IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX
2 1 0 2 1 0
2 1 0 2 1 0
2 1 0
Pada tanggal 15 Februari 1958, Letkol Achmad Husein memproklamasikan berdirinya PRRI di Sumatera Barat dan segera membentuk kabinet dengan Perdana Menteri Syafrudin
Prawiranegara. Selanjutnya pemerintah mengadakan usaha-usaha penumpasan dengan mengadakan operasi militer sebagai berikut.
1.
Operasi Tegas dipimpin oleh Letnan Kaharudin Nasution. 2.
Operasi 17 Agustus dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani. 3.
Operasi Saptamarga dipimpin oleh Brigadir Jenderal Djatikusumo. 4.
Operasi Sadar dipimpin oleh Letkol Dr. Ibnu Sutowo. Akhirnya Letkol Achmad Husein beserta pengikutnya menyerah pada tanggal 29 Mei
1961.
Pemberontakan ini meletus di Indonesia bagian timur yaitu Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah yang sebelumnya sudah dibentuk Dewan Manguni. Pelopornya adalah Kolonel
Kolonel Kolonel
Kolonel Kolonel
Vence Sumual. Vence Sumual.
Vence Sumual. Vence Sumual.
Vence Sumual. Pada tanggal 1 Maret 1957 Vence Sumual memproklamasikan berdirinya Permesta, sedangkan pada tanggal 17 Februari 1958 Letkol D.J.Somba
Letkol D.J.Somba Letkol D.J.Somba
Letkol D.J.Somba Letkol D.J.Somba, Komandan Daerah
Militer Sulawesi Utara dan Tengah menyatakan diri putus dengan pemerintaha pusat dan mendukung PRRI.
Usaha untuk mencegah dan menumpas pemberontakan Permesta dengan cara sebagai berikut.
1.
Usaha damai dengan mengirim misi yang dipimpin oleh Maengkom. 2.
Membentuk Operasi Merdeka di bawah pimpinan Letkol Rukminto Hendraningrat. Operasi ini terdiri dari beberapa bagian yaitu: Operasi Saptamarga I-IV dan Operasi
Mena I-II. a.
Operasi Saptamarga I dipimpin oleh Letkol Sumarsono dengan daerah sasaran Sulawesi Utara bagiah Tengah.
b. Operasi Saptamarga II dipimpin oleh Letkol Agus Prasmono dengan sasaran
Sulawesi Utara bagian Selatan.
c. Operasi saptamarga III dipimpin oleh Letkol Magenda dengan sasaran kepulauan
sebelah utara Manado.
d. Operasi Saptamarga IV dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat dengan
sasaran Sulawesi Utara.
e. Operasi Mena I dipimpin oleh Letkol Pieters dengan sasaran Jailolo.
f. Operasi Mena II dipimpin oleh Letkol KKO Hunholz untuk merebut Bandara Morotai
di sebelah utara Halmahera.
Sistem pemerintahan demokrasi terpimpin memberi peluang PKI untuk memperkuat posisinya di segala bidang. Setelah posisinya kuat maka PKI dengan G 30 SPKI mengadakan
pemberontakan.
