kemampuan siswa dalam literasi matematika, dan kualitas pembelajaran dapat dikategorikan baik serta karakter siswa berkembang lebih baik.
5 Dogoriti dan Pange 2014 penggunaan yang tepat dari sosial jaringan mungkin menawarkan potensi yang signifikan untuk meningkatkan hasil
pendidikan. Kenikmatan membangun hubungan yang positif dan secara langsung terkait dengan keterlibatan siswa; semakin banyak siswa menikmati
menggunakan Twitter dan Edmodo dan menampilkan pengaruh sosial semakin besar.
6 Thongmak 2013 jaringan sosial menyediakan berbagai manfaat untuk pengaturan pendidikan. Namun demikian, yang dominan alat jaringan sosial
seperti Facebook tidak cocok untuk kelas, karena kekurangan privasi keprihatinan. Edmodo adalah jaringan sosial pribadi yang diklaim untuk
memberikan platform pembelajaran aman untuk pelajar dan pendidik.
2.3 Kerangka Berpikir
Indonesia telah terlibat sejak awal dalam penyelenggaraan PISA, hasil yang dicapai siswa Indonesia dalam PISA masih rendah. Kualitas pendidikan
sering dijadikan sebagai barometer perkembangan suatu negara. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika, sain dan membaca beserta
aplikasinya dalam kehidupan dijadikan sebagai gambaran baik atau tidaknya kualitas pendidikan.
Salah satu tujuan PISA adalah agar siswa memiliki literasi matematika yang baik sebagai bekal untuk menghadapi masalah yang berkaitan dengan matematika
pada kehidupan sehari-hari. Literasi matematika merupakan kemampuan individu untuk merumuskan, menerapkan dan menafsirkan matematika dalam berbagai
konteks, termasuk kemampuan melakukan penalaran secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, fakta, sebagai alat untuk mendeskripsikan,
menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena atau kejadian. Sejalan dengan hal itu, Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang SI Mata Pelajaran Matematika
lingkup pendidikan dasar menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah. 2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh. 4 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Jika dibandingkan antara pengertian literasi matematika dengan tujuan mata pelajaran matematika pada SI tersebut tampak adanya kesesuaian atau
kesepahaman. Tujuan yang akan dicapai dalam permendiknas tersebut merupakan literasi matematika. Kegiatan dalam pembelajaran matematika mengalami
beberapa masalah karena siswa kurang terlatih dalam mengembangkan ide-idenya dalam memecahkan masalah. Siswa belum terbiasa dihadapkan pada masalah
matematika yang realistik, pembelajaran dikelas masih di dominasi pembelajaran nonkontekstual, siswa kurang percaya diri dan tidak berani mengemukakan
pendapat. Kesulitan juga muncul dari pihak guru yaitu kebiasaan guru dalam mengajar adalah menjelaskan, memberikan contoh, siswa diminta mengerjakan
latihan soal, dan kemudian membahas beberapa soal latihan, serta pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya inovasi pembelajaran matematika yang berpusat pada siswa, pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar dan dapat menyelesaikan masalah dengan berbagai cara. Problem Based
Learning PBL adalah suatu pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang keterampilan
pemecahan masalah. Berkaitan dengan penyajian matematika yang diawali dengan sesuatu yang konkret, di Belanda telah lama dikembangkan Realistic
Mathematics Education RME sebagaimana hasil adaptasi dari RME di Indonesia adalah PMRI. PMRI adalah pendekatan pengajaran yang bertitik tolak
dari hal-hal yang real bagi siswa, menekankan keterampilan proces of doing
mathematics, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya menggunakan
matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok. Pada pendekatan ini peran guru tak lebih dari seorang fasilitator,
moderator atau evaluator sementara siswa berfikir, mengkomunikasikan, melatih nuansa demokrasi dengan menghargai pendapat orang lain.
Penggunaan masalah kontekstual, siswa dapat interaktif dan komunikatif serta dapat terintegrasi dengan topik pembelajaran lain salah satunya dengan
menggunakan media pembelajaran dengan memanfaatkan internet. Salah satu social network yang cukup banyak memiliki fitur untuk mendukung pembelajaran
adalah Edmodo. Berdasarkan masing-masing keunggulan yang dimiliki RME dan PBL terhadap peningkatan literasi matematika, maka keduanya akan
dikombinasikan.
Kerangka berfikir yang telah dikemukakan diatas disajikan pada gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1 Bagan Skema Kerangka Berpikir Pembelajaran dengan model PBL pendekatan realistik berbantuan
Edmodo Teori Piaget, Teori Vygotsky, Teori Asubel, dan Teori Brunner
Pembelajaran dengan model Ekspositori
Skor PISA di Indonesia rendah
Kurangnya latihan soal
realistik Siswa kurang
PD mengungkapkan
pendapat Pembelajaran
didominasi non
kontekstual Guru kurang
kreatif memilih model
pembelajaran Kualitas
pembelajaran kurang baik
Pembelajaran realistik, media menarik tak terbatas
ruang dan waktu, pembelajaran terfokus pada
siswa, penyelesaian soal tidak tunggal, pembelajaran
bermakna Pembelajaran kurang
menarik, pembelajaran berfokus pada guru,
pembelajaran kurang bermakna
Pengamatan Kualitas Pembelajaran
Hasil Tes soal Berorientasi PISA
Memenuhi Ketuntasan Klasikal
Rata-rata literasi matematik siswa dengan model PBL pendekatan realistik berbantuan Edmodo lebih baik dibandingkan rata-rata literasi matematik siwa yang dikenai pembelajaran dengan
model ekspositori. Kualitas pembelajaran memiliki kategori baik.
Model PBL pendekatan realistik dapat meningkatkan literasi matematik siswa pada konten change and relationship dan shape and space
2.4 Hipotesis Penelitian