Waktu dan Lokasi Penelitian Definisi Operasional

I. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan alat ukurinstrumen penelitian dalam mengukur suatu hal yang hendak didapatkan dari penggunaan instrumen tersebut Nugroho, 2011:23. Caranya adalah dengan mengkorelasikan nilai pengukuran dengan total nilainya. Semakin tinggi tingkat validitas suatu alat ukur, semakin tepat pula alat ukur tersebut mengukur. Untuk menentukan valid atau tidaknya instrumen penelitian adalah dengan cara membandingkan r tabel dengan r hitung yang terdapat pada hasil output SPSS pada tabel correlations. Item-item instrumen penelitian dikatakan valid jika r hitung r tabel . Sedangkan cara lain adalah dengan melihat taraf signifikansinya pada tabel yang sama. Item-item instrumen penelitian dikatakan valid jika sig 0,05.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur seberapa besar suatu instrumen penelitian dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpul data Nugroho, 2011:27. Semakin tinggi nilai reliabilitas instrumen penelitian menunjukkan hasil ukur yang didapat akan semakin terpercaya reliabel. Semakin reliabel suatu instrumen penelitian membuat instrumen penelitian tersebut akan mendapatkan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali mengukur pada objek yang sama. Metode pengukuran reliabilitas yang sangat populer adalah dengan metode Alpha Cronbach. Nilai dari Alpha Cronbach ini dapat dilihat dari output SPSS pada tabel Reliability Statistics pada kolom Cronbach’s Alpha. Koefisien Alpha Cronbach menunjukkan sejauh mana konsistensi responden dalam menjawab atau memberi penilaian atas item-item pertanyaan atau pernyataan pada instrumen penelitian. Pengukuran reliabilitas dengan Alpha Cronbach akan menghasilkan nilai alpha α dalam skala 0-1, yang dikelompokkan ke dalam 5 kelas, yaitu : alpha α Tingkat Reliabilitas 0,00-0,20 Kurang reliabel 0,201-0,40 Agak reliabel 0,401-0,60 Cukup reliabel 0,061-0,80 Reliabel 0,801-1,00 Sangat reliabel

J. Teknik Analisis Data

1. Regresi Linear Dengan Variabel Mediator

Menurut Baron dan Kenny dalam Widhiarso, 2010:2, menjelaskan bahwa regresi dengan variabel mediator adalah dalam menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, ada variabel lain yang juga ikut menjelaskan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan kata lain bahwa variabel mediator ini adalah variabel perantara antara variabel independen dengan variabel dependen, atau bisa juga dikatakan ikut mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Berbeda dengan variabel moderator. Variabel moderator memiliki karakteristik independen, namun variabel mediator ini memiliki karakteristik yang kontinu dengan variabel dependen. Berikut ini merupakan gambar untuk memperjelas model regresi dengan variabel mediator. Terlihat bahwa efek variabel x dibagi menjadi 2, yaitu pengaruh langsung terhadap Y jalur c’ dan pengaruh tidak langsung terhadap Y melalui M. Perbedaan antara jalur c dan c’ adalah jalur c merupakan nilai pengaruh secara langsung dari x ke Y tanpa ada “bantuan” dari M. Sedangkan jalur c’ merupakan nilai pengaruh dari x ke Y dengan “bantuan” dari M, dan nantinya jalur c dan c’ akan memiliki nilai yang berbeda. Baron dan Kenny dalam Widhiarso, 2010:3 menjelaskan prosedur analisis variabel mediator secara sederhana melalui regresi sebanyak 4 kali. Berikut ini merupakan langkah-langkahnya : Pertama, meregres jalur c, yaitu mengestimasi pengaruh x Kepuasan Konsuemn terhadap Y Brand Loyalty. Diharapkan jalur ini signifikan sig 0,05. Kedua, meregres jalur a, yaitu mengestimasi pengaruh x Kepuasan Konsuemn terhadap M Brand Attitude. Diharapkan jalur ini signifikan sig 0,05. Ketiga, meregres jalur b, yaitu mengestimasi pengaruh antara M Brand Attitude terhadap Y Brand Loyalty. Diharapkan jalur ini juga signifikan sig 0,05. Keempat, meregres jalur c’, yaitu mengestimasi pengaruh x Kepuasan Konsuemn dan M Brand Attitude terhadap Y Brand Loyalty. Diharapkan jalur ini tidak signifikan sig 0,05. Jika semua langkah-langkah itu sudah dilakukan dan syarat mengenai signifikansinya terpenuhi, maka bisa dikatan bahwa Brand Attitude memediasi pengaruh Kepuasan Konsumen pada Brand Loyalty. Jika ternyata kepuasan konsumen tetap signifikan, maka brand attitude bukan sebagai variabel mediator.

2. Koefisien Determinasi R

2 Menurut Kuncoro 2007:84, koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Secara lebih mudah, Nawari 2010:29 menjelaskan bahwa koefisien determinasi menyatakan proporsi keragaman pada variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh variabel independennya. Nilai R 2 berkisar antara 0 sampai 1. Apabila nilai koefisien determinasi dalam model regresi semakin kecil mendekati nol berarti semakin kecil pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependennya. Dengan kata lain, nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan semua variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Sebaliknya, apabila nilai R 2 semakin mendekati 100 berarti semua variabel independen dalam model memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variabel dependennya atau semakin besar pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Misalnya R 2 = 0,85, artinya bahwa variasi nilai Y yang dapat dijelaskan oleh model regresi adalah 85 dan selebihnya atau sebesar 15, variasi variabel Y dipengaruhi oleh variabel lain di luar model regresi Purwanto, 2007:195.