Landasan tetap, terdiri dari:

Bab 13 Pemerintahan Orde Baru dan Terjadinya Reformasi

2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3

6. Ketetapan MPRS No. XVIIMPRS1966, tentang Pemimpin Besar Revolusi.

7. Ketetapan MPRS No. XXMPRS1966, tentang sumber tertib hukum Republik Indone-

sia dan tata urutan petraturan perundang-undangan Republik Indonesia.

8. Ketetapan MPRS No. XXVMPRS1966, tentang pembubaran PKI dan pernyataan

bahwa PKI sebagai organisasi terlarang di seluruh wilayah negara Republik Indonesia.

9. Ketetapan MPRS No. XXIXMPRS1966, tentang pahlawan Ampera

10. Ketetapan MPRS No. XXXMPRS1966, tentang pencabutan bintang mahaputra kelas III dari D.N. Aidit.

Perubahan politik penting mulai terjadi sejak Letnan Jenderal Suharto diberi tugas untuk membentuk Kabinet Ampera. Hal ini merupakan awal terjadinya dualisme kepemimpinan nasional. Pada awal pembentukan kabinet Presiden Sukarno masih tetap memegang kekuasaan pemerintahan dan kepala negara, namun mulai tanggal 11 Oktober 1966, Presiden Sukarno hanya sebagai kepala negara dan Letjen Suharto sebagai kepala pemerintahan. Sejak dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret 1966, tatanan perikehidupan rakyat, bangsa dan negara dilaksanakan atas dasar kemurnian Pancasila dan UUD 1945. Jadi bangsa Indonesia memasuki tatanan baru yang dikenal dengan sebutan Orde Baru Orde Baru Orde Baru Orde Baru Orde Baru. Ciri pokok Orde Baru adalah pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Orde Baru memiliki landasan.

1. Landasan tetap, terdiri dari:

a. Landasan Idiil : Falsafah dan ideologi negara Pancasila b. Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945 2. Landasan situasional operasional : Ketetapan-ketetapan MPRS. Akhirnya dengan dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret 1966 merupakan tonggak lahirnya Orde Baru Orde Baru Orde Baru Orde Baru Orde Baru. Dengan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia berusaha untuk mempertahankan kemerdekaan. Setelah berhasil mempertahankan kemerdekaan, bangsa Indonesia berjuang lagi untuk mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional berencana dan terarah. Pada masa Orde Baru bangsa Indonesia berusaha untuk melaksanakan pembangunan nasional. Adapun langkah pertama yang diambil adalah menciptakan stabilitas nasional yang mantap, yang meliputi stabilitas politik dan ekonomi. Agar tercapai stabilitas politik, maka pada tanggal 22 Februari 1967 Presiden Sukarno menyerahkan kekuasaan kepada Letnan Jenderal Suharto. Kemudian berdasarkan Ketetapan MPRS No.XXXIIIMPRS1967 pada tanggal 12 Maret 1967 Letnan Jenderal Suharto diambil sumpahnya dan dilantik sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia. Lebih lanjut dalam Sidang Umum V MPRS tahun 1968, pada tanggal 27 Maret 1968 Jenderal Suharto dilantik menjadi Presiden RI. PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA D DD D D Gambar 13.3 Gambar 13.3 Gambar 13.3 Gambar 13.3 Gambar 13.3 Pengambilan sumpah dan pelantikan Jenderal Soeharto sebagai pejabat presiden RI Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Di unduh dari : Bukupaket.com IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 Untuk melaksanakan pembangunan, Presiden Suharto pada tanggal 6 Juni 1968 membentuk Kabinet Pembangunan menggantikan kabinet Ampera. Sementara itu sebelum Kabinet Pembangunan terbentuk, presidium Kabinet Ampera telah mengusahakan stabilitas ekonomi dengan menetapkan kebijaksanaan ekonomi dan keuangan dengan sasaran: 1. pengendalian inflasi 2. pencukupan kebutuhan pangan dan sandang 3. rahabilitasi prasarana ekonomi 4. peningkatan kegiatan ekspor. Sejak lahirnya Orde Baru yaitu antara tahun 1966-1968 pemerintah menyelesaikan stabilitas dan rehabilitasi khususnya di bidang ekonomi. Pada tanggal 1 April 1969 dimulai pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun Pertama Pelita I. Sejak itulah dimulainya Pembangunan Nasional Berencana. Adapun hal-hal yang berhubungan dengan pembangunan nasional adalah sebagai berikut. 1. 1. 1. 1.

1. Arah Pembangunan Nasional Arah Pembangunan Nasional