kejahatan dipilih atas kesadarannya sendiri. Kebebasanlah yang diinginkannya pada saat itu.
Setiap akan melakukan aksi kejahatan, sistem orang kepercayaan digunakan informan II 39 dan teman-temannya dalam mengumpulkan
anggota. Informan II 39 dianggap sudah memiliki track reccord yang baik oleh teman-temannya. Suatu ketika ia sudah menolak tawaran untuk
melakukan aksi kejahatan, namun rayuan teman-teman dan track reccord yang baik di dunia kejahatan kembali menyeretnya ke dalam dunia kejahatan.
Hanya orang-orang yang dipercaya dan memegang kepercayaan saja yang akan diajak melakukan tindakan kriminal. Selain itu, karena kondisi ekonomi
yang kurang mendukung Melakukan kejahatan untuk memenuhi kebutuhn keluarga karena secara ekonomi kurang mendukung.
3. Informan III 37
Pengalaman kurang menyenangkan semasa remaja menjadi akar yang melatarbelakangi informan III 37 mulai melakukan kejahatan. Pengalaman
mendapatkan perlakuan yang tidak adil memberikan ketidaknyamanan tersendiri bagi informan III 37, perasaan tertindas membuat informan III
37 kehilangan kesabarannya. Terus menerus dituduh membuat informan III 37 merasa kesal, tidak terima, dan jenuh, serta hilang kesabaran, atau singkat
kata ia merasa frustasi akibat perlakuan tidak adil yang diterimanya, sehingga mendorong informan III 37 memunculkan sisi agresif yang selama ini
berusaha dikontrolnya. Sebuah frustasi mampu mempengaruhi tindak kekerasan di sekolah dan kampus, sejumlah siswa yang melakukan kejahatan
dahulunya merupakan seseorang yang pernah menjadi objek ejekan dan bullying atau menganggap dirinya diperlakukan tidak adil Sears, Peplau,
Taylor, 2009. Terjadilah penganiayaan yang menjadi pengalaman pertama informan III 37 melakukan tindakan kejahatan dan menjadi narapidana.
Menjadi narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan membuatnya mengenal berbagai macam orang dengan latar belakang kejahatan yang
berbeda-beda, secara tidak disadari informan III 37 mulai tertarik masuk ke dalam dunia kejahatan.
Setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan, informan III 37 masih bergaul dengan teman-teman sesama narapidana, pergaulan menjadi salah satu
sebab informan III 37 mulai intens melakukan aksi kejahatan. Tawaran untuk melakukan aksi kejahatan datang dari teman-temannya silih berganti,
belum ada rancangan yang akan ia lakukan untuk kehidupan di masa depan karena bagi informan III 37 menjalani kehidupan saat ini dengan sebaik-
baiknya adalah satu hal yang dipikirkannya saat itu, sehingga ia memilih untuk menerima ajakan temannya. Selain itu informan III 37 memiliki
perasaan sungkan untuk dapat menolak tawaran dari temannya, ia akan semakin sungkan untuk menolak tawaran dari temannya ketika kata-kata
“tolong” terucap dari mulut temannya. Terdapat kemungkinan lain informan III 37 merupakan seseorang yang tidak suka jika ditolak dan sebagai