Asas Pemilu Asas Pemilu Pengesahan Penyatuan Timor Timur ke dalam NKRI Pengesahan Penyatuan Timor Timur ke dalam NKRI

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX 2 2 6 2 2 6 2 2 6 2 2 6 2 2 6 Pembangunan dilaksanakan secara menyeluruh baik di pedesaan maupun di perkotaan, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Hal ini sesuai dengan Trilogi pembangunan yang merupakan landasan pelaksanaan setiap tahap Pelita. Isi Trilogi Pembangunan adalah sebagai berikut. a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, agar tercipta keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

c. Kestabilan nasional yang sehat dan dinamis.

Demokrasi Pancasila tersirat dalam sila keempat Pancasila dan salah satu perwujudan demokrasi tersebut adalah membentuk DPR dan MPR melalui pemilihan umum Pemilu. 1. 1. 1. 1.

1. TTTTTujuan P ujuan P

ujuan P ujuan P ujuan Pemilu emilu emilu emilu emilu Sebagai tindak lanjut dari tugas pokok Kabinet Pembangunan I adalah dilaksanakan kedaulatan rakyat melalui pemilihan umum yang diselenggarakan lima tahun sekali. Adapun tujuan umum pemilu di Indonesia adalah: a. melaksanakan kedaulatan rakyat b. melaksanakan hak-hak asasi warga negara c. memungkinkan terjadinya pergantian pemerintahan dengan aman dan tertib. Sedangkan tujuan khusus pemilu adalah untuk memilih anggota DPRD II, DPRD I, DPR, dan sekaligus mengisi keanggotaan MPR. Sedangkan tujuan pemilihan umum tahun 2004 adalah untuk memilih anggota DPRD II, DPRD I, DPR, DPD, dan memilih presiden serta wakil presiden. 2. 2. 2. 2.

2. Asas Pemilu Asas Pemilu

Asas Pemilu Asas Pemilu Asas Pemilu Pemilu diselenggarakan berdasarkan asas-asas berikut. a. Langsung Rakyat pemilih mempunyai hak suara untuk secara langsung memberikan suaranya, menuruti hati nuraninya tanpa perantara atau tanpa tingkatan. b. Umum Semua warga negara yang memenuhi persyaratan berhak memilih dan dipilih. Pemilih minimal berusia 17 tahun atau telah kawin, dan dipilih apabila minimal telah berusia 21 tahun c. Bebas Setiap warga negara yang berhak memilih, bebas melakukan pemilihan sesuai dengan hati nuraninnya tanpa adanya pengaruh, tekanan ataupun paksaan. d. Rahasia Dalam melakukan pemilihan tidak akan diketahui oleh siapapun dengan jalan apapun. 3. 3. 3. 3.

3. Peserta Pemilu Peserta Pemilu

Peserta Pemilu Peserta Pemilu Peserta Pemilu a. a. a. a.

a. Pemilu Tahun 1971

Pemilu Tahun 1971 Pemilu Tahun 1971 Pemilu Tahun 1971 Pemilu Tahun 1971 Pemilu tahun 1955 diikuti oleh lebih dari 30 partai politik, organisasi massa, dan perorangan. Pada masa Orde Baru, dari sekian banyak partai tersebut disederhanakan menjadi sembilan partai politik dan satu golongan karya. Dengan demikian pada Pemilu tahun 1971 diikuti oleh sepuluh kontestan, yaitu: PEMILIHAN UMUM PEMILIHAN UMUM PEMILIHAN UMUM PEMILIHAN UMUM PEMILIHAN UMUM EEEEE Di unduh dari : Bukupaket.com

