Prosedur Analisis Data Studi fenomenologi mengenai pengalaman narapidana kategori residivis.

43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan

Pelaksanaan penelitian dimulai dari pengurusan administrasi perijinan ke Kantor Kebangsaan dan Kantor Dinas Sosial untuk mendapatkan surat ijin penelitian yang nantinya diberikan ke kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Ham untuk mendapatkan surat rekomendasi serta ijin untuk bisa melakukan penelitian ke Lapas Kelas II B Cebongan, Sleman. Pencarian informan langsung dilakukan pada hari Rabu, 18 Maret 2015, yang berlokasi di Lapas Kelas II B Cebongan, Sleman. Informan penelitian memiliki status sebagai narapidana dengan kategori residivis. Metode yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan model wawancara semi-terstruktur yang merupakan jenis wawancara dengan membangun suasana yang nyaman antara pewawancara dengan yang diwawancarai untuk membantu mengumpulkan informasi yang mendalam. Jenis pertanyaan yang digunakan bersifat terbuka sehingga memberikan kenyamanan dan kebebasan bercerita kepada informan yang diwawancarai Smith, 2009. Panduan wawancara digunakan peneliti sebagai upaya untuk menjaga arah wawancara agar tidak melebar dan tetap sesuai degan tujuan penelitian. Panduan wawancara ini juga berfungsi untuk memudahkan peneliti melihat kembali aspek apa saja yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek checklist apakah aspek-aspek relevan yang dibahas telah lengkap. Kemudian instrumen yang digunakan penliti untuk mengumpulkan data adalah tape recorder dan buku catatan. Sebelum dimulai sesi wawancara, peneliti memberikan informed consent sebagai bukti kesediaan dan persetujuaan informan dalam penelitian ini. Pada hari Rabu, 18 Maret 2015 dilaksanakan 2 sesi wawancara sekaligus terhadap dua informan. Wawancara dilaksanakan di halaman dalam lapas Sleman. Wawancara yang pertama ini sebelumnya terdapat 3 calon informan, namun pada salah satu narapidana menolak untuk menjadi informan setelah diberikan informed consent. Wawancara yang ke dua dilakukan pada hari Selasa, 12 Mei 2015, dilakukan 2 sesi sekaligus terhadap dua informan, wawancara yang kedua dilaksanakan di dalam kantor lapas Sleman karena terdapat evaluasi oleh peneliti terhadap wawancara yang pertama. Sesi wawancara dimulai dengan perkenalan peneliti terhadap informan, peneliti juga menyampaikan tujuan penelitian yang dilakukan, kemudian peneliti meminta kesediaan informan dengan menyerahkan informed consent. Informed consent berisi mengenai tujuan penelitian, pernyataan dari peneliti atas kerahasiaan informasi yang diberikan informan dan pernyataan kesetujuan informan berkontribusi dalam penelitian. Setelah informan menandatangani informed consent, peneliti memulai dengan rapport untuk membangun rasa percaya dan perasaan nyaman antara informan dan peneliti. Peneliti melakukan pembicaraan ringan dengan seputar biodata dan perbincangan umum. Selain itu, peneliti menyiapkan panduan wawancara agar isi wawancara tetap sesuai dengan aspek yang diteliti. Setiap informan diminta untuk menceritakan pengalaman tentang kehidupannya baik sebelum melakukan kejahatan sampai ketika setiap informan memilih melakukan tindakan kejahatan.

B. Profil Informan Penelitian

Tabel 1 Identitas Informan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Inisial V S B R Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Asal Kota Yogyakarta Pekalongan Yogyakarta Yogyakarta Tempat Tanggal lahir Badran, 26 November 1993 Batang, 19 November 1975 Kricak, 1 Juni 1979 Purwokerto, 9 April 1991 Umur 22 tahun 39 tahun 37 tahun 24 tahun Status Duda Kawin Kawin Lajang Pekerjaan Montir bengkel motor Sopir Sopir Montir bengkel motor