masalah pengangguran yang terus meningkat. Namun peningkatan tenaga kerja ini akan menerima upah gaji yang lebih rendah jika dibandingkan dengan tenaga
kerja yang telah ada sebelumnya di mana pertumbuhan tenaga kerjanya lebih tinggi jika dibandingkan dengan upah gajinya.
Permintaan akan barang dan jasa pariwisata Indonesia oleh wisatawan mancanegara yang meningkat karena kebijakan kontraksi moneter berdampak
pada output nasional maupun nilai tambah bruto yang meningkat masing-masing 0.02 persen dan 0.05 persen. Peningkatan nilai tambah yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan output mengindikasikan bahwa kebijakan kontraksi moneter lebih berdampak pada penciptaan nilai tambah dalam perekonomian Indonesia
melalui devisa yang dibawa oleh wisatawan mancanegara. Sementara dampak terkecil dari kebijakan kontraksi moneter ini terjadi pada komponen pajak tak
langsung yang hanya meningkat 0.01 persen.
7.2.2.4. Gross Domestic Product Negara Asal Wisatawan Mancanegara Naik
2 Persen dan
Gross Domestic Product Indonesia Naik 6.5 Persen
Ketika secara bersamaan terjadi peningkatan perekonomian dunia termasuk Indonesia akan meningkatkan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia
sebesar 0.58 persen dan devisa yang masuk ke Indonesia meningkat 0.50 persen. Ini menunjukkan bahwa dampak pertumbuhan ekonomi di enam negara asal
wisman lebih dominan jika dibandingkan dengan dampak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di satu sisi pertumbuhan ekonomi enam negara wisman akan
meningkatkan jumlah kunjungannya, di sisi lain pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan menurunkan jumlah kunjungan wisman.
I-O Multiplier Matrix
Output 156 926
Nilai Tambah 78 010
Upah dan gaji 24 808
Tenaga kerja 3 979
Pajak tak langsung
2 983 Inbound:
89 588
Output 157 677
Nilai Tambah 78 420
Upah dan gaji 24 961
Pajak tak langsung
2 996 Tenaga kerja
3 991 0.48
0.53 0.62
0.45 0.30
GDP neg asal wisman naik 2 GDP Ind naik 6.5
Catatan: Nilai dalam
milyar rupiah kecuali
tenaga kerja dalam
ribuan orang
0.50 Inbound:
Simulasi dasar 89 145.95
Gambar 27. Dampak Ekonomi Gross Domestic Product Negara Asal Wisatawan Mancanegara Naik 2 Persen dan Gross Domestic Product Indonesia
Naik 6.5 Persen
Ketika permintaan barang dana jasa pariwisata oleh wisman meningkat 0.50 persen, output dari usaha penyedia barang dan jasa untuk wisman meningkat
0.48 persen. Peningkatan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan peningkatan nilai tambahnya yang mencapai 0.53 persen.
Sektor yang menyediakan barang dan jasa untuk wisman memang merupakan sektor yang lebih mengandalkan tenaga kerja di mana dampak dari
peningkatan permintaan wisman sebesar 0.50 persen akan menyerap tenaga kerja sebanyak 4.00 juta orang atau meningkat sebesar 0.30 persen. Sementara upah dan
gaji yang mereka terima meningkat 0.62 persen. Dari sisi ini bahwa penambahan tenaga kerja yang dibutuhkan akan menerima upah lebih tinggi dibandingkan
dengan tenaga kerja yang telah ada sebelumnya.
7.2.2.5. Gross Domestic Product Negara Asal Wisatawan Mancanegara Naik
2 Persen dan Tingkat Suku Bunga di Indonesia Naik 25 Basis Poin
Ketika Indonesia melakukan kebijakan kontraksi moneter dengan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin bersamaan dengan membaiknya
perekonomian enam negara asal wisatawan yang tumbuh masing-masing sebesar 2 persen, maka konsumsi wisman di Indonesia meningkat sebesar 0.62 persen.