1. Masa Pra G 30 SPKI 1. Masa Pra G 30 SPKI
1. Masa Pra G 30 SPKI 1. Masa Pra G 30 SPKI
1. Masa Pra G 30 SPKI
Pada masa demokrasi terpimpin lembaga-lembaga negara harus berintikan Nasakom, maka telah terjadi penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945. Ditetapkannya Manipol
sebagai satu-satunya revolusi Indonesia, akhirnya dimanfaatkan oleh PKI untuk mengesampingkan Pancasila seperti yang dinyatakan oleh pimpinan PKI. D.N. Aidit bahwa
PEMBERONT PEMBERONT
PEMBERONT PEMBERONT
PEMBERONTAKAN PIAGAM PERJUANGAN RAKY AKAN PIAGAM PERJUANGAN RAKY
AKAN PIAGAM PERJUANGAN RAKY AKAN PIAGAM PERJUANGAN RAKY
AKAN PIAGAM PERJUANGAN RAKYA AA
AAT SEMEST T SEMEST
T SEMEST T SEMEST
T SEMESTA PERMEST A PERMEST
A PERMEST A PERMEST
A PERMESTA A
A A
A
G GG
G G
PEMBERONTAKAN G 30 SPKI PEMBERONTAKAN G 30 SPKI
PEMBERONTAKAN G 30 SPKI PEMBERONTAKAN G 30 SPKI
PEMBERONTAKAN G 30 SPKI
H H
H H
H
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 12 Berbagai Peristiwa Tragedi Nasional
2 1 1 2 1 1
2 1 1 2 1 1
2 1 1
“Pancasila dibutuhkan hanya alat pemersatu. Jika rakyat sudah bersatu, maka Pancasila tidak diperlukan lagi “. Dengan pernyataan tersebut, jelas bahwa PKI bertujuan menggeser
dasar negara Pancasila dan menggantikan dengan dasar komunisme. PKI kemudian semakin giat menyusun kekuatan untuk mempersiapkan pemberontakan dan pengkhianatan.
Persiapan-persiapan dilakukan baik ke dalam maupun ke luar. Tindakan ke luar negeri berusaha untuk membelokkan politik luar negeri yang bebas dan aktif yang condong ke blok
komunis, sedangkan tindakan ke dalam negeri meliputi berbag bidang., a.
a. a.
a. a.
Bidang Politik dan Militer Bidang Politik dan Militer
Bidang Politik dan Militer Bidang Politik dan Militer
Bidang Politik dan Militer 1
TNI dipandang PKI sebagai penghalang utama dalam mencapai tujuannya, maka PKI mengadakan pengacauan-pengacauan terhadap rakyat yang dikenal dengan aksi
sepihak. Hal ini dilakukan untuk menguji kekuatan TNI. Aksi sepihak ini dilakukan ormas PKI yaitu Barisan Tani Indonesia BTI di Boyolali Jawa Tengah dan di Bandar
Besty Sumatra Timur dengan merampas tanah-tanah milik orang lain dan dibagikan kepada anggota BTI Land Reform
Land Reform Land Reform
Land Reform Land Reform. Aksi ini menimbulkan keributan dan kerusuhan di
masyarakat, sehingga TNI dan polisi mengambil tindakan tegas untuk meredakan kerusuhan.
2 PKI mengusulkan kepada pemerintah untuk membentuk angkatan kelima, di samping
keempat angkatan dalam ABRI yang telah ada AD, AL, AU dan kepolisian. Angkatan kelima terdiri atas anggota-anggota organisasi massa yang dipersenjatai. Tujuannya
jelas, agar PKI mempunyai kekuatan bersenjata untuk menandingi ABRI. Usul PKI ini ditolak oleh ABRI, maka usaha PKI gagal.
3 PKI berusaha menghancurkan lawan-lawan politiknya. Di antara partai-partai politik
yang masih berani menghadapi teror PKI adalah Partai Murba. PKI berhasil mempengaruhi presiden, sehingga Partai Murba dibubarkan 1964. Di samping itu PKI
berhasil memecah belah PNI yaitu: a
PNI yang dipimpin oleh Ali Sastroamijoyo dan Ir. Surakhman merupakan PNI yang terpengaruh oleh PKI.
b PNI yang dipimpin oleh Osa Maliki dan Prof. Usep Ranawijaya merupakan PNI
yang berhaluan marhaenis sejati.
4 PKI mengajukan tuntutan kepada presiden untuk membentuk kabinet Nasakom.
Tuntutan itu dikabulkan, namun orang-orang PKI tidak memegang suatu departemen. Mereka hanya sebagai menteri negara menteri tanpa potofolio.
5 Di bidang militer PKI berusaha untuk mendoktrinasikan perwira-perwira dengan ajaran
komunisme dan menyusup di kalangan ABRI.
6 PKI menyebarkan isu tentang “Dewan Jenderal” yang akan memberontak terhadap
pemerintah.
