40.9 55.1 GAMBARAN UMUM PARIWISATA DUNIA 4.1. Pariwisata Dunia

kunjungan atau meningkat 27.99 persen dibandingkan dengan tahun 1995. Negara penghasil minyak di Timur Tengah memberikan kontribusi pertumbuhan terbesar jika dibandingkan dengan kawasan lainnya, yaitu sebesar 81.75 persen walaupun jumlah wisatawan di kawasan ini hanya 3.64 persen dari total kunjungan wisatawan dunia. Kontribusi wisatawan internasional di kawasan Eropa dan Amerika terhadap kunjungan wisatawan dunia dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 1990 kontribusi mereka adalah 60.46 persen dan 21.17 persen menurun menjadi 53.06 persen dan 15.94 persen. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya kunjungan wisatawan regional di kawasan Asia-Pasifik, Afika, dan Timur Tengah dibandingkan dengan kedua kawasan Eropa dan Amerika. Berdasarkan data yang diolah oleh UNWTO menunjukkan bahwa rata- rata pertumbuhan per tahun wisatawan dunia dari tahun 2000 sampai 2008 mencapai 3.8 persen dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di kawasan Timur Tengah, yaitu sebesar 10.5 persen diikuti oleh kawasan Afrika dan Asia-Pasifik masing-masing sebesar 6.7 persen dan 6.6 persen. Sementara itu kawasan Eropa dan Amerika hanya tumbuh masing-masing 2.8 persen dan 1.7 persen. Devisa yang diciptakan dengan adanya perjalanan penduduk antarnegara pada tahun 2007 mencapai US858 miliar atau mengalami pertumbuhan 5.4 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun berikutnya jumlah devisa yang tercipta mengalami peningkatan menjadi US944 miliar. Jika dilihat rata-rata pengeluaran per kunjungan pada tahun 2008 mencapai US1 , 020 dengan pengeluaran terbesar terjadi di kawasan Amerika, yaitu US1 , 280 diikuti Asia-Pasifik sebesar US1 , 120. Pengeluaran kunjungan terendah terjadi di kawasan Afrika yaitu sebesar US650. Gejolak yang terjadi dalam suatu negara yang disebabkan oleh proses politik maupun krisis ekonomi akan mempengaruhi jumlah wisatawan yang berkunjung ke negara tersebut. Perkembangan terakhir pariwisata internasional pada tahun 2009 mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus mengalami penurunan sebesar 7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara absolut jumlah wisatawan internasional pada periode tersebut menurun menjadi 600 juta kunjungan dari 643 juta kunjungan tahun sebelumnya. Sementara jumlah kunjungan pada tahun 2007 mencapai 617 juta kunjungan. Semua benua mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawannya, kecuali Afrika. Dari 600 juta kunjungan wisatawan dunia, 53 persennya mengunjungi Eropa. Pada periode ini wisatawan yang berkunjung ke Eropa mengalami penurunan 8 persen, sementara yang berkunjung ke Asia Pasifik menurun sebesar 5 persen. Amerika mengalami penurunan kunjungan wisatawannya sebesar 7 persen. Sedangkan benua Afrika mengalami pertumbuhan positif sebesar 4 persen, dan ini diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2010 dengan diselenggarakannya World Cup di negara Afrika Selatan. Jika trend kunjungan pariwisata dunia masih seperti tiga bulan terakhir Juni s.d Agustus 2009 maka diperkirakan pariwisata internasional masih mengalami penurunan antara -6 persen sampai dengan -4 persen UNWTO, 2009. Penurunan ini disebabkan adanya krisis ekonomi yang melanda Amerika pada semester dua tahun 2008 berlanjut menjadi krisis global yang melanda beberapa negara di dunia.

