Indonesia, terbentuk 18 Juli 1949 dipimpin oleh Wakil PresidenPM Moh. Hatta. Sedangkan delegasi BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak dan Anak Agung dari NIT. Konferensi Inter Indonesia bertujuan untuk menyatukan pendapat antara RI dan BFO dalam rangka menghadapi Belanda dalam KMB. Konferensi dilaksanakan dua tahap. a. a. a. a. a. Di Yogyakarta 19 – 22 Juli 1949 Di Yogyakarta 19 – 22 Juli 1949 Di Yogyakarta 19 – 22 Juli 1949 Di Yogyakarta 19 – 22 Juli 1949 Di Yogyakarta 19 – 22 Juli 1949 Dalam konferensi tahap pertama telah disepakati bahwa: 1 negara Indonesia Serikat akan diberi nama Republik Indonesia Serikat; 2 Merah Putih adalah bendera kebangsaan; 3 Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan; Gambar 3. Gambar 3. Gambar 3. Gambar 3. Gambar 3.4 Suasana konferensi Inter Indonesia I di Yogyakarta Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Di unduh dari : Bukupaket.com IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX 3 6 3 6 3 6 3 6 3 6 4 Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia; 5 17 Agustus adalah Hari Kemerdekaan. Hasil Konferensi Inter Indonesia ini ternyata adalah konfirmasi konsensus nasional yang sejak 17 Agustus 1945 direalisasikan dalam perjuangan bangsa. b. b. b. b. b. Di Jakarta 31 Juli – 2 Agustus 1949 Di Jakarta 31 Juli – 2 Agustus 1949 Di Jakarta 31 Juli – 2 Agustus 1949 Di Jakarta 31 Juli – 2 Agustus 1949 Di Jakarta 31 Juli – 2 Agustus 1949 Konferensi Inter Indonesia tahap kedua bertempat di Gedung Pejambon, Jakarta. Salah satu keputusan penting yang diambil adalah bahwa BFO menyokong tuntutan Republik Indonesia atas penyerahan kedaulatan tanpa ikatan-ikatan politik ataupun ekonomi. Di bidang militerpertahanan konferensi memutuska antara lain: 1 Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat APRIS adalah Angkatan Perang Nasional. 2 TNI menjadi inti APRIS dan akan menerima orang-orang Indonesia yang ada dalam KNIL, dan kesatuan-kesatuan tentara Belanda lain dengan syarat-syarat yang akan ditentukan lebih lanjut. 3 Pertahanan negara adalah semata-mata hak Pemerintah RIS, Negara-negara bagian tidak mempunyai angkatan perang sendiri. 9. Konferensi Meja Bundar KMB 9. Konferensi Meja Bundar KMB