BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tujuan Teoritik
1. Definisi Belajar Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berati berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tersebut sangat
tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika mereka berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Muhibbin Syah
1995: 88 Oemar Hamalik 1974: 4 mengatakan bahwa belajar adalah suatu bentuk
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Seseorang dikatakan telah belajar, jika
didalam dirinya telah terjadi perubahan tertentu, misalnya semula tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Tetapi tidak semua perubahan dapat disebut
dengan hasil belaja r, misalnya bayi yang belum bisa berjalan, perubahan ini terjadi karana kematangan.
Pengertian yang sama pula yang dikatakan oleh Arthur J. Gates et al. bahwa “Learning is the modification of behavior through experience and training ”.
Belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan. Fudyartanto, 2002: 150
Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow yang dikutip oleh Roestiyah 1982: 149. Belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap.
Dalam definisi ini dikatakan bahwa seseorang belajar kalau ada perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dalam menguasai ilmu pengetahuan.
Jadi berdasarkan beberapa definisi belajar tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, namun demikian tidak
semua perubahan tingkah laku bisa disebut belajar.
2. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penguasaan yang dikembangkan oleh mata pelajaran.
Lazimnya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi. Mulyono 1990:
700. Selanjutnya sunaryo 1993: 10 mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan kemampuan yang meliputi kemamp uan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai prestasi umum dan dapat pula diartikan sebagai prestasi mata pelajaran tertentu.
Pengertian secara umum prestasi belajar adalah hasil tertinggi yang telah dicapai seseorang dalam bidang tertentu. Berbicara tentang prestasi belajar dalam
lingkungan perguruan tinggi disebut dengan istilah prestasi akademik yang tidak lepas dari istilah belajar. Prestasi akademik mahasiswa nampak dalam studi yang
berupa nilai- nilai dari matakuliah yang tercermin dalam indeks prestasi IP. Dalam peraturan akademik Universitas Sanata Dharma dijelaskan bahawa IP
adalah nilai kredit rata-rata. Angka indeks prestasi tiap-tiap semester diperoleh dari jumlah sks, sks adalah kepanjangan dari satuan kredit semester yaitu takaran
penghargaan untuk pengalaman belajar yang diperoleh melalui satu jam kegiatan terstruktur dan terjadwal yang diiringi tugas lain baik terstruktur maupun yang
mandiri selama dua sampai empat jam per minggu dalam satu semester atau
pengalaman belajar lain yang setara. Buku Pedoman FKIP, 2001 : 26. Beban studi maksimal yang boleh diambil mahasiswa dalam suatu semester berpedoman
pada besar IPS yang dicapai pada semester yang lalu sbb:
Tabel 1 Indeks Prestasi dengan Beban Studi Maksima l
IPS Beban Studi Maksimal
= 3.00 2,50-2,99
2,00-2,49 =1,99
25 SKS 22 SKS
19 SKS 15 SKS
Besar IP dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit K dan bobot nilai N dibagi dengan jumlah kredit yang direncanakan.
Dinyatakan dengan rumus:
∑ ∑
= K
KN IP
Tinggi rendahnya IP yang dicapai oleh mahasiswa akan mempunyai konsekuensi terhadap penyelesaian studinya, mislnya akan menentukan cepat
lambatnya seorang mahasiswa menyelesaikan studinya, kesempatan mengembangkan potensi yang dimilikinya dan sebagainya. Dengan p restasi
akademik yang tinggi, peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang diharapkan akan semakin besar.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita
bedakan menjadi : Muhibbin Syah 1995: 132 a. Faktor Internal Faktor dalam siswa yakni : keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani siswa. 1 Intelegensi Siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan secara tepat. 2 Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons response tendency
dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya baik secara positif maupun negatif.
3 Bakat Siswa Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. 4 Minat Siswa
Minat interest berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap ses uatu.
5 Motivasi Siswa Motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu hal dan keadaan yang berasal
dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang
dari luar individu siswa yang mendorongnya melakukan kegiatan belajar. 6 Keteraturan dan Kedisiplinan
Kebiasaan hidup teratur alam segala hal termasuk dalam perbuatan, memberi pengaruh yang besar terhadap jalan pikiran seseorang. Dengan
keteraturan dan kedisiplinan seseorang akan mempunyai cara berfikir yang teratur pula. Dan hal ini merupakan modal yang sangat berharga
dalam menjalankan tugas belajar.
b. Faktor eksternal siswa faktor dari luar siswa, yakni kondis i lingkungan disekitar siswa.
Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam yakni : faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
1 Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah sepert i guru, para staf administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah
masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat dilingkungan kumuh
yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah : orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang
tua praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun
buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
2 Lingkungan Non Sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung
seko lah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknaya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa. Faktor- faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Contoh kondisi rumah yang sempit dan
berantakan serta serta perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja seperti lapangan voli akan
mendorong siswa untuk be rkeliaran ketempat yang sebenarnya tak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas
berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
B. Lingkungan Belajar