Bab 13 Pemerintahan Orde Baru dan Terjadinya Reformasi

2 2 7 2 2 7 2 2 7 2 2 7 2 2 7 1 Partai Sarekat Islam Indonesia PSII 2 Partai Katholik 3 Partai Nadhatul Ulama NU 4 Partai Muslim Indonesia Parmusi 5 Golongan Karya Golkar 6 Partai Kristen Indonesia Parkindo 7 Partai Murba 8 Partai Nasional Indonesia PNI 9 Partai Islam Perti 10 Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia IPKI c. c. c. c. c. Pemilu Tahun 1977 sampai 1997 Pemilu Tahun 1977 sampai 1997 Pemilu Tahun 1977 sampai 1997 Pemilu Tahun 1977 sampai 1997 Pemilu Tahun 1977 sampai 1997 Untuk pelaksanaan pemilu tahun 1977, pemerintah Orde Baru menyederhanakan lagi keberadaan partai politik. Di antara sembilan partai, ada empat partai yang berdasarkan Islam, yaitu NU, PSII, Perti dan Parmusi, pada tanggal 5 Januari 1973 mengadakan fusi atau peleburan menjadi satu partai politik yang diberi nama Partai Persatuan Pembangunan PPP. Setelah empat partai Islam mengadakan fusi menjadi PPP, maka kelima partai nonIslam yaitu PNI, Parkindo, Partai Katholik, Partai Murba, dan IPKI pada tanggal 1 Januari 1973 melebur dalam satu partai dengan nama Partai Demokrasi Indonesia PDI. Dengan demikian mulai tahun 1977, 1982, 1987, 1992, 1997 Pemilu diikuti oleh tiga kontestan yaitu Partai Persatuan Pembangunan PPP, Golongan Karya Golkar, dan Partai Demokrasi Indonesia PDI. Sesuai dengan politik dekolonisasi, Gubernur Portugal di Timor Timur Kolonel Fernando Alves Aldeia mengumumkan bahwa Portugis akan mengadakan referendum pemilihan umum di Timor Timur. Untuk persiapan, maka rakyat diberi kebebasan membentuk partai- partai. Oleh karena itu berdirilah tiga partai politik antara lain: UDT, ASDT, AITI Keinginan rakyat Timor Timur untuk bersatu dengan Indonesia dituangkan dalam petisi Rakyat Timor Timur yang disampaikan kepada pemerintah Republik Indonesia. Petisi ini ditandatangani oleh gubernur PSTT dan ketua DPR Timor Timur pada tanggal 31 Mei 1976. Isinya mendesak pemerintah Republik Indonesia agar dalam waktu yang sesingkat- singkatnya menerima dan mengesahkan integrasi rakyat dan wilayah Timor Timur ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sepenuhnya tanpa referendum. Pada tanggal 7 Juni 1976 Petisi Rakyat Timor Timur itu diterima oleh Presiden Suharto di Jakarta. 1. 1. 1. 1.

1. Pengesahan Penyatuan Timor Timur ke dalam NKRI Pengesahan Penyatuan Timor Timur ke dalam NKRI

Pengesahan Penyatuan Timor Timur ke dalam NKRI Pengesahan Penyatuan Timor Timur ke dalam NKRI Pengesahan Penyatuan Timor Timur ke dalam NKRI Pada tanggal 22 Juni 1976 pemerintah Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden Keppres RI No. 113 tahun 1976 tentang pembentukan delegasi Pemerintah Republik Indo- nesia ke Timor Timur. Tugasnya adalah menyaksikan dan berusaha mengetahui kenyataan yang sebenarnya tentang kehendak rakyat Timor Timur. Pada tanggal 23 Juni 1976, Presiden Suharto mengirimkan delegasi pemerintah Republik Indonesia ke Timor Timur. Delegasi berjumlah 36 orang, ditambah 11 perwakilan asing, dan 40 orang wartawan dalam dan luar negeri, di bawah pimpinan Menteri Dalam Negeri, Amir Machmud. Gambar 13.4 Gambar 13.4 Gambar 13.4 Gambar 13.4 Gambar 13.4 Tanda gambar pemilu tahun 1971 Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka INTEGRASI TIMOR TIMUR KE WIL INTEGRASI TIMOR TIMUR KE WIL INTEGRASI TIMOR TIMUR KE WIL INTEGRASI TIMOR TIMUR KE WIL INTEGRASI TIMOR TIMUR KE WILA AA AAYYYYYAH RI DAN LEP AH RI DAN LEP AH RI DAN LEP AH RI DAN LEP AH RI DAN LEPASNY ASNY ASNY ASNY ASNYA DARI RI A DARI RI A DARI RI A DARI RI A DARI RI FFFFF Di unduh dari : Bukupaket.com IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX 2 2 8 2 2 8 2 2 8 2 2 8 2 2 8 Selesai melaksanakan tugasnya, pada tanggal 26 Juni 1976 delegasi itu menyampaikan laporan kepada Presiden RI yang pada dasarnya menyatakan bahwa rakyat Timor Timur dengan penuh keyakinan dan kesadaran menghendaki berintegrasi dengan Indonesia, tanpa referendum, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Setelah menerima laporan delegasi yang meyakinkan itu, pada tanggal 3 Juni 1976 pemerintah RI menyampaikan Rancangan Undang-Undang RUU kepada DPR RI untuk mendapatkan persetujuan. Pada tanggal 15 Juli 1976 RUU itu mendapat persetujuan dari DPR RI. Selanjutnya pada tanggal 17 Juli 1976 Presiden mengesahkan dan mengundangkan mengumumkan RUU menjadi Undang-Undang No. 7 tahun 1976 tentang Pengesahan Penyatuan Timor Timur ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I Timor Timur. Pada tanggal itu juga UU tersebut disampaikan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Timor Timur, Arnaldo Dos Reis Araujo. Arnaldo Dos Reis Araujo. Arnaldo Dos Reis Araujo. Arnaldo Dos Reis Araujo. Arnaldo Dos Reis Araujo. Timor Timur menjadi provinsi ke-27 dalam lingkungan negara Kesatuan Republik Indonesia, selanjutnya dikukuhkan dengan suatu ketetapan, yakni Ketetapan MPR No.VIMPR1978 Ketetapan MPR No.VIMPR1978 Ketetapan MPR No.VIMPR1978 Ketetapan MPR No.VIMPR1978 Ketetapan MPR No.VIMPR1978 2. 2. 2. 2.

2. Timor Timur Lepas dari NKRI Timor Timur Lepas dari NKRI