4.1.1. Eropa

Jumlah wisatawan di kawasan Eropa pada tahun 2006 mencapai 468.4 juta kunjungan dengan jumlah terbanyak terjadi di negara Perancis yang mencapai 78.9 juta kunjungan atau 16.8 persen dari total kunjungan wisatawan Eropa. Pada tahun 2007 wisatawan yang berkunjung ke Eropa meningkat menjadi 487.9 juta atau meningkat 4.1 persen. Peningkatan ini hampir terjadi di semua negara Eropa kecuali Bulgaria, Hungaria, dan Polandia yang mengalami penurunan masing- masing 0.1 persen, 6.7 persen, dan 4.4 persen. Jumlah devisa yang diperoleh pada tahun 2007 ini mencapai US435.2 miliar. Krisis ekonomi global yang terjadi pada pertengahan tahun 2008 sudah mulai berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan di Eropa. Pada tahun ini jumlah wisatawannya mecapai 489.4 juta kunjungan atau meningkat hanya 0.3 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Devisa yang diperoleh mencapai US473.7 miliar atau meningkat 4.5 persen jika dibandingkan tahun 2007. Kontribusi terbesar devisa pariwisata ini terjadi di negara Spanyol, yaitu sebesar 13.0 persen dari total devisa pariwisata di Eropa, diikuti oleh negara Perancis dan Italia masing-masing sebesar 11.7 persen dan 9.7 persen. Dampak krisis global kuartal ketiga dan keempat tahun 2008 masih terus berlanjut terhadap kunjungan wisatawan di Eropa, walaupun pada pada kuartal kedua dan ketiga sudah mulai ada perbaikan. Pada kuartal pertama tahun 2009 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Eropa menurun 13 persen dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya. Selanjutnya kuartal kedua masih menurun 8 persen. Kuartal ketiga tercatat hanya pada bulan Juli dan Agustus yang menurun masing-masing 4 dan 5 persen. Berdasarkan data tahun 2008, puncak kunjungan wisatawan ke Eropa terjadi pada bulan Agustus, sementara tahun 2009 terjadi pada bulan Juli sehingga penurunan jumlah kunjungan bulan Agustus lebih besar jika dibandingkan dengan bulan Juli.

4.1.2. Amerika

Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Amerika masih lebih besar jika dibandingkan dengan Eropa. Pada tahun 2007 jumlah wisatawan Amerika mencapai 142.9 juta kunjungan atau meningkat 5.2 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Walaupun krisis ekonomi global awalnya mulai terjadi di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 2008 ternyata kunjungan wisatawan ke kawasan ini masih mengalami peningkatan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Eropa. Pada tahun 2008 jumlah kunjungan wisatawan di Amerika mencapai 147.0 juta kunjungan atau meningkat sebesar 2.9 persen, sementara pada periode yang sama di Eropa hanya meningkat 0.3 persen. Jumlah kunjungan wisatawan di kawasan ini yang terbesar adalah Amerika Serikat yang mencapai 58.0 juta kunjungan pada tahun 2008 atau 39.5 persen dari jumlah kunjungan wisatawan di benua Amerika, diikuti oleh Mexico dan Canada yang masing-masing mencapai 22.6 juta kunjungan dan 17.1 juta kunjungan atau masing-masing memberikan kontribusi sebesar 15.4 persen dan 11.6 persen. Devisa yang diperoleh kawasan Amerika pada tahun 2006 sampai dengan 2008 terus mengalami peningkatan yang mencapai US154.5 miliar pada tahun 2006, US171.3 miliar pada tahun 2007, dan US188.4 miliar pada tahun 2008. Kontribusi devisa terbesar pada tahun 2008 ini diberikan oleh negara Amerika Serikat yaitu US110.1 miliar atau 58.4 persen dari total devisa pariwisata yang tercipta di kawasan Amerika.

4.1.3. Afika

Jumlah kunjungan wisman ke Afrika pada tahun 2007 mencapai 45.0 juta kunjungan, meningkat 8.4 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 41.5 juta kunjungan. Pertumbuhan wisman terbesar pada tahun 2007 ini terjadi di negara Angola, yaitu sebesar 60.4 persen diikuti oleh negara Reunion dan Sudan masing-masing 36.5 persen dan 32.9 persen. Sementara itu negara yang mengalami penurunan jumlah kunjungan wismannya adalah negara Lesotho dan Swaziland masing-masing -15.7 persen dan -0.4 persen. Negara yang paling banyak menerima kunjungan wisman di antara 26 negara yang ada di benua ini pada tahun 2007 adalah Afrika Selatan yang mencapai 9.1 juta kunjungan diikuti oleh negara Marocco dan Tunisia masing- masing 7.4 juta kunjungan dan 6.8 juta kunjungan. Dari ketiga negara ini memberikan porsi 51.7 persen dari total kunjungan wisman ke benua Afrika. Sejalan dengan benua lainnya, pada tahun 2008 jumlah kunjungan wisman mengalami pertumbuhan yang menurun, yaitu dari 8.4 persen menjadi 3.7 persen. Nampaknya pengaruh krisis global yang terjadi pada paruh kedua tahun 2008 tidak hanya mempengaruhi kunjungan wisman di negara-negara maju Amerika dan Eropa tetapi juga berdampak pada kunjungan wisman di Afrika. Dari negara-negara di Afrika yang mengalami penurunan kunjungan wismannya terdapat empat negara, yaitu Lesotho, Seychelles, Swaziland, dan Zambia masing- masing turun -2.5 persen, -1.4 persen, -13.3 persen, dan -9.5 persen. Jumlah kunjungan wisman di benua ini masih didominasi oleh tiga negara, yaitu Afrika Selatan, Marocco, dan Tunisia yang mecapai 52.5 persen dari total kunjungan wisman ke Afrika. Devisa yang masuk ke Afrika melalui wisman menunjukkan adanya peningkatan yang tidak hanya disebabkan oleh meningkatnya jumlah kunjungan wisman tetapi juga peningkatan rata-rata pengeluaran mereka selama berkunjung ke Afrika. Jumlah devisa yang masuk pada tahun 2006 mencapai US24.9 miliar meningkat menjadi US 29.1 miliar pada tahun 2007, dan US30.6 miliar pada tahun 2008. Sementara rata-rata pengeluaran mereka per kunjungan dari tahun 2006 sampai 2008 adalah US599.4, US646.2 dan US655.5.

