Pembentukan Lembaga-Lembaga Tinggi Negara Pembentukan Lembaga-Lembaga Tinggi Negara

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX 5 2 5 2 5 2 5 2 5 2 Untuk mengimbangi hal tersebut, sekelompok wartawan membentuk Barisan Pendukung Soekarnoisme BPS yang bertujuan mempertahankan Pancasila. Nama badan ini dikaitkan dengan nama Presiden Soekarno dengan harapan agar Presiden Soekarno tertarik dan ikut membela Pancasila sehingga presiden dapat segera mengambil tindakan yang tegas terhadap PKI. Namun, kenyataannya lain. Presiden berhasil dipengaruhi PKI, bahkan BPS dilarang dan dibubarkan presiden. 2. 2. 2. 2.

2. Pembentukan Lembaga-Lembaga Tinggi Negara Pembentukan Lembaga-Lembaga Tinggi Negara

Pembentukan Lembaga-Lembaga Tinggi Negara Pembentukan Lembaga-Lembaga Tinggi Negara Pembentukan Lembaga-Lembaga Tinggi Negara a. a. a. a.

a. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara MPRS

Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara MPRS Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara MPRS Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara MPRS Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara MPRS MPRS dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959. Anggota MPRS terdiri dari anggota DPR sebanyak 261 orang, utusan daerah 94 orang, dan wakil golongan sebanyak 200 orang. Ketua MPRS adalah Chaerul saleh. Para anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh presiden dengan syarat-syarat sebagai berikut. 1 Setuju kembali kepada UUD 2 Setia kepada perjuangan Republik Indonesia 3 Setuju kepada manifesto politik b. b. b. b. b. Dewan Pertimbangan Agung Sementara DPAS Dewan Pertimbangan Agung Sementara DPAS Dewan Pertimbangan Agung Sementara DPAS Dewan Pertimbangan Agung Sementara DPAS Dewan Pertimbangan Agung Sementara DPAS DPAS dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No. 3 Tahun 1959. Ketua DPAS adalah Presiden Sukarno sedangkan wakilnya adalah Ruslan Abdulgani. Tugas DPAS antara lain memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan mengajukan usul kepada pemerintah. c. c. c. c. c. Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong DPR-GR Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong DPR-GR Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong DPR-GR Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong DPR-GR Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong DPR-GR Melalui Penpres No. 4 Tahun 1960 pemerintah membentuk DPR-GR. Pembentukan DPR- GR ini merupakan pengganti dari DPR hasil pemilihan umum tahun 1955 yang dibubarkan oleh pemerintah pada tahun 1960. Latar belakang pembubaran DPR tersebut karena DPR tidak menyetujui RAPBN yang diajukan oleh pemerintah. d. d. d. d. d. Pembentukan Front Nasional Pembentukan Front Nasional Pembentukan Front Nasional Pembentukan Front Nasional Pembentukan Front Nasional Berdasarkan Penpres No. 13 Tahun 1959 pemerintah membentuk Front Nasonal. Lembaga ini merupakan organisasi massa yang bertujuan menyatukan segala bentuk potensi nasional menjadi satu kekuatan menyukseskan pembangunan nasional. Front Nasional diketuai oleh Presiden Sukarno dan memiliki tugas sebagai berikut. 1 Menyelesaikan revolusi nasional Indonesia. 2 Melaksanakan pembangunan semesta nasional. 3 Mengembalikan Irian barat ke dalam wilayah Republik Indonesia. e. e. e. e. e. Pembentukan Badan Pengawas Kegiatan Aparatur Negara BPKAN Pembentukan Badan Pengawas Kegiatan Aparatur Negara BPKAN Pembentukan Badan Pengawas Kegiatan Aparatur Negara BPKAN Pembentukan Badan Pengawas Kegiatan Aparatur Negara BPKAN Pembentukan Badan Pengawas Kegiatan Aparatur Negara BPKAN BPKAN diketuai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Pelantikan lembaga ini dilakukan pada tanggal 15 Agustus 1959. f. f. f. f. f. Pembentukan Depernas Pembentukan Depernas Pembentukan Depernas Pembentukan Depernas Pembentukan Depernas Depernas diketuai oleh Mr. Moh. Yamin dan dilantik pada tanggal 15 Agustus 1959. Sejak tahun 1963 Depernas diganti dengan Badan Perancang Pembangunan Nasional Bappenas dan ketuanya dijabat oleh presiden. Tugas Bappenas antara lain: 1 menyusun rencana pembangunan dan mengawasi jalannya pembangunan 2 menilai hasil kerja presiden sebagai mandataris MPRS. 3. 3. 3. 3.

3. Penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 Penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945