Penilaian Otentik Kurikulum SD 2013

informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkaneksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan mengumpulkan informasi sebagaimana yang disampaikan Pemendikbud Nomor 81a Tahun 2013. Kegiatan menalar ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan pola keterkaitannya; Keempat mencoba yaitu melakukan percobaaan siswa selama kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah tujuan belajar sikap, pengetahuan, dan keterampilan; Kelima mengkomunikasikan yaitu menuliskan atau menceritakan apa yang telah peserta didik pelajari, hal ini dilakukan di depan kelas. Berdasarkan pembahasaan di atas pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam memahami dan mengenal berbagai materi melalui langkah mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring juga mengembangkan ketiga aspek yakni sikap, keterampilan dan pengetahuan.

e. Penilaian Otentik

Salah satu penekanan dalam Kurikulum 2013 adalah penilaian otentik. Pada penilaian otentik ini mengharuskan guru menilai peserta didik baik proses maupun hasil menggunakan instrument penilaian. Menurut Nurgiyantoro 2104: 4 dalam Abdin 2014: 77 menyatakan bahwa pada hakikatnya penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan tidak semata-mata untuk menilai hasil belajar siswa, melainkan juga berbagai faktor yang lain, antara lain kegiatan pengajaran yang dilakukan itu sendiri; artinya, berdasarkan informasi yang diperoleh dapat pula dipergunakan sebagai umpan balik penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan. Model Penilaian Otentik authentic assessment adalah pengukuran kegiatan mengukur hasil belajar siswa secara signifikan untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Penilaian otentik ini memiliki hubungan yang kuat dengan pendekatan ilmiah dalam kegiatan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum 2013. Alasannya adalah penilaian ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa, baik dalam kegiatan mengobservasi, menalar, mencoba, mengkomunikasikan dan lain-lain. Penilaian otentik ini sangat berguna untuk guru karena dengan penilaian otentik ini guru bisa melihat gambaran perkembangan siswa dan memastikan siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Gambaran mengenai perkembangan siswa menjadi bahan pertimbangan untuk guru dalam melakukan tindakan untuk pembelajaran selanjutnya. Penilaian otentik menurut Basuki dan Hariyanto 2014: 168 adalah suatu bentuk penilaian yang mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukan penerapan dari suatu pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sudah menggunakan penilaian otentik yaitu penilaian secara keseluruhan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai intrumen penilaian seperti tes tertulis, tes lisan, dan obeservasi Majid, 2014: 35. Nurhadi 2004: 172 dalam Basuki dan Hariyanto 2014: 168 menyatakan penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Abidin 2014: 81 menyatakan bahwa penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan siswa. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan belajar dan hasil belajar peserta didik berdasarkan data yang diperleh dari keadaan peserta didik dan mencakup 3 aspek yakni sikap, keterampilan dan pengetahuan. Penilaian otentik pada kurikulum 2013 mengacu pada Penilaian Acuan Patokan PAP , yakni pencapaian hasil belajar siswa yang didasarkan pada posisi skor yang di perolehnya terhadap skor idel maksimal . Penelitian otentik sangat memperhatikan keseimbangan antara penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan, lalu disesuaikan dengan perkembangan karakteristik peserta didik sesuai dengan jenjangnya. Adapun karakteristik penilaian otentik menurut Kunandar 2014 : 39-40 adalah sebagai berikut : 1. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif. Artinya, penilaian autentik dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi terhadap satu atau beberapa kompetensi dasar formatif maupun pencapaian kompetensi terhadap standar kompetensi atau kompetensi inti dalam satu semester sumatif 2. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta. Artinya, penilaian autentik itu ditunjukan untuk mengukur pencapaian kompetensi yang menekankan aspek keterampilan skill dan kinerja performance, bukan hanya mengukur kompetensi yang sifatnya mengingat fakta hafalan dan ingatan. 3. Berkesinambungan dan terintegrasi. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik harus secara berkesinambungan terus menerus dan merupakan satu kesatuan secara utuh sebagai alat untuk mengumpulkan informasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik. 4. Dapat digunakan sebagai feed back. Artinya, penilaian autentik yang dilakukan oleh guru dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian otentik memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri. Menurut Basuki 2014: 175-176 Keunggulan dan kelemahan penilaian otentik sebagai berikut : 1. Keunggulan a. Berfokus pada keterampilan analisis dan keterpaduan pengetahuan. b. Meningkatkan kreativitas c. Merefleksikan keterampilan dan pengetahuan dunia nyata. d. Mendorong kerja kolaboratif. e. Meningkatkan keterampilan lisan dan tertulis. f. Langsung menghubungkan kegiatan asesmen, kegiatan pengajaran, dan tujuan pembelajaran. g. Menekankan kepada keterpaduan pembelajaran di sepanjang waktu. 2. Kelemahan a. Memerlukan waktu yang intensif untuk mengelola, memantau, dan melakukan koordinasi. b. Sulit untuk dikoordinasi dengan standar pendidikan yang telah ditetapkan secara legal. c. Menantang guru untuk memberikan skema pemberian nilai yang konsisten. d. Sifat subjektif dalam pemberian nilai akan cenderung menjadi bias. e. Sifat penilaian yang unik mungkin tidak dikenali siswa. f. Hal yang menantang untuk mengembangkan berbagai jenis materi ajar dan berbagai kisaran tujuan pembelajaran. Adapun teknik penilaian otentik menurut Permendikbud, 2013: 9 yaitu : 1 Sikap Penilaian sikap pada kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti ke 1 dan ke 2. Kompetensi ini digunakan untuk menilai sikap spiritual dan sikap sosial. Aspek sikap dapat dinilai dengan cara berikut : a. Observasi yaitu teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. b. Penilaian diri yaitu teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. c. Penilaian antarteman yaitu teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. d. Jurnal yaitu catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi. Sebagai contoh indikator K2 yaitu menunjukan sikap percaya diri saat membaca teks cerita. Indikator tersebut dinilai melalui observasi pengamatan yang dilakukan guru. 2 Pengetahuan Penilaian pengetahuan pada kurikulum 2013 merupakan penilaian untuk Kompetensi Inti ke-3. Aspek untuk menilai pengetahuan dapat dinilai dengan cara sebagai berikut : a. Tes tertulis yaitu tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan dan uraian. b. Tes lisan yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap oral sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragfraf yang diucapkan. c. Penugasan yaitu penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah atau proyek baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya. Sebagai contoh indikator K3 yaitu Menganalisis kekhasan sifat-sifat bunyi. Indikator ini dapat dinilai dengan cara tes tertulis. 3 Keterampilan Penilaian keterampilan pada kurikulum 2013 merupakan penilaian untuk Kompetensi Inti ke-4. Aspek untuk menilai keterampilan dapat dinilai dengan cara sebagai berikut : a. Performance atau Kinerja yaitu suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari. b. Produk yaitu penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat produk teknologi dan seni 3 dimensi. c. Proyek yaitu penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam periodewaktu tertentu. d. Portofolio yaitu penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu.

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran