Militerisme Jepang Militerisme Jepang

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX 1 8 1 8 1 8 1 8 1 8 Pada tahun 1929 Musollini berhasil menyelesaikan suatu masalah yang telah lama ditangguhkan penyelesaiannya, yaitu berhubungan dengan Sri Paus. Usaha damai dengan Sri Paus selaku kepala Gereja Katholik Roma mencapai kata sepakat sebagai berikut. a. Sri Paus diakui kedaulatannya sebagai kepala gereja yang bertahta di Vatikan. b. Agama Katholik Roma diakui sebagai agama negara Italia dan diwajibkan diajarkan di sekolah.

c. Sri Paus mengakui pemerintah kerajaan Italia.

Penyelesaian masalah gereja ini ternyata menguntungkan kedudukan Musollini. Sebagai salah satu bagian dari programnya, Musolini menjalankan politik luar negeri yang lebih agresif. Pada tahun 1935 Musollini merebut Abessinia atau Ethiopia dari Kaisar Haille Selassi. Di samping itu Albania juga direbut oleh Musollini, Raja Zogu diusirnya dan tahta kerajaan diberikan kepada Victor Emmanuel, Raja Italia pada tahun 1939. Sebelumnya pada tahun 1937 Italia menerima baik uluran tangan Jerman untuk mengadakan perjanjian persahabatan yang erat. Hubungan ini agak goyah ketika pada tahun 1938 Jerman menduduki Austria. Tetapi akhirnya Hitler dapat meyakinkan Musollini, bahwa tindakannya itu tidak akan menggangu kedaulatan Italia. Demikianlah seperti Jerman pada masa Hitler, maka Italia pada masa Musollini mengalami kemajuan pesat di bawah rezim totaliter yang akan membawa Italia ke arah bencana Perang Dunia II. 3. 3. 3. 3.

3. Militerisme Jepang Militerisme Jepang

Militerisme Jepang Militerisme Jepang Militerisme Jepang Kemajuan Jepang tampak sejak zaman Restorasi Meiji pada tahun 1868. Tokoh pembaharu Jepang ini adalah Mutsuhito atau Meiji Tenno. Ia mengadakan pembaharuan dalam berbagai bidang. Salah satu di antaranya adalah bidang militer. Ia memperbarui susunan Angkatan Darat dan Angkatan Laut yang mencontoh keadaan Jerman. Namun dalam Perang Dunia I Jepang ikut berperang melawan Jerman. Perang ini memberi kesempatan yang baik untuk merebut daerah jajahan Jerman di Cina, yang akan dibangun pangkalan di daratan Cina. Setelah Perang Dunia I selesai, Jepang sebagai negara yang ikut menang perang mendapat beberapa keuntungan berupa beberapa pulau bekas jajahan Jerman di Samudera Pasifik. Dengan demikian Jepang menjadi saingan berat bagi negara-negara Barat di Asia, karena hasil industrinya yang membanjiri pasaran Asia dan pengaruhnya di Benua Asia semakin bertambah. Meskipun Jepang mempunyai daerah jajahan di Korea, namun hal itu belumlah mencukupi. Oleh karena itu Jepang yang merupakan negara imperalis modern satu-satunya di timur jauh, berkeinginan untuk mempunyai jajahan luas di Asia. Pada tahun 1927 Baron Tanaka menjadi Perdana Menteri Jepang. Ia adalah ahli siasat militer yang sudah banyak pengalaman menghadapi Rusia. Kepada Kaisar Jepang disampaikannya rencana ekspansi Jepang untuk menguasai seluruh Asia Timur. Menurut Tanaka untuk dapat menguasai Cina lebih dahulu harus menguasai Mansyuria dan Mongolia. Apabila Jepang sudah dapat menguasai seluruh daratan Cina, semua negeri- negeri lainnya dan negara-negara di sekitar Asia Selatan akan menyerah kepada Jepang. Bahkan negara-negara besar di Eropa tidak akan berani mengganggu kedaulatan Jepang di Asia Timur. Gambar 2.2 Gambar 2.2 Gambar 2.2 Gambar 2.2 Gambar 2.2 Bendera Hinomaru Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Di unduh dari : Bukupaket.com Bab 2 Perang Dunia II serta Pengaruhnya terhadap Keadaan Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Politik di Indonesia 1 9 1 9 1 9 1 9 1 9 Pada tahun 1931 Jepang merasa sudah dapat menyaingi industri di Eropa. Bahkan mampu menguasai seluruh Mansyuria. Dengan keadaan semacam itu, maka Jepang berani menyambut protes LBB dengan pernyataan keluar dari LBB. Pada tahun 1936 Jepang bersama-sama dengan Jerman dan Italia membentuk “Anti Komintern Pact” dengan maksud untuk menghancurkan komunisme. Kemudian Jepang tidak kuat menahan sikap agresifnya. Oleh karena itu setelah menyerbu Cina Utara, pecahlah Perang Cina-Jepang pada tahun 1937. Perang tersebut menggoncangkan suasana di daerah Pasifik, sehingga masing-masing negara di Pasifik mulai memperkuat kedudukannya. Tanda-tanda akan meletusnya Perang Pasifik mulai tampak nyata. Negara-negara Barat semakin cemas terhadap tindakan Jepang. Oleh bangsa Barat, Jepang dianggap sebagai “bahaya kuning” artinya bahaya orang Jepang yang menyaingi industri Barat. Lebih-lebih ketika Jenderal Tojo mulai memegang pemerintahan militer di Jepang pada tahun 1941. Perang Dunia II sesungguhnya merupakan lanjutan dari Perang Dunia I. Hakikat dari Perang Dunia II juga merupakan persaingan antara kaum imperialisme muda yang sedang tumbuh berkembang dengan kaum imperialisme tua yang telah mempunyai kedudukan yang mantap. 1. 1. 1. 1.

1. Sebab-Sebab Umum T Sebab-Sebab Umum T