4.1.4. Timur Tengah

Pada tahun 2006 jumlah kunjungan wisman ke Timur Tengah mencapai 40.9 juta kunjungan dengan jumlah kunjungan terbesar terjadi di negara Mesir, yaitu 8.65 juta kunjungan. Sementara Arab Saudi dengan jumlah kunjungan wismannya sebesar 8.62 merupakan terbesar kedua. Namun pada tahun 2007 Arab Saudi telah menjadi negara yang terbanyak dikunjungi oleh wisman jika dibandingkan dengan negara yang ada di kawasan Timur Tengah. Jumlah tersebut sebanyak 11.5 juta kunjungan, sementara Mesir hanya mencapai 10.6 juta kunjungan. Secara keseluruhan kawasan ini tumbuh paling besar jika dibandingkan dengan benua lainnya, di mana pada tahun 2007 meningkat sebesar 14.0 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 jumlah kunjungannya meningkat lagi dari 46.6 juta kunjungan menjadi 55.1 juta kunjungan atau meningkat 18.1 persen. Negara-negara dengan sumber daya alam minyak terbesar di dunia berada di kawasan Timur Tengah. Pendapatan per kapita beberapa negara Timur Tengah yang cukup tinggi karena adanya minyak bumi mendorong penduduknya untuk melakukan perjalanan dalam lingkup regional maupun internasional. Namun demikian jumlah wisatawan yang mengunjungi Timur Tengah pada tahun 2008 hanya mencapai 55.1 juta kunjungan atau 6.0 persen dari total kunjungan wisatawan dunia. Jumlah terbesar kunjungan wisatawan internasional di kawasan ini adalah negara Saudi Arabia di mana secara rutin setiap tahun dikunjungi oleh wisatawan yang melaksanakan ibadah haji dari berbagai belahan dunia. Jumlah tersebut mencapai 14.8 juta kunjungan atau 26.8 persen terhadap kunjungan wisatawan internasional di Timur Tengah dengan devisa sebesar US9.7 miliar. Walaupun Mesir merupakan negara dengan jumlah kunjungan wisatawan internasional terbesar kedua yang mecapai 12.3 juta kunjungan, namun devisa yang tercipta di negara ini adalah yang terbesar dibandingkan negara lainnya, yaitu US11.0 miliar atau 24.1 persen terhadap total devisa pariwisata yang ada di Timur Tengah.

4.1.5. Asia Pasifik

Sebagai negara dengan wilayah terluas di dunia serta pertumbuhan ekonominya yang maju pesat, Cina juga berhasil menarik wismannya terbanyak di kawasan Asia Pasifik, mulai dari tahun 2006 sampai 2008 jumlah wisman yang berkunjung ke negara ini mencapai masing-masing 50.0 juta kunjungan, 54.7 juta kunjungan, dan 53.0 juta kunjungan. Selain itu Hongkong yang merupakan bagian dari negara Cina menduduki peringkat ketiga dari sisi jumlah kunjungan wismannya yaitu 15.8 juta kunjungan pada tahun 2006, 17.2 juta kunjungan pada tahun 2007, dan 17.3 juta kunjungan pada tahun 2008. Malaysia dengan wilayah negara yang relatif kecil dengan berbagai promosi melalui media elektronik maupun media cetak berupaya menarik wisman sebanyak-banyaknya ke negara tersebut dengan motto ”Trully Asia”. Upaya ini cukup berhasil menarik kunjungan wismannya yang mencapai jumlah terbesar kedua setelah Cina. Namun demikian jumlah wisman yang dihitung oleh negara ini berbeda dengan konsep wisman yang telah ditentukan oleh UNWTO. Mereka memasukkan pelintas batas border crosser sebagai wisman sehingga jumlahnya menjadi over estimate, sementara negara lainnya pelintas batas tidak dimasukkan sebagai wisman. Indonesia yang mempunyai potensi pariwisata lebih banyak jika dibandingkan dengan Malaysia masih belum mampu menarik wisman lebih banyak untuk berkunjung ke berbagai obyek wisata yang menyebar di wilayah Indonesia. Hanya Bali yang menjadi ”icon” pariwisata Indonesia sudah cukup dikenal oleh banyak wisman. Namun beberapa tahun yang lalu dari segi keamanan masih mengkhawatirkan untuk dikunjungi dengan adanya bom yang membawa korban jiwa. Upaya pemulihan citra tentang Indonesia setelah peristiwa Bom Bali I sudah cukup mendongkrak kunjungan wisman ke Indonesia. Namun demikian terjadi kembali Bom di Bali pada tahun 2006 yang dikenal dengan Bom Bali II menambah citra keamanan di Indonesia menjadi menurun lagi. Minat wisman untuk berkunjung ke Indonesia menjadi berkurang. Ini ditunjukkan oleh jumlah kunjungan wisman yang terjadi pada tahun 2006, yaitu sebanyak 4.9 juta kunjungan atau menurun 2.6 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5.0 juta kunjungan. Penurunan jumlah kunjungan wisman di Indonesia pada tahun 2006 ini tidak setajam penurunan yang terjadi pada tahun 2003 saat terjadinya Bom Bali I. Hal ini terjadi sebagai dampak pemulihan citra keamanan di Indonesia oleh pemerintah dengan memburu gembong teroris secara serius selain promosi melalui peningkatan event budaya dan pariwisata untuk menarik kunjungan wisman. Hasilnya mulai terlihat dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisman pada tahun 2007 dan 2008 yang meningkat masing-masing sebesar 13.0 persen dan 13.2 persen. Pertumbuhan ini cukup menggembirakan karena melampaui pertumbuhan wisman Asia Pasifik yang mencapai 9.6 persen pada tahun 2007 dan 1.2 persen pada tahun 2008. Pada tahun 2008 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 6.2 juta kunjungan yang memberikan kontribusi 3.4 persen terhadap total kunjungan wisman ke Asia Pasifik. Namun jika dilihat dalam konteks wisman dunia, kunjungan wisman ke Indonesia ini hanya memberikan kontribusi 0,68 persen. Jumlah devisa yang diperoleh Indonesia pada tahun 2008 mencapai US7.4 miliar atau 3.6 persen dari jumlah devisa yang masuk ke Asia Pasifik yang mencapai US206.0 miliar. Jika dibandingkan dengan devisa pariwisata dunia, Indonesia hanya memberikan kontribusi 0.72 persen dari US1 , 020 miliar.

4.2. Pariwisata Internasional di Indonesia

Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mengalami pasang surut dari tahun ke tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal maupun faktor eksternal. Sebagai negara yang memiliki potensi pariwisata dengan keberagaman budaya, adat, dan obyek wisata menjadikan sektor ini sebagai salah satu penggerak ekonomi negara. Penduduk luar negeri yang datang ke Indonesia sebagai wisatawan bisa memberikan dampak positif maupun dampak negatif. Sebagai salah satu kebijakan untuk meningkatkan kontribusi pariwisata dalam perekonomian adalah memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatifnya. Implementasi dari kebijakan ini antara lain adalah meningkatkan sebanyak mungkin jumlah kunjungan wisman ke Indonesia diikuti dengan pengeluarannya selama mereka berada di Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan memperbaiki sarana dan prasarana pariwisata, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di bidang pariwisata, dan meningkatkan intensitas promosi ke beberapa negara pasar pariwisata Indonesia. Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pertama kali menembus angka 5 juta, yaitu 5.03 juta terjadi pada tahun 1996. Salah satu kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah pada tahun ini adalah pemberian Bebas Visa Kunjungan Singkat BVKS kepada beberapa negara. Tahun berikutnya meningkat hanya 3 persen menjadi 5.19 juta kunjungan di mana pada pertengahan tahun ini terjadi krisis ekonomi di kawasan Asia. Krisis ini berlanjut pada dua tahun berikutnya di mana jumlah kunjungan wisman menjadi di bawah 5 juta kunjungan. Penurunan drastis terjadi pada tahun 1998, yaitu dari 5.19 juta pada tahun 1997 menjadi 4.61 juta pada tahun 1998 atau turun 11 persen. Dalam kurun waktu tahun 2000 sampai dengan 2007 jumlah kunjungan wisman diharapkan 5 juta kunjungan lebih setiap tahunnya. Namun demikian bom yang terjadi di pulau Bali pada tahun 2002 dan 2006 mengakibatkan anjloknya