Daya Pembeda Reliabilitas Teknik Analisis Instrumen Penelitian

3 Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria berikut: , soal termasuk kriteria sukar , soal termasuk kriteria sedang , soal termasuk kriteria mudah 4 Membuat penafsiran tingkat kesukaran dengan cara membandingkan koefisien tingkat kesukaran poin 3 dengan kriteria poin 4. Arifin, 2013: 135. Materi Persamaan Linear Satu Variabel telah diujicobakan kepada 32 siswa kelas VII C SMP Negeri 19 Semarang. Banyak soal yang diujicobakan adalah 10 butir soal materi persamaan linear satu variabel dan 10 soal materi segiempat. Berdasarkan analisis instrumen tes uji coba materi persamaan linear satu variabel konten change and relationship diperoleh dua butir soal dengan kriteria mudah, yaitu soal nomor 1 dan 2, dan tujuh butir soal dengan kriteria sedang, yaitu soal nomor 3, 4, 5, 7, 8, 9 dan 10, serta satu butir soal dengan kriteria sukar, yaitu soal nomor 6. Sedangkan materi segiempat konten shape and space berdasarkan analisis instrumen tes uji coba diperoleh satu soal dengan kriteria mudah yaitu nomor 2, dan enam soal dengan kriteria sedang, yaitu soal nomor 1, 3, 4, 8, 9, dan 10, serta tiga soal dengan kriteria sukar, yaitu soal nomor 5, 6, dan 7. Perhitungan tingkat kesukaran selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 dan Lampiran 17.

3.8.3 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai menguasai materi dengan siswa yang kurang pandai kurangtidak menguasai materi. Indeks daya pembeda biasanya dinyatakan dengan proporsi. Semakin tinggi proporsi itu, maka semakin baik soal tersebut membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai Arifin, 2013: 133. Langkah-langkah menguji daya pembeda. 1 Menghitung jumlah skor total tiap siswa. 2 Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor terkecil. 3 Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah. Jika jumlah siswa banyak di atas 30 dapat ditetapkan 27. 4 Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok kelompok atas maupun kelompok bawah. 5 Menghitung daya pembeda soal dengan rumus : ̅ ̅ Keterangan : DP = Daya Pembeda; ̅ = rata-rata kelompok atas; ̅ = rata-rata kelompok bawah; = skor maksimum. 6 Membandingkan daya pembeda dengan kriteria sebagai berikut: = sangat baik = baik = cukup, soal perlu perbaikan = kurang baik Arifin, 2013: 133. Berdasarkan analisis tes uji coba konten change and relationship diperoleh lima butir soal dengan daya pembeda yang baik, yaitu soal nomor 1, 2, 6, 7 dan 8, lima butir soal dengan kriteria sangat baik yaitu nomor 3, 4, 5, 9 dan 10. Sedangkan analisis tes uji coba konten shape and space diperoleh satu butir soal dengan kriteria cukup, yaitu nomor 2, tiga butir soal dengan kriteria baik yaitu nomor 3, 8, 10, dan enam butir soal dengan kriteria sangat baik yaitu nomor 1, 4, 5, 6, 7, dan 9. Perhitungan daya beda selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13 dan Lampiran 18.

3.8.4 Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan memiliki taraf kepercayaan tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus alpha yaitu sebagai berikut. ∑ Arikunto, 2013: 112 keterangan : r 11 : reliabilitas yang dicari; ∑ : jumlah varians skor tiap item; : varians total; n : banyaknya butir soal. Rumus varians 2  = n n x x    2 2 Arikunto, 2013: 123 Keterangan : : skor pada belah awal dikurangi skor pada belah akhir; : jumlah peserta tes. Kriteria pengujian reliabilitas soal tes yaitu setelah didapatkan harga r 11 kemudian harga r 11 tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel, jika r 11 r tabel maka item tes yang diujicobakan reliabel. Harga r 11 yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan aturan penetapan reliabel sebagai berikut. Tabel 3.1 Kriteria Reliabilitas Reliabilitas Keterangan Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Berdasarkan hasil uji coba kelas VII C pada konten change and relationship diperoleh , sedangkan pada konten shape and space diperoleh . dan dengan α = 5 serta n = 32, diperoleh . Jelas bahwa , sehingga dapat disimpulkan bahwa semua butir soal yang diujicobakan reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11 dan Lampiran 16.

3.9 Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

ANALISIS LITERASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP DENGAN MODEL PBL PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) BERBANTUAN KARTU MASALAH

7 42 505

KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII PADA PEMBELAJARAN REALISTIK BERBANTUAN EDMODO

6 46 40

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CORE PENDEKATAN REALISTIK BERBANTUAN EDMODO TERHADAP PENINGKATAN LITERASI MATEMATIKA DAN RASA INGIN TAHU

1 22 480

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PBL DENGAN PENDEKATAN PMRI BERBANTUAN MEDIA EDMODO PADA PENCAPAIAN KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA PADA KONTEN CHANGE AND RELATIONSHIPS

3 37 482

EFEKTIVITAS MODEL CPS BERPENDEKATAN REALISTIK BERBANTUAN EDMODO BERORIENTASI PISA TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DAN KEMANDIRIAN

96 284 511

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN METODE PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Dengan Metode Pq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII

0 2 17

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN METODE PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Dengan Metode Pq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIIC

0 1 13

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT Implementasi Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Dengan Strategi Student Teams Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep M

0 3 15

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PMRI BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA

0 0 61

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIK BERBANTUAN ICT TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VII

0 9 10