Informan IV 24 Dinamika Pengalaman

E. Pola Pengalaman

Hasil yang didapat setelah melakukan proses analisis dari keempat informan adalah terdapat beberapa pola pengalaman yang sama dan juga ditemukan pola pengalaman yang berbeda. Pengalaman tiap informan memberikan temuan yang bersifat personal dan unik. Setiap kejadian memiliki penyebab yang memberikan pengaruh dan akibat kepada hal-hal lainnya sehingga antara peristiwa saat ini dan penyebab di masa sebelumnya menjadi suatu hubungan relasional yang tidak dapat dilihat secara terpisah antara hal- hal yang ada di dalam diri dan hal-hal yang ada diluar diri individu lingkungan,keluarga, dll Gergen, 2009. Pengalaman-pengalaman unik dan signifikan dari keempat informan menjadi dasar mengapa mereka memutuskan untuk masuk ke dalam dunia kejahatan dan terus berulang melakukan kejahatan. A. Pengalaman serupa yang membentuk pola Ditemukan pola pengalaman serupa yang menjadi dasar keempat informan memutuskan untuk terjun ke dalam dunia kejahatan, pola pengalaman serupa meliputi sebagai berikut: 1. Pengalaman kurang menyenangkan a. Perceraian kedua orang tua Pada informan I 22 dan IV 24 kedua orang tua mereka memutuskan bercerai saat umur mereka masih sangat belia, keadaan tersebut menyebabkan tekanan psikologis seperti stress, terguncang dan perasaan marah ke dalam diri kedua informan. Ketidaksiapan diri untuk kemudian hidup mandiri dan solitare pun dirasakan oleh kedua informan, akibat peristiwa perceraian tersebut juga membuat kedua informan tidak mendapatkan arahan dan bimbingan yang seharusnya. Dalam situasi yang tidak nyaman membuat kedua informan berusaha mencari perasaan aman dan nyaman serta muncul pemberontakan atas perasaan-perasaan menyakitkan tersebut dengan cara bergaul dengan sekelompok orang yang kebetulan salah dan mencari kesenangan- kesenangan lainnya seperti mengkonsumsi minuman keras, narkotika, dll. Pergaulan di tempat yang salah tersebut memberikan peluang kepada kedua informan tersebut mulai memasuki dunia kejahatan. Penglaman ini menjadi pemicu informan I 22 dan IV 24 untuk tidak melanjukan pendidikannya. b. Tidak diasuh oleh orang tua Informan II 39 memiliki pengalaman tidak menyenangkan yang disebabkan oleh orang tuanya, sejak kecil informan II 39 tidak tinggal bersama dengan orang tuanya. Pengalaman tidak diasuh oleh orang tua memunculkan perasaan marah dan kecewa, Ia juga merasa kurang mendapatkan arahan dan bimbingan, hubungan interpersonal antara informan II 39 dengan kedua orang tuanya pun kurang begtu harmonis. Informan II 39 menyalahkan kedua orang tuanya sebagai penyebab dirinya masuk ke dalam dunia kejahatan, pengalaman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tersebut juga menimbulkan perasaan marah yang cukup mendalam bagi informan II 39, selain itu pengalaman ini memicu informan II 39 memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya. c. Yatim piatu Sejak kecil sudah menjadi seorang yatim piatu karena kedua orang tuanya meninggal dunia menyebabkan informan III 37 harus berjuang untuk hidup mandiri tanpa adanya arahan dan bimbingan dari kedua orang tuanya, meskipun pada saat setelah peristiwa tersebut ia sempat diasuh oleh paman dan bibi serta seorang guru SMU. Pengalaman yang kurang menyenangkan terkait dengan orang tua didapatkan keempat informan di umur yang masih belia. Pengalaman yang kurang menyenangkan tersebut sama-sama memberikan efek yang tidak menyenangkan bagi keempat informan terkhususnya bagi informan I 22, II 39 dan IV 24 karena pengalaman tidak menyenangkan terkait dengan orang tua memunculkan perasaan marah, kecewa, dan perasaan stress, perasaan-perasaan tersebut kemudian memunculkan beberapa bentuk pemberontakan seperti bergaul dengan orang-orang yang memiliki dampak negatif, mengkonsumsi alkohol, narkotika, dan bersenang-senang dengan wujud lainnya, pengalaman di tempat yang salah kemudian mungkin dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi mereka untuk masuk ke dalam dunia kejahatan. Bagian ini perlu diberi perhatian khusus karena terdapat sebuah pola atas pengalaman signifikan yang sama dialami dan dirasakan oleh ketiga informan informan I 22, II 39, IV 24, yaitu atas peristiwa perceraian orang tua memunculkan perasaan marah, kecewa, dan stress, kemudian sebagai akibat dari perasaan-perasaan menyakitkan tersebut muncul sebuah pemberontakan. Dampak lain yang mereka dapatkan dari pengalaman yang kurang menyenangkan terkait dengan orang tua adalah kurang mendapatkan arahan dan bimbingan dari kedua orang tua. Pada masa remaja sebagai anak muda mereka berjuang untuk mencari tahu siapa dirinya dan bukan dirinya. Feist Feist, 2011. Keempat informan menjadi sulit untuk mencari identitas diri, dalam keadaan tidak terarah tersebut membuat ketiga informan kurang memiliki prinsip di dalam hidupnya. Idealnya keluarga menjadi tempat utama dalam masa perkembangan seorang anak, dalam tahap perkembangan kepribadian anak keluarga memiliki fungsi sebagai role model. Menurut Parke, dkk dalam Santrock, 2012 keluarga dianggap sebagai sebuah konstelasi berisi berbagai subsistem yang memiliki satu kesatuan kompleks yang tersusun atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan saling berinteraksi, yang didefinisikan menurut generasi, gender dan peran. Setiap anggota di dalam keluarga akan berpartisipasi dalam beberapa subsistem. Subsistem-subsitem tersebut memiliki pengaruh timbal balik satu sama lain. Relasi perkawinan, pengasuhan, serta perilaku dan perkembangan bayi dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memiliki dampak langsung atau pun tidak langsung terhadap satu sama lain Jay Belsky dalam Santrock, 2012. Konflik perkawinan perceraian seperti yang dialami oleh orang tua informan I 22 dan IV 24 secara tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku anak di masa depan, krisis identitas ini menjadi semakin buruk saat keempat informan bertemu dengan teman-teman yang salah. d. Perlakuan tidak adil Terkhusus bagi informan III 37 ia memiliki pengalaman kurang menyenangkan yang berkaitan dengan perlakuan tidak adil memberikan dampak signifikan terhadap perilakunya. Perlakuan tidak adil yang diberikan oleh gurunya membuatnya kesal dan tidak terima sehingga perlahan ia mulai kehilangan kesabaran, agresi yang selama ini berusaha dikelola informan III 37 kemudian muncul ke permukaan. Akibat peristiwa penganiayaan yang dilakukan informan III 37 terhadap gurunya ia dipenjara selama 3 bulan atas perbuatannya. Pengalaman dipenjara kemudian menjadi awal ia mulai mengenal dunia kejahatan dan berteman dengan orang-orang yang hidup di dunia kriminal. 2. Pendidikan rendah Pengalaman sebelumnya turut andil membuat seluruh informan memiliki riwayat pendidikan yang rendah dan tiga diantaranya tidak menyelesaikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI