Pemutusan Hubungan Diplomatik Pemutusan Hubungan Diplomatik Pemutusan Hubungan Diplomatik Pemutusan Hubungan Diplomatik P P P P Adanya Penentuan Pendapat Rakyat Pepera di Irian Barat.

Bab 11 Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat

1 9 9 1 9 9 1 9 9 1 9 9 1 9 9 Usaha-usaha pembebasan Irian Barat melalui diplomasi bilateral dan Internasional ternyata juga tidak membawa hasil. Oleh karena itu pemerintah Republik Indonesia mengambil sikap radikal terhadap pemerintah Belanda, yaitu: 1. 1. 1. 1. 1. Pada tahun 1954 Indonesia Membatalkan Ikatan Uni Indonesia-Belanda Pada tahun 1954 Indonesia Membatalkan Ikatan Uni Indonesia-Belanda Pada tahun 1954 Indonesia Membatalkan Ikatan Uni Indonesia-Belanda Pada tahun 1954 Indonesia Membatalkan Ikatan Uni Indonesia-Belanda Pada tahun 1954 Indonesia Membatalkan Ikatan Uni Indonesia-Belanda 2. 2. 2. 2. 2. Pembatalan Hasil KMB Pembatalan Hasil KMB Pembatalan Hasil KMB Pembatalan Hasil KMB Pembatalan Hasil KMB Pada tanggal 3 Mei 1956 membatalkan hubungan Indonesia-Belanda berdasarkan perjanjian KMB. Pembatalan tersebut dilakukan secara sepihak oleh Indonesia dengan Undang-Undang No. 13 tahun 1956. Secara singkat Undang-Undang tersebut menetapkan bahwa hubungan selanjutnya antara Indonesia-Belanda adalah hubungan yang lazim antara negara-negara yang berdaulat penuh berdasarkan Hukun Internasional. Kepentingan Belanda di Indone- sia sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. 3. 3. 3. 3. 3. Rapat Umum dan Pemogokan Total Buruh Rapat Umum dan Pemogokan Total Buruh Rapat Umum dan Pemogokan Total Buruh Rapat Umum dan Pemogokan Total Buruh Rapat Umum dan Pemogokan Total Buruh Pada tanggal 18 November 1957 diadakan rapat umum pembebasan Irian Barat di Jakarta. Rapat umum diikuti oleh aksi pemogokan total buruh-buruh yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda. Bahkan kapal-kapal penerbangan Belanda dilarang mendarat dan terbang di atas wilayah Indonesia. 4. 4. 4. 4.

4. Pengambilalihan Perusahaan Belanda di Indonesia

Pengambilalihan Perusahaan Belanda di Indonesia Pengambilalihan Perusahaan Belanda di Indonesia Pengambilalihan Perusahaan Belanda di Indonesia Pengambilalihan Perusahaan Belanda di Indonesia Pada tahun 1958 Indonesia melakukan tindakan tegas yaitu pengambilalihan modal perusahaan-perusahaan milik Belanda di Indonesia yang semula dilakukan secara spontan oleh rakyat dan buruh yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda dan selanjutnya ditampung dan dilakukan secara teratur oleh pemerintah. Pengambilalihan modal perusahaan-perusahaan milik Belanda tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1958. Perusahaan Belanda yang diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia, antara lain: a. Gedung Nederlandsche Handel Maatschappij N.V d. Perusahaan KLM.

b. Bank Escompto

e. Perusahaan Philips. c.

Percetakan De Unie 5. 5. 5. 5. 5. Pembentukan Provinsi Irian Barat di Soasio Pembentukan Provinsi Irian Barat di Soasio Pembentukan Provinsi Irian Barat di Soasio Pembentukan Provinsi Irian Barat di Soasio Pembentukan Provinsi Irian Barat di Soasio Sesuai dengan programnya, kabinet Ali Sastroamijoyo membentuk pemerintahan sementara Irian Barat yang berkedudukan di Soasio, Maluku utara. Peresmian pembentukan provinsi Irian Barat dilakukan pada hari Ulang Tahun kemerdekaan Indonesia ke-11, yaitu pada tanggal 17 Agustus 1956. Provinsi Irian Barat tersebut meliputi wilayah Irian yang masih diduduki Belanda dan daerah Tidore, Oba, Weda, Patani, serta Wasile di Maluku Utara. Sultan Tidore Zainal Abidin Syah diangkat sebagai gubernur pertama pada bulan September 1956. 6. Pemutusan Hubungan Diplomatik 6. Pemutusan Hubungan Diplomatik 6. Pemutusan Hubungan Diplomatik 6. Pemutusan Hubungan Diplomatik 6. Pemutusan Hubungan Diplomatik Pada tanggal 17 Agustus 1960, pada hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-15, Presiden Sukarno mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda. Tindakan Presiden Sukarno tersebut merupakan jawaban atas sikap Belanda yang dianggap tidak menghendaki penyelesaian secara damai pengembalian Irian Barat kepada Indonesia, sebab: PERJUANGAN SECARA RADIKAL PERJUANGAN SECARA RADIKAL PERJUANGAN SECARA RADIKAL PERJUANGAN SECARA RADIKAL PERJUANGAN SECARA RADIKAL B BB BB Gambar 11.1 Gambar 11.1 Gambar 11.1 Gambar 11.1 Gambar 11.1 Presiden Soekarnosedang menandatangani pembatalan KMB Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Di unduh dari : Bukupaket.com IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0

a. Belanda mengirimkan kapal induk Karel Doorman ke Irian Barat melalui Jepang.

b. Belanda memperkuat Angkatan Udara dan Angkatan Darat di Irian Barat.

c. Belanda merencanakan pembentukan negara Papua di Irian Barat.

Setelah langkah diplomasi dan radikal belum berhasil, maka pemerintah memutuskan perjuangan bersenjata untuk merebut Irian Barat, yaitu dilakukan dengan cara-cara berikut. 1. P 1. P 1. P 1. P

1. Pembentukan T embentukan T

embentukan T embentukan T embentukan Tri Komando Rak ri Komando Rak ri Komando Rak ri Komando Rak ri Komando Rakyat yat yat yat yat Langkah tegas yang diambil pemerintah Indonesia dalam usaha pengembalian Irian Barat adalah dikeluarkannya komando yang dikenal dengan nama Tri Komando Rakyat Trikora. Trikora disampaikan oleh Presiden Sukarno pada tanggal 9 Desember 1961 di Yogyakarta. Adapun isi Tri Komando Rakyat adalah sebagai berikut. a. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda kolonial. b. Kibarkan sang Merah Putih di Irian Barat, tanah air Indonesia. c. Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa. 2. 2. 2. 2. 2. Pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat Pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat Pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat Pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat Pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Trikora, langkah pertama yang diambil pemerintah adalah membentuk suatu komando yang disebut sebagai Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pada tanggal 2 Januari 1962. Selaku Panglima Mandala ditunjuk Brigadir Jenderal Suharto Brigadir Jenderal Suharto Brigadir Jenderal Suharto Brigadir Jenderal Suharto Brigadir Jenderal Suharto dengan markas besar di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan. Pada tanggal 13 Januari 1962 Brigadir Jenderal Suharto dilantik dan pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Jenderal. Pada bulan yang sama juga ditetapkan susunan Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat dan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat sebagai berikut. a. a. a. a. a. Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat 1 Panglima BesarPanglima Tertinggi : Presiden Sukarno 2 Wakil Panglima Besar : Jenderal A.H. Nasution 3 Kepala Staf : Mayjen Achmad Yani b. b. b. b.

b. Susunan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat

Susunan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat Susunan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat Susunan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat Susunan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat 1 Panglima Mandala : Mayor Jenderal Suharto 2 Wakil Panglima I : Kolonel Laut Subono 3 Wakil Panglima II : Kolonel Udara Leo Wattimena 4 Kepala Staf Gabungan : Kolonel Achmad Tahir Sementara itu pada tanggal 15 Januari 1962, sebelum Komando Mandala menyelesaikan konsolidasinya telah terjadi Pertempuran Laut Aru. Pertempuran laut yang tidak seimbang itu terjadi antara tiga perahu Motor Torpedo Boat MTB yang tergabung dalam kesatuan Patroli Cepat, yakni RI Macan Tutul, RI Macan Kumbang yang sedang patroli rutin di laut Arafuru. Akhirnya MTB Macan Tutul terbakar dan tenggelam, hingga menyebabkan tewasnya Komodor Yos Sudarso dan Kapten Laut Wiratno beserta awak kapalnya. Untuk mengenang peristiwa tersebut setiap tanggal 15 Januari diperingati sebagai Hari Samudera..... PERJUANGAN SECARA BERSENJATA PERJUANGAN SECARA BERSENJATA PERJUANGAN SECARA BERSENJATA PERJUANGAN SECARA BERSENJATA PERJUANGAN SECARA BERSENJATA C CC CC Gambar 11.2 Gambar 11.2 Gambar 11.2 Gambar 11.2 Gambar 11.2 Komodor Yos Sudarso Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Di unduh dari : Bukupaket.com

Bab 11 Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat

2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 Operasi-operasi untuk membebaskan Irian Barat didasarkan atas instruksi Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat nomor 1 kepada Panglima Mandala dengan tugas sebagai berikut. a. Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi-operasi militer dengan tujuan mengembalikan wilayah Provinsi Irian Barat ke dalam kekuasaan negara RI.

b. Mengembangkan situasi militer di wilayah Provinsi Irian Barat.

Dalam rangka melaksanakan instruksi tersebut Panglima Mandala menyusun rencana melalui tiga tahap berikut. 1 Fase Infiltrasi Sampai Akhir Tahun 1962 Memasukkan sepuluh kompi ke sekitar sasaran-sasaran tertentu untuk menciptakan daerah de facto. Dalam hal ini perjuangan melibatkan peran serta rakyat Irian Barat. Operasi yang dilakukan dengan pendaratan melalui darat dan udara telah berhasil menyusupkan ABRI dan sukarelawan, antara lain: 1 Operasi Banteng di Fak-Fak dan Kaiman. 2 Operasi Naga di Merauke 2 Fase Eksploitasi Mulai Awal Tahun 1963 Mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan, menduduki semua pos pertahanan musuh yang vital. Dalam hal ini akan dilakukan operasi militer yang disebut Operasi Jayawijaya. c Fase Konsolidasi Mulai Awal Tahun 1964 Menegakkan kekuasaan secara penuh di seluruh Irian Barat. Ketegangan antara Indonesia dan Belanda terjadi pada fase infiltrasi. Oleh sebab itu untuk mencegah meletusnya pertempuran, atas prakarsa seorang diplomat Amerika Serikat bernama Ellsworth Bunker Ellsworth Bunker Ellsworth Bunker Ellsworth Bunker Ellsworth Bunker mengusulkan adanya penyelesaian damai. Karena diusulkan oleh Bunker, maka disebut sebagai Rencana Bunker. Adapun isi Rencana Bunker isi Rencana Bunker isi Rencana Bunker isi Rencana Bunker isi Rencana Bunker, antara lain: 1. Penyerahan pemerintahan Irian Barat kepada Indonesia melalui badan PBB yang disebut United Nations Temporary Executive Authority UNTEA.

2. Adanya Penentuan Pendapat Rakyat Pepera di Irian Barat.

Sebagai tindak lanjut Rencana Bunker pada tanggal 15 Agustus 1962 di New York diselenggarakan perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang disebut Persetujuan New York..... Adapun isi Persetujuan New York antara lain sebagai berikut. a. Sesudah disahkannya persetujuan Belanda-Indonesia, paling lambat pada tanggal 1 Oktober 1962 UNTEA akan berada di Irian Barat.

b. Pasukan Indonesia yang sudah berada di Irian Barat tetap tinggal di Irian Barat,

tetapi di bawah kekuasaan UNTEA.

c. Angkatan perang Belanda secara berangsur-angsur dipulangkan.

d. Antara Irian Barat dan daerah Indonesia lainnya berlaku lalu lintas bebas.

e. Mulai tanggal 31 Desember 1962 bendera Indonesia berkibar di samping bendera

PBB.

f. Paling lambat tanggal 1 Mei 1963 UNTEA harus menyerahkan Irian Barat kepada

Republik Indonesia. PERSETUJUAN NEW YORK PERSETUJUAN NEW YORK PERSETUJUAN NEW YORK PERSETUJUAN NEW YORK PERSETUJUAN NEW YORK D DD D D Di unduh dari : Bukupaket.com IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 Sebagai tindak lanjut Persetujuan New York, Irian Barat secara resmi masuk ke wilayah RI pada tanggal 1 Mei 1963. Serah terima dari UNTEA kepada Republik Indonesia dilakukan di Kota Baru Holandia. Pada masa transisi tersebut di Irian Barat dibentuk pasukan keamanan PBB dengan nama United Nations Security Force UNSF yang dipimpin oleh Brigjen Said Uddin Khan dari Pakistan. Selanjutnya pada tahun 1969 segera diselenggarakan “act of choice” atau Penentuan Pendapat Rakyat Pepera dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Tahap pertama dimulai tanggal 24 Maret 1969 berupa konsultasi dengan dewan-dewan kabupaten di Jayapura dan mengenai tata cara penyelenggaraan Pepera.

2. Tahap kedua segera dilaksanakan pemilihan anggota Dewan Musyawarah Pepera yang