Lingkungan Belajar TINJAUAN PUSTAKA

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah : orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. 2 Lingkungan Non Sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung seko lah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknaya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor- faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Contoh kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta serta perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja seperti lapangan voli akan mendorong siswa untuk be rkeliaran ketempat yang sebenarnya tak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.

B. Lingkungan Belajar

1. Difinisi Lingkungan belajar Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah alam sekitar diluar diri manusia individu. Lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulasi didalam dan diluar diri individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial cultural. Secara fisiologis,lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, system syaraf, suhu, peredaran darah pernafasan, pencernakan makanan, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani. Secara psikologis, lingkungan meliputi segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya, stimulasi itu misalnya berupa keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, emosi,dan kepastian intelektual. Secara sosial kultural, lingkungan meliputi stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada didalam dan diluar diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa 2. Lingkungan Keluarga Patterson dan Loeber 1984 seperti yang dikutip oleh Muhibbin Syah 1995 : 138 mengatakan bahwa lingkungan belajar yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek praktek pengolahan keluarga, ketegangan dalam keluarga, demografi atau letak rumah, semua nya dapat memberi dampak yang lebih baik atau lebih buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai anak. Contoh pengelolaan keluarga yang keliru yang diterapkan oleh orang tua yaitu kelalaian orang tua dalam memonitor anak, dapat menimbulkan akibat buruk. Hal ini dapat menimbulkan anak tidak mau belajar dan dapat mengakibatkan anak berprilaku menyimpang. Menurut Roestiyah 1982: 163 bahwa hubungan antar anggota keluarga yang kurang intim menimbulkan suasana kaku, tegang didalam keluarga. Menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang menyenagkan akrab dan penuh kasih sayang, memberi motivasi yang mendalam pada anak. Disamping suasana keluarga yang mendukung belajar anak keadaan sosial ekonomi keluarga pun juga mempengaruhi. Anak bela jar memerlukan sarana- sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadangkala menjadi penghambat anak belajar. Maka perlu diberi pengertian kepada anak. Namun bila keadaan memungkinkan cukuplah sarana yang diperlukan a nak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang. 3. Lingkungan Masyarakat Siswa hidup di masyarakat. Hal demikian berarti siswa adalah bagian dari warga masyarakat. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, dengan orang yang lebih tua maupun dengan orang yang lebih muda. Menurut Roestiyah 1982 : 162, anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan tema n bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. Maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.. Selain itu pengaruh mass media juga besar sekarang ini banyak bacaan berupa buku-buku, novel, majalah, Koran, yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara pendidikan. Kadang-kadang anak asyik membaca buku yang bukan buku pelajaran, sehingga lupa akan tugas belajar. Maka bacaan anak perlu diawasi dan diseleksi. Selain yang telah disebutkan diatas menurut Muhibbin Syah 1995: 138, bahwa kondisi masyarakat dilingkungan yang kumuh dan serba kekurangan dan terdapat anak- anak penganggur dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Dalam kondisi masyarakat yang demikian, jika anak tidak berhati-hati dalam pergaulannya, anak dapat melupakan tugasnya sebagai pelajar. Sementara itu didalam masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin belajar dapat dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk rajin belajar. Hal ini ditegaskan oleh Roestiyah 1982 : 163 yang mengatakan bahwa dilingkungan yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika jika mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman disekitarnya mendapat prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu anak akan berusaha belajar keras agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya. Apabila teman-teman disekitarnya itu teman sekelasnya anak dapat mengadakan belajar bersama. Belajar bersama disini dimaksudkan agar ketinggalan dalam mengikuti mata pelajaran dikelas dapat diatasi. 4. Lingkungan Sekolah Pendidikan disekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan pentingnya pendidikan. Sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan. Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu perlu diciptakan, lingkungan sekolah yang dapat mendukung anak untuk belajar. Menurut Muhibbin Syah 1995: 137 Lingkungan sekolah seperti para guru, para staf, para sta f administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suritauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin belajar dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Selain itu yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah yaitu kebersihan lingkungan sekolah pada umumnya dan kebersihan kelas pada khususnya turut mempengaruhi proses belajar siswa.

C. Motivasi Belajar

Dokumen yang terkait

Hubungan antara motivasi belajar, keaktifan belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Studi kasus mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma.

0 0 124

Hubungan antara motivasi belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar studi kasus pada mahasiswa TA 2014 Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

0 1 148

Hubungan antara motivasi belajar, keaktifan belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Studi kasus mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma

0 0 122

Hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 145

Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma.

0 0 229

Hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa, motivasi belajar, dan disiplin belajar mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa

0 0 142

Hubungan antara lingkungan belajar, motivasi belajar dan disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 133

Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma

0 0 227

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

0 0 160

Hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 143