7 PKI mengadakan latihan militer yang diikuti oleh Pemuda Rakyat dan Gerwani
b. b.
b. b.
b. Bidang Sosial dan Budaya
Bidang Sosial dan Budaya Bidang Sosial dan Budaya
Bidang Sosial dan Budaya Bidang Sosial dan Budaya
Dalam bidang sosial dan budaya, PKI berusaha mendominasi kegiatan-kegiatan dengan
mendirikan organisasi massa, di antaranya adalah : 1
Lembaga Kebudayaan Rakyat Lekra Lekra adalah lembaga kesenian yang dibentuk oleh PKI dalam rangka menanamkan
ajaran-ajaran komunis.
2 Pemuda Rakyat PR
3 Gerakan Wanita Indonesia Gerwani
4 Barisan Tani Indonesia BTI
Di unduh dari : Bukupaket.com
IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX
2 1 2 2 1 2
2 1 2 2 1 2
2 1 2
2. 2.
2. 2.
2. Masa Meletusnya G 30 SPKI Masa Meletusnya G 30 SPKI
Masa Meletusnya G 30 SPKI Masa Meletusnya G 30 SPKI
Masa Meletusnya G 30 SPKI
Pada hari Kamis malam, tanggal 30 September 1965 PKI mulai melancarkan gerakan perebutan kekuasaan dengan nama Gerakan 30 September atau kemudian dikenal dengan
G 30 SPKI. Gerakan PKI secara militer dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung Sutopo,
Letnan Kolonel Untung Sutopo, Letnan Kolonel Untung Sutopo,
Letnan Kolonel Untung Sutopo, Letnan Kolonel Untung Sutopo,
komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa, yaitu pasukan pengawal presiden dan mulai bergerak dini hari tanggal 1 Oktober 1965. Enam orang perwira tinggi dan seorang perwira
pertama Angkatan Darat dibunuh dan atau diculik dari tempat kediaman masing-masing. Mereka diculik kemudian dibunuh secara kejam oleh anggota-anggota Pemuda Rakyat,
Gerwani, dan ormas PKI yang telah menunggu di Lubang Buaya, sebuah desa yang terletak di sebelah selatan lapangan terbang Halim Perdanakusumah, Jakarta. Bersama-sama dengan
para korban lainnya yang telah dibunuh di tempat kediaman mereka, jenazah dimasukkan ke dalam sebuah lubang sumur tua di desa tersebut.
Keenam perwira tinggi tersebut adalah sebagai berikut. a.
Letnan Jenderal Ahmad Yani. b.
Mayor Jenderal R. Soeprapto. c.
Mayor Jenderal Haryono Mas Tirtodarmo. d.
Mayor Jenderal Suwondo Parman. e.
Brigade Jenderal DI Panjaitan. f.
Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.
Gambar 12.4 Gambar 12.4
Gambar 12.4 Gambar 12.4
Gambar 12.4 Dari kiri ke kanan, Letjen Ahmad Yani, Mayjen Suprapto, Mayjen M.T. Haryono, Mayjen S. Parman, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, Brigjen DI Panjaitan, Lettu Pierre Tendean, Brigradir Polisi
Karel Satsuit Tubun, Kolonel Katamso, Letkol Sugiyono. Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka
Jenderal Abdul Haris Nasution, pada waktu itu Menteri Kompartemen HankamKepala Staf Angkatan Bersenjata, yang menjadi sasaran utama berhasil meloloskan diri dari usaha
penculikan, tetapi putri beliau, Ade Irma Suryani
Ade Irma Suryani Ade Irma Suryani
Ade Irma Suryani Ade Irma Suryani Nasution
Nasution Nasution
Nasution Nasution, tewas akibat tembakan-tembakan
para penculik. Letnan Satu Piere Letnan Satu Piere
Letnan Satu Piere Letnan Satu Piere
Letnan Satu Piere Tendean Tendean
Tendean Tendean
Tendean, ajudan Jenderal A.H. Nasution adalah perwira pertama juga menjadi korban dalam peristiwa ini. Dalam usaha penculikan tersebut, tewas
pula Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun, pengawal rumah Wakil Perdana Menteri II Dr.J.Leimena yang berdampingan dengan rumah Jenderal A.H. Nasution. Bersama pengawal-
pengawal lainnya, Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun
Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun
Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun mengadakan perlawanan ketika
mereka akan diamankan para penculik sebelum memasuki rumah Jenderal A.H. Nasution.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 12 Berbagai Peristiwa Tragedi Nasional
2 1 3 2 1 3
2 1 3 2 1 3
2 1 3
PKI dengan G 30 SPKI-nya dalam usaha melumpuhkan kekuatan ABRI di Jawa Tengah, terutama TNI-AD juga mengadakan gerakan yang sama menculik pimpinan teras TNI-AD
di Jawa Tengah. Komando Korem 072 dan Kepala Staf Korem 072, Kolonel Katamso
Kolonel Katamso Kolonel Katamso
Kolonel Katamso Kolonel Katamso
Dharmokusumo Dharmokusumo
Dharmokusumo Dharmokusumo
Dharmokusumo dan Letnan Kolonel Sugiyono Letnan Kolonel Sugiyono
Letnan Kolonel Sugiyono Letnan Kolonel Sugiyono
Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto, Mangunwiyoto,
Mangunwiyoto, Mangunwiyoto,
Mangunwiyoto, diculik di rumah dan di markas Korem 072 Yogyakarta. Kedua tokoh TNI tersebut kemudian dibawa ke markas
batalyon “L” di desa Kentungan sebelah utara kota Yogyakarta. Setelah disiksa secara keji dan biadab tanpa mengenal nilai kemanusiaan akhirnya dibunuh.
Pada Jumat pagi, tanggal 1 Oktober 1965, “Gerakan 30 September “, telah berhasil menguasai dua buah sarana komunikasi yang vital, yaitu studio RRI pusat dan kantor PN
Telekomunikasi, Jakarta. Melalui RRI tersebut G 30 SPKI mengumumkan beberapa hal di antaranya adalah sebagai berikut.
a.
Pada pukul 07.20 dan diulang pada pukul 08.15, disiarkan pengumuman tentang Gerakan 30 September telah melakukan tindakan yang ditujukan kepada “Jenderal-
jenderal anggota Dewan Jenderal yang akan mengadakan perebutan kekuasaan terhadap pemerintah”.
b. Siang harinya, pukul 13.00 kembali disiarkan sebuah dekrit tentang pembentukan Dewan
Revolusi di pusat dan di daerah-daerah serta pendemisioneran kabinet Dwikora......
c. Pada pukul 14.00 diumumkan susunan Dewan Revolusi yang terdiri dari 45 orang dan
diketuai oleh Letkol Untung Sutopo.
3. 3.
3. 3.
3. Masa Pasca G 30 SPKI Masa Pasca G 30 SPKI
Masa Pasca G 30 SPKI Masa Pasca G 30 SPKI
Masa Pasca G 30 SPKI
Karena Presiden Sukarno berada di lapangan terbang Halim Perdanakusuma yang dikuasai Gerakan 30 September, sehingga tidak dapat dimintai atas petunjuk atau
pemerintahannya, maka Panglima Kostrad memutuskan untuk segera menumpas gerakan. Keputusan tersebut diambil dengan keyakinan bahwa Gerakan 30 September pada
hakikatnya adalah suatu pemberontakan, terutama setelah adanya siaran pengumuman dekrit Dewan Revolusi dan pendemisioneran Kabinet Dwikora melalui radio.
4. Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban 4. Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
4. Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban 4. Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
4. Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
Operasi militer dimulai pada sore hari tanggal 1 Oktober 1965 1 Oktober 1965
1 Oktober 1965 1 Oktober 1965
1 Oktober 1965 pukul 19.00 ketika pasukan RPKAD di bawah pimpinan Komandannya Kolonel Sarwo Edhie Wibowo
Kolonel Sarwo Edhie Wibowo Kolonel Sarwo Edhie Wibowo
Kolonel Sarwo Edhie Wibowo Kolonel Sarwo Edhie Wibowo
menerima perintah dari Panglima Kostrad untuk merebut kembali studio RRI Pusat dan kantor pusat Telekomunikasi. Hanya dalam waktu kurang lebih 20 menit, dua pusat
komunikasi vital tersebut dapat direbut dan beberapa saat kemudian Mayor Jenderal Soeharto selaku pimpinan sementara Angkatan Darat telah mengumumkan lewat RRI.
Isi pengumuman yang disampaikan Mayjen Suharto antara lain: a.
Adanya perebutan kekuasaan terhadap pemerintah oleh Gerakan 30 September. b.
Gerakan 30 September telah menculik enam perwira tinggi Angkatan Darat. c.
Bahwa Presiden Sukarno dan Menko HankamKasad A.H. Nasution dalam keadaan dan sehat.
d. Rakyat dianjurkan untuk tetap tenang dan waspada.
Sore hari tanggal 2 Oktober 1965
2 Oktober 1965 2 Oktober 1965
2 Oktober 1965 2 Oktober 1965 setelah berhasil menguasai kembali keadaan kota
Jakarta, Mayor Jenderal Soeharto menemui Presiden di Istana Bogor. Dalam pertemuan tersebut Presiden memutuskan untuk secara langsung memegang tampuk pimpinan
Angkatan Darat, yang semenjak tanggal 1 Oktober 1965 untuk sementara dipegang Mayor Jenderal Soeharto. Sebagai pelaksana harian Presiden menunjuk Mayor Jenderal Pranoto
Reksosamudro. Untuk menyelenggarakan pemulihan keamanan-ketertiban seperti sedia kala ditunjuk Mayor Jenderal Soeharto, Panglima Kostrad.
Di unduh dari : Bukupaket.com
IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX
2 1 4 2 1 4
2 1 4 2 1 4
2 1 4
Keputusan di atas disiarkan oleh Presiden dalam pidato melalui RRI Pusat Jakarta, pada dini hari pukul 01.30 tanggal 3 Oktober 1965.
Pengangkatan Mayor Jenderal Soeharto sebagai Panglima Operasi Keamanan dan Ketertiban serta pembentukan Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
Kopkamtib kemudian diatur dengan keputusan Presiden Pangti ABRIKOTI Nomor 142 KOTI1965 tanggal 1 November 1965, Nomor 165KOTI1965 tanggal 12 November 1965
dan Nomor 179KOTI1965 tanggal 6 Desember 1965.
Tugas Pokok Kopkamtib Tugas Pokok Kopkamtib
Tugas Pokok Kopkamtib Tugas Pokok Kopkamtib
Tugas Pokok Kopkamtib adalah memulihkan keamanan dan ketertiban dari akibat- akibat peristiwa Gerakan 30 September serta menegakkan kembali kewibawaan Pemerintah
pada umumnya dengan jalan operasi fisik, militer, dan mental.
Operasi-operasi penumpasan segera dilancarkan baik di Jakarta maupun di daerah- daerah, terutama di Jawa Tengah. Di samping RPKAD, penumpasan G 30 SPKI di Jakarta
dibantu oleh Batalyon Para KujangSiliwangi. Sedangkan penumpasan G 30 SPKI di Jawa Tengah dipimpin oleh Panglima Kodam VIIDiponegoro Suryo Sumpeno. Dalam operasi
militer Panglima Kodam VII Diponegoro memerintahkan komandan-komandan kesatuan yang berada di Magelang yang terdiri dari satuan-satuan Kavaleri, Zeni Tempur, Artileri
Medan, dan Infanteri untuk mengadakan penyerbuan ke Semarang dan kota-kota lain di Jawa Tengah. Dalam usaha penumpasan gerakan pemberontakan ini, di mana-mana TNI
mendapat bantuan dari rakyat dan bekerja sama dengan organisasi-organisasi politik dan organisasi-organisasi massa yang setia kepada Pancasila.
5. Pengambilan Jenazah Para Korban G 30 SPKI di Lubang Buaya 5. Pengambilan Jenazah Para Korban G 30 SPKI di Lubang Buaya