Tabel V.8 Koefisien Determinasi Kepuasan Konsumen Pada Brand
Attitude Model
R Square 1
0,265 Sumber : output olah data primer, 2013
Dari tabel koefisien determinasi, diketahui nilai R
2
adalah 0,265 26,5, angka ini menjelaskan bahwa kemampuan kepuasan
konsumen untuk memprediksi brand attitude sebesar 26,5, sedangkan 73,5 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini. c Langkah 3, meregres brand attitude M dan brand loyalty Y
Tabel hasil uji regresi linear sederhana untuk langkah 3 adalah sebagai berikut : lampiran E-3
Tabel V.9 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Pengaruh Brand Attitude
Pada Brand Loyalty Model
t
hitung
t
tabel
sig. Conntant
2,212 0,029
Kepuasan Konsumen 8,595 1,9842 0,000 Sumber : Output olah data primer, 2013
Hasil pengujian regresi linear sederhana menghasilkan t
hitung
sebesar 8,595 dan nilai sig. sebesar 0,000, yang terjadi adalah t
hitung
lebih besar dari t
tabel
8,595 1,9842 dan sig. 0,05 dengan demikian H
yang menyatakan tidak ada pengaruh positif brand attitude terhadap brand loyalty ditolak dengan
demikian H
a
diterima. Hal ini berarti brand attitude berpengaruh
positif terhadap brand loyalty. Dengan kata lain, jika brand attitude meningkat, maka brand loyalty meningkat.
Tabel koefisien determinasi hasil uji linear sederhana untuk langkah 3 adalah sebagai berikut : lampiran F-3
Tabel V.10 Koefisien Determinasi Brand Attitude Pada Brand Loyalty
Model R Square
1 0,430
Sumber : output olah data primer, 2013 Dari tabel koefisien determinasi, diketahui nilai R
2
adalah 0,430 43,0, angka ini menjelaskan bahwa kemampuan brand
attitude untuk memprediksi brand loyalty sebesar 43,0, sedangkan 57,0 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini. 2 Hasil pengujian hipotesis 4, meregres kepuasan konsumen x dan
brand attitude M pada brand loyalty Y Tabel hasil uji regresi linear berganda untuk langkah 4 adalah
sebagai berikut : lampiran E-4 Tabel V.11
Hasil Uji F Pengaruh Kepuasan Konsumen dan Brand Attitude Pada Brand Loyalty
Model Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
Regression 735,422 2
367,711 38,224 0,000 Residual
933,138 97 9,620
Total 1668,560 99
Sumber : output olah data primer, 2013
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa kepuasan konsumen dan brand attitude sebenarnya berpengaruh secara bersama-sama
terhadap brand loyalty. Hal ini dibuktikan dengan F
hitung
F
tabel
38,224 3,0902. Lalu mari dilihat hasil uji t, yaitu pengaruh secara parsial sendiri-sendiri. lampiran E-5
Tabel V.12 Hasil Uji t Pengaruh Kepuasan Konsumen dan Brand Attitude Pada
Brand Loyalty Model
thitung ttabel
sig. Conntant
1,700 0,092
Kepuasan Konsumen 1,378 1,9847 0,171
Brand Attitude 6,692 1,9847 0,000
Sumber : output olah data primer, 2013 Berdasarkan pada tabel hasil uji t, dapat diketahui bahwa yang
semula kepuasan konsumen berpengaruh langsung pada brand loyalty, setelah ditambah variabel mediator brand attitude,
kepuasan konsumen menjadi tidak berpengaruh pada brand loyalty. Hal ini dibuktikan dengan t
hitung
t
tabel
1,378 1,9847 dan sig 0,05 0,171 0,05. Dengan demikian terbukti bahwa brand
attitude memediasi pengaruh kepuasan konsumen pada brand loyalty.
Tabel koefisien determinasi hasil uji linear berganda untuk langkah 4 adalah sebagai berikut : lampiran F-4
Tabel V.13 Koefisien Determinasi Kepuasan Konsumen dan Brand Attitude
Pada Brand Loyalty Model R Square
1 0,429
Sumber : output olah data primer, 2013 Dari tabel koefisien determinasi, diketahui nilai R
2
adalah sebesar 0,429 atau 42,9, bisa dibulatkan menjadi 43, angka ini
menjelaskan bahwa kemampuan brand attitude sebagai mediasi pengaruh kepuasan konsumen pada brand loyalty sebesar 43,0,
sedangkan 57,0 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
D. Pembahasan
Berdasarkan pengujian hipotesis ditemukan bahwa brand attitude dalam hal ini Java memediasi berpartisipasi untuk menjelaskan pengaruh antara
kepuasan konsumen pada brand loyalty. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan kepuasan konsumen untuk membangun loyalitas terhadap merek
hanya sebesar 18,3. Setelah masuk variabel sikap terhadap merek, kemampuannya meningkat dari 24,7 menjadi 43. Hal ini membuktikan
bahwa sebenarnya brand loyalty kesetiaan terhadap merek bukan dipengaruhi secara langsung oleh kepuasan konsumen, melainkan pengaruh
tidak langsung melalui brand attitude. Kepuasan saja tidak cukup untuk menciptakan loyalitas terhadap merek. Kepuasan akan berhenti pada titik
dimana konsumen merasa senang bermain di Java, dan belum tentu berlanjut pada kesetiaannya pada merek. Berbeda dengan konsumen yang setelah puas,
lalu menentukan sikap positif terhadap merek benar-benar suka pada merek, dan pada akhirnya konsumen tersebut akan benar-benar setia terhadap merek.
Dengan kata lain bahwa konsumen yang puas, harus memiliki kriteria tertentu yang menyatakan sikap positifnya terhadap merek, contohnya selalu memilih
Java jika ingin bermain game, menjadikan Java sebagai contoh gamenet yang berkualitas, dan mendukung keberadaan Java. Konsumen-konsumen yang
memiliki sikap positif terhadap merek Java inilah yang akan setia pada merek Java sebagai merek penyedia jasa bermain online game.
68
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
Pada bab ini akan disampaikan kesimpulan berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu peneliti juga akan
memberikan saran berupa implikasi hasil penelitian ini kepada perusahaan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data Brand Attitude sebagai Mediasi Pengaruh Kepuasan Konsumen Pada Brand Loyalty, Studi
kasus pada konsumen Java Gamenet, Yogyakarta maka dapat ditarik kesimpulan bahwa brand attitude memediasi pengaruh antara kepuasan
konsumen terhadap brand loyalty. Kesimpulan di atas menjelaskan bahwa brand loyalty atau kesetiaan
terhadap merek terbentuk oleh konsumen yang puas dan memiliki sikap-sikap tertentu terhadap merek, dalam penelitian ini merek adalah Java gamenet.
Jika diruntut ke belakang, konsumen akan memiliki sikap yang positif terhadap merek disebabkan karena tingginya tingkat kepuasan. Konsumen
yang puas memiliki kepercayaan bahwa bermain di Java akan memuaskan, dan pada akhirnya konsumen akan bersikap positif terhadap merek, yang
akhirnya akan membentuk kesetiaan terhadap merek.
B. Saran
1. Bagi Perusahaan
Berdasarkan pada kesimpulan yang telah didapat, saran dari peneliti untuk perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan pada hasil penelitian diketahui bahwa brand attitude terbentuk dari kepuasan konsumen. Indikator kepuasan konsumen yang
memiliki nilai rata-rata terendah adalah perasaan konsumen yang tidak menyia-nyiakan waktu dan uangnya untuk bermain di Java gamenet.
Hal ini terjadi kemungkinan karena ada beberapa game yang dimainkan konsumen yang belum update, sehingga konsumen harus meng-update
terlebih dahulu. Maka dari itu, peneliti menyarankan kepada perusahaan untuk lebih up to date mengenai adanya patch baru, dan patch tersebut
sebaiknya benar-benar original, sehingga proses updating patch berjalan lancar, dan tidak terjadi error setelah selesai update patch.
b. Berdasarkan pada hasil penelitian pula diketahui brand loyalty terbentuk dari brand attitude. Indikator brand attitude yang memiliki
nilai rata- rata terendah adalah “Jika Anda ingin bermain online game,
maka Anda akan memilih untuk bermain di Java.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Untuk menyempurnakan penelitian ini, penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah ataupun mengganti variabel independen.
Hal ini dikarenakan brand attitude kurang mencukupi untuk memprediksi brand loyalty. Sebagai contohnya untuk penelitian
selanjutnya bisa menggunakan variabel independen brand trust danatau customer care.
b. Untuk melengkapi penelitian di industri gamenet, penelitian selanjutnya bisa mengulang kerangka pada penelitian ini dengan lokasi penelitian
yang berbeda untuk memperoleh gambaran mengenai profil industri gamenet.
71
Daftar Pustaka
Dewi, Ike Janita. 2011. Diktat Metodologi Penelitian Bisnis. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen : Implikasi Pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Graha Ilmu
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Jakarta:Penerbit Erlangga
_____________. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 2. Jakarta:Penerbit Erlangga
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. Jakarta:Penerbit Erlangga
_____________. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 2. Jakarta:Penerbit Erlangga
_____________. 2003. Marketing, An Introduction. New Jersey:Prennice Hall Kuncoro, Mudrajad. 2007. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis
dan Ekonomi. Yogyakarta : unit penerbit dan percetakan UPP STIM YKPN
Lovelock, Christopher H. dan Lauren K. Wright. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:Indeks
Lovelock, Christopher, Jochen Wirtz, dan Jacky Mussry. 2011. Pemasaran Jasa ; Manusia, Teknologi, Strategi : Perspektif Indonesia Edisi Ketujuh Jilid
I. Jakarta:Penerbit Erlangga Mowen, John C. Dan Michael Minor. 2001. Perilaku Konsumen Edisi Kelima
Jilid 1. Jakarta:PENERBIT ERLANGGA