Kejahatan dilihat dari segi sosiologis

kuasa lebih daripada perempuan. Maskulinitas tersebut dimunculkan dalam bentuk domninasi dan kuasa. Sehingga pada laki-laki sisi maskulin merupakan hal yang penting untuk menunjukkan jati diri dan dominasinya.

4. Penjelasan psikologis atas kejahatan

Yochelson seorang psikiater dan Samenow seorang psikolog dalam Santoso, 2004 di dalam bukunya The Criminal Personality menolak klaim para psikoanalisis bahwa kejahatan muncul karena disebabkan oleh konflik internal, keduanya menemukan bahwa kejahatan juga dapat dipengaruhi dan disebabkan oleh pola pikir abnormal yang membuat para pelaku kejahatan memutuskan untuk melakukan kejahatan. Yochelson dan Samenow mengidentifikasikan sebanyak 52 pola berpikir yang umumnya ada pada penjahat yang telah mereka teliti, keduanya berpendapat para penjahat tersebut adalah orang yang “marah”, merasa diri superior, mempunyai harga diri yang sangat melambung, dll. Ketika seseorang dengan harga diri yang tinggi diserang harga dirinya, ia akan bisa memberikan reaksi yang sangat kuat dan sering berupa kekerasan. Meskipun tidak semuanya, namun berkisar antara 20 hingga 60 persen warga binaan lembaga pemasyarakatan mengalami satu tipe mental disorder kekacauan mental. Mental disorder yang biasanya dimiliki oleh para warga binaan yaitu kepribadian psychopathy atau antisocial personality. Kepribadian psikopati dan antisosial saling berhubungan, namun sama sekali PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak identik. McCor dan McCord dalam Kring, 2012 menyimpulkan, berdasarkan kajian literatur, penyebab utama seseorang memiliki perilaku psikopati adalah kurangnya afeksi dan penolakan berat oleh orang tua. Myers, Stewart, Brown dalam Kring, 2012 mengungkapkan Lebih dari 60 anak-anak yang mengalami gangguan tingkah laku di kemudian hari menjadi gangguan kepribadian antisosial. Orang dewasa yang mengalami gangguan kepribadian antisosial menunjukkan perilaku tidak bertanggung jawab dan antisosial dengan bekerja secara tidak konsisten, melanggar hukum, mudah tersinggung dan agresif secara fisik, tidak mau membayar utang, dan sembrono, serta ceroboh. Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kejahatan tidak hanya semata-mata karena faktor internal namun karena memiliki pola pikir yang abnormal seperti merasa diri superior dan memiliki harga diri yang tinggi. Selain itu yang menjadi penyebab seseorang melakukan kejahatan adalah karena adanya gangguan mental.

5. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kejahatan

Beberapa aspek sosial yang oleh Kongres PBB ke-8 Tahun 1990 di Havans, Cuba, diidentifikasikan sebagai faktor kondusif penyebab terjadinya kejahatan khususnya dalam “Urban Crime”, antara lain disebutkan di dalam dokumen ACONF.144L.3 sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI