Karakteristik Model Problem Based Learning PBL

Model Problem Based Learning PBL bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa. Dengan model PBL diharapkan siswa mendapatkan lebih banyak kecakapan daripada pengetahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan memecahkan masalah, kecakapan berpikir kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan interpersonal dan komunikasi, serta kecakapan pencarian dan pengolahan informasi Amir, 2009. Savery Duffy 1995 mengemukakan dua hal yang harus dijadikan pedoman dalam menyajikan permasalahan. Pertama, permasalahan harus sesuai dengan konsep dan prinsip yang akan dipelajari. Kedua, permasalahan yang disajikan adalah permasalahan riil, artinya masalah itu nyata ada dalam kehidupan sehari- hari siswa.

2.1.3.2 Karakteristik Model Problem Based Learning PBL

Ciri yang paling utama dari model pembelajaran PBL yaitu dimunculkannya masalah pada awal pembelajarannya. Menurut Arends Trianto, 2007 berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut. 1 Pengajuan pertanyaan atau masalah a. Autentik, yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia nyata siswa daripada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu. b. Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa. c. Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan harusnya mudah dipahami siswa dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. d. Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Luas artinya masalah tersebut harus mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang, dan sumber yang tersedia. e. Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi siswa sebagai pemecah masalah dan guru sebagai pembuat masalah. 2 Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu Masalah yang diajukan hendaknya melibatkan berbagai disiplin ilmu. 3 Penyelidikan autentik nyata Dalam penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan, dan menggambarkan hasil akhir. 4 Menghasilkan produk dan memamerkannya Siswa bertugas menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya. 5 Kolaboratif Pada model pembelajaran ini, tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan bersama-sama antar siswa. Hal tersebut didukung oleh Akınoğlu Tandoğan 2007: 73, karakteristik atau ciri –ciri dari PBL sebagai berikut. 1 Proses pembelajaran harus dimulai dengan sebuah permasalahan yang terutama berupa permasalahan yang belum pernah diberikan atau dibahas. 2 Materi dan aktivitas pembelajaran harus memperhatikan keadaan bagaimana yang dapat menarik perhatian siswa. 3 Guru merupakan pembimbing saat proses pembelajaran. 4 Siswa perlu diberi waktu yang cukup untuk berfikir atau mengumpulkan informasi dan untuk menyusun strategi pemecahan masalah dan kreativitas mereka harus terdorong saat pembelajaran. 5 Tingkat kesulitan dari materi yang dipelajari tidak pada tingkat tinggi yang dapat membuat siswa putus asa. 6 Lingkungan pembelajaran yang nyaman, tenang dan aman harus dibangun agar kemampuan siswa berkembang untuk berfikir dan memecahkan masalah. Hal tersebut didukung juga oleh Schmidt, et al., 2007: 93 yang menyatakan bahwa PBL memiliki karakteristik berikut. 1 Siswa dikumpulkan dalam kelompok-kelompok kecil. 2 Pemberian orientasipetunjuk pada setiap kelompok. 3 Tugas pembelajaran mereka adalah untuk menjelaskan penyelesaian masalah sesuai dengan materi pelajaran. 4 Penyelesaian dilakukan dengan diskusi awal dengan kemampuan yang dimiliki setiap anggota kelompok. 5 Guru berperan untuk memfasilitasi pembelajaran. 6 Guru sebagai fasilitator memberikan petunjuk seperti informasi yang relevan, pertanyaan,dan lain-lain yang disajikan dengan suatu rancangan permasalahan. 7 Sumber untuk belajar mandiri dapat berupa buku, artikel, atau media lainnya. Dari beberapa penjelasan mengenai karakteristik proses PBL dapat disimpulkan bahwa tiga unsur yang esensial dalam proses PBL yaitu adanya suatu permasalahan, pembelajaran berpusat pada siswa, dan belajar dalam kelompok kecil.

2.1.3.3 Tahap-tahap dalam Problem Based Learning PBL

Dokumen yang terkait

ANALISIS LITERASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP DENGAN MODEL PBL PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) BERBANTUAN KARTU MASALAH

7 42 505

KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII PADA PEMBELAJARAN REALISTIK BERBANTUAN EDMODO

6 46 40

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CORE PENDEKATAN REALISTIK BERBANTUAN EDMODO TERHADAP PENINGKATAN LITERASI MATEMATIKA DAN RASA INGIN TAHU

1 22 480

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PBL DENGAN PENDEKATAN PMRI BERBANTUAN MEDIA EDMODO PADA PENCAPAIAN KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA PADA KONTEN CHANGE AND RELATIONSHIPS

3 37 482

EFEKTIVITAS MODEL CPS BERPENDEKATAN REALISTIK BERBANTUAN EDMODO BERORIENTASI PISA TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DAN KEMANDIRIAN

96 284 511

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN METODE PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Dengan Metode Pq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII

0 2 17

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN METODE PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Dengan Metode Pq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIIC

0 1 13

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT Implementasi Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Dengan Strategi Student Teams Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep M

0 3 15

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PMRI BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA

0 0 61

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIK BERBANTUAN ICT TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VII

0 9 10