Tujuan Penelitian Pengalaman Studi fenomenologi mengenai pengalaman narapidana kategori residivis.

alami, kesadaran merupakan satu kesatuan yang membentuk sebuah pengalaman dan keberadaan diri eksistensi. Manusia merupakan makhluk yang identik dengan kebebasan sehingga manusia dapat menentukan peristiwa dan perilakunya tidak selalu dengan menggunakan rasio namun manusia dapat menciptakan dunianya dengan menggunakan kebebasan dan emosi spontannya. Manusia di dalam kebebasannya untuk memilih dan menciptakan dunianya tidak terlepas dari tanggung jawab yang berarti seluruh konsekuensi atas pilihannya menjadi bagian dari tanggung jawab pribadi yang harus diterimanya.

B. Pemaknaan

1. Pengertian

Pemaknaan merupakan salah satu bagian penting di dalam pengalaman yang dialami oleh manusia. Tanpa adanya pemaknaan yang dilakukan manusia atas peristiwa yang dialami, hidup seseorang tidak akan memiliki arti sehingga manusia akan meragukan keberadaan dirinya apakah ia benar-benar mengalami alam di dalam pengalamannya. Husserl dalam Brouwer, 1988 mengungkapkan melalui proses refleksi manusia dapat menemukan makna di dalam dirinya, refleksi menjadi sebuah proses yang memiliki kekuatan untuk benar-benar merasakan secara nyata alam di dalam pengalamannya. Bukan hal yang mudah bagi sebagian manusia untuk dapat menangkap makna dari peristiwa yang di alaminya, Merleau-Ponty dalam Brouwer, 1988 mengungkapkan sebuah teori pengamatan bahwa manusia memalui proses pengamatan terhadap dunianya berarti ia menjadi bagian dari unsur dunia dan bukan unsur di luar dunia, pengamatan merupakan pemaknaan yang membuka pintu menuju ke luar, menytiuasikan diri dan menciptakan makna. Manusia tidak pernah menangkap benda seluruhnya karena benda selalu dilihat dari satu segi saja. Badan dalam teori pengamatan jika dilihat secara fenomenologis merupakan suatu misteri, sebab badan menjadi sebuah medium yang membantu manusia menangkap benda-benda dari hasil pengamatan. Merleau-Ponty berpendapat ketika manusia melihat dan mendengar ia tidak memikirkan apa yang dilihat atau didengarnya, manusia bergaul dengan benda dan hilang dalam badan, badanlah yang tahu lebih banyak dari dunia daripada kesadaran manusia sendiri. Badan menjadi fungsi dari satu eksistensi jasmaniah dalam tingkat prasadar manusia namun juga membantu memberikan makna pada dunia. Manusia tinggal di dalam sebuah lingkungan, berinteraksi kemudian hidup bermasyarakat, proses hidup bermasyarakat menghasilkan beragam pengalaman dan pemaknaan. Manusia di dalam proses refleksi sebuah pengalaman dapat dimaknai berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Manusia merespon pengalaman di dalam hidupnya dengan cara yang berbeda-beda Lyder, 2004. Berbeda dengan binatang rutinitias kegiatan manusia tidak hanya sekedar memiliki tujuan tetapi terdapat makna, tanpa makna kehidupan manusia tidak akan bersejarah Koeswanto, 1987. Untuk bisa mencapai pemaknaan dalam pengalamannya setiap individu sebelumnya harus benar-benar menyadari siapa dirinya dan apa pengalamannya. “Ultimately, man should not ask what the meaning of his life is, but rather he must recognize that it is he who is asked. In a word, each man is questioned by life, and he can only answer to life by answering for his own life; to life he can only respond by being responsible.” Frankl, 2006 Manusia tidak hanya semata-mata didorong atau terdorong melainkan mengarahkan dirinya sendiri kepada apa yang akan dicapainya, yaitu makna. Manusia memiliki kemampuan alami untuk mempelajari sebuah mekanisme di dunia yang ia tinggali, di dunia yang penuh dengan makna di mana kita memegang berbagai macam hal yang nyata, rasional, berharga atau secara moral benar, dan yang lain tidak. Dunia yang ditinggali manusia merupakan dunia dimana kita menemukan cinta dan kebencian, berjuang untuk mendapatkan keadilan, kekuasaan, dan uang, serta berbagai macam hal lainnya Sugiman, Gergen, Wagner, Yamada, 2008. Menurut Frankl dalam Koesworo, 1987 makna pada pengalaman seseorang memiliki nilai subjektif atau bersifat personal dan unik, karena seatiap individu memiliki pilihan dan caranya sendiri dalam menciptakan makna di dalam hidupnya, serta hidup atau keberadaan setiap individu adalah unik. Makna hidup bersifat personal, tunggal, dan unik, hanya individu seoranglah yang bisa merasakan atau mengalami, apakah kehidupannya bermakna atau tidak, apa makna hidup tersebut bagi dirinya. Frankl dalam Koesworo, 1987 menyimpulkan hidup dapatbermakna melalui tiga jalan, yaitu : pertama, melalui apa yang kita berikan kepada hidup disebut kerja kreatif. Kedua, melalui apa yang kita ambil dari hidup menemui keindahan, kebenaran, cinta. Ketiga, melalui sikap yang kita berikan terhadap ketentuan atau nasib yang tidak bisa kita rubah. Dapat disimpulkan oleh peneliti, bahwa makna merupakan salah satu bagian penting di dalam sebuah pengalaman manusia. Sebagaimana tanpa adanya pemaknaan oleh manusia mengenai peristiwa di dalam alam yang ia alami, hidup manusia menjadi tidak berarti. Melalui proses refleksi manusia dapat menemukan makna mengenai peristiwa-peristiwa di dalam hidupnya, refleksi memiliki kekuatan untuk benar-benar merasakan secara nyata alam pengalamannya. Pengalaman manusia bersifat personal karena di dalamnya mengandung subjektifitas dan keunikan yang disebabkan oleh cara tiap manusia dalam menciptakan makna dalam pengalamannya bermacam-macam, pengalaman manusia sendiri dapat menjadi sejarah karena adanya makna atas pengalaman tersebut. Sebelum manusia mampu mencapai pemaknaan atas pengalamannya ia harus memiliki kesadaran akan peristiwa di dalam alam yang ia alami dan badan dapat menjadi media pengamatan peristiwa-peristiwa di luar dunia serta membantu manusia menangkap makna di dalam hidupnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Narapidana

1. Pengertian

Bab I tentang Ketentuan Umum Pasal 1 dalam Djisman, 2012 narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di lembaga pemasyarakatan.

D. Residivis

1. Pengertian

Proporsi dari kelompok tertentu misal narapidana yang dibebaskan yang berada dalam kategori negatif misal ditahan ulang ; dihukum ulang dalam periode waktu tertentu misal 3 tahun semenjak waktu pembebasan. Hoffman dan Stome – Meierhoefer 1980dalam Adami, 2012. Teguh 2010 menyebutkan pengulangan kejahatan yang dimaksudkan dilakukan oleh narapidana kategori reisidivis yaitu : a. Seseorang yang pernah melakukan kejahatan b. Suatu kejahatan sudah dijatuhi hukuman dan sudah dijalani c. Kemudian ia mengulangi kembali perbuatan kejahatan bisa dengan jenis kejahatan yang berbeda. d. Maka pengulangan ini dapat dipergunakan sebagai dasar pemberatan hukuman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI