Penerimaan Devisa dari Jepang
dipengaruhi oleh variabel-variabel penjelas. Selain itu juga menghasilkan nilai statistik F antara 8.54 sampai 1 663.99 yang dipakai sebagai ukuran statistik untuk
mengetahui apakah
variabel-variabel penjelas
secara bersama-sama
mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata tertentu. Demikian halnya
ukuran statistik untuk melihat tingkat signifikansi secara individu variabel penjelas mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata
0.5, 0.10, 0.15, dan 0.20 seperti terlihat dalam Tabel 13.
Hasil estimasi
parameter pada persamaan kunjungan wisman Jepang ke Indonesia memberikan nilai koefisien diterminasi R
2
sebesar 0.91 yang berarti bahwa variasi kunjungan wisman Jepang ke Indonesia sebanyak 91 persennya
dipengaruhi oleh variabel-variabel penjelas. Secara bersama-sama variabel penjelas ini mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata
sebesar 0.01 dengan nilai statistik F-nya sebesar 24.54. Namun demikian secara individu yang
mempengaruhi variabel kunjungan wisman Jepang ke Indonesia adalah GDP, harga pariwisata Indonesia, harga pariwisata Malaysia, masing-masing pada taraf
nyata sebesar 0.10, dan variabel dummy travel warning setelah terjadinya
peristiwa bom Bali 1 dan 2 pada taraf nyata 0.05. Sedangkan jumlah
penduduk Malaysia secara statistik mempengaruhi jumlah kunjungan wisman asal Malaysia ke Indonesia padea taraf nyata 15 persen. Sementara faktor harga
pariwisata Singapura dan Thailand secara statistik tidak mempengaruhi variabel kunjungan wisman Jepang.
Peningkatan GDP Jepang sebesar 1 miliar US akan meningkatkan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sebanyak 80 orang, sementara travel
warning mengakibatkan penurunan jumlah kunjungan wisman Jepang sebanyak
134 ,
891 orang. Tabel 13. Hasil
Estimasi Parameter Persamaan Wisatawan Mancanegara Asal
Jepang, Tahun 1984-2008
Variabel Estimasi
Parameter Prob
T Signifikansi
TA_JPN Kunjungan Wisman Jepang Intercept
-7770345 0.1361
C GDP Jepang Y_JPN
80.12278 0.0846
B Harga Pariwisata Indonesia
P_JPN -2712.54
0.0786 B
Harga Pariwisata Singapura PS_JPN
1426.286 0.7852
Harga Pariwisata Malaysia PM_JPN
5195.145 0.0913
B Harga Pariwisata Thailand
PT_JPN -1550.37
0.7294 Jumlah Penduduk Jepang
POP_JPN 60919.31
0.1468 C
Dummy D1 -134891
0.0291 A
R2=0.91; F-Hit=24.54; DW=2.31 C_JPN
Konsumsi Jepang Intercept
-94.9365 0.0377
A GDP Jepang Y_JPN
0.531469 0.0001
A Lag C_JPN [C_JPN-1]
0.091551 0.0575
B R2=0.99; F-Hit=1663.99; DW=0.44; DW-h=3.81 0.0001
I_JPN Investasi Jepang
Intercept 190.354
0.0226 A
GDP Jepang Y_JPN 0.080682
0.0176 A
Lag I_JPN [I_JPN-1] 0.533156
0.0002 A
R2=0.86; F-Hit=67.12; DW=0.99; DW-h=2.75 0.0030 G_JPN
Pengeluaran Pemerintah Jepang Intercept
-81.6915 0.0530
B Gross Domestic Product Jepang
Y_JPN 0.104901
0.0001 A
Lag G_JPN [G_JPN-1] 0.494486
0.0001 A
R2=0.96; F-Hit=276.41; DW=0.72; DW-h=3.22 0.0006 X_JPN
Ekspor Jepang Intercept
-302.847 0.2589
GDP Jepang Y_JPN 0.057663
0.1899 D
Exchange Rate Jepang ER_JPN 1.148143
0.2987 Lag X_JPN [X_JPN-1]
0.901193 0.0001
A R2=0.95; F-Hit=140.83; DW=1.51; DW-h=1.08 0.1396
M_JPN Impor Jepang
Intercept -33.6847
0.4810 GDP Jepang Y_JPN
0.031997 0.0756
B Lag M_JPN [M_JPN-1]
0.798802 0.0001
A R2=0.91; F-Hit=102.67; DW=1.28; DW-h=1.01 0.1557
Nilai koefisien diterminasi R
2
pada estimasi
parameter persamaan konsumsi Jepang sebesar 0.99 yang berarti bahwa variasi variabel endogen
dipengaruhi oleh variabel-variabel penjelas sebanyak 99 persen. Secara bersama- sama variabel penjelas ini mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata
0.01 dengan nilai statistik F-nya sebesar 1.663.99. Selanjutnya secara individu
variabel GDP mempengaruhi konsumsi pada taraf nyata 0.05 dan variabel lag
konsumsi pada taraf nyata 0.10. Kenaikan GDP sebesar 1 miliar US akan
meningkatkan konsumsi Jepang sebesar 0.53 miliar US dengan menjaga variabel lainnya konstan.
Sejalan dengan estimasi
parameter persamaan konsumsi, hasil pendugaan parameter persamaan investasi juga dipengaruhi oleh GDP dan lag
investasi secara bersama-sama pada taraf nyata 0.01 dengan nilai statistik F
sebesar 67.12. Fluktuasi investasi sebanyak 86 persen dipengaruhi oleh GDP dan lag
investasi yang ditunjukkan oleh nilai koefisien diterminasi R
2
sebesar 0.86. Secara individu investasi ini dipengaruhi oleh GDP dan lag investasi pada taraf
nyata masing-masing 0.05. Peningkatan GDP sebesar 1 miliar US akan
meningkatkan nilai investasi Jepang sebesar 0.08 miliar US, cateris paribus. Hasil
estimasi parameter pengeluaran pemerintah menunjukkan bahwa
fluktuasi variabel endogen sebesar 96 persennya dipengaruhi oleh variabel- variabel penjelas yang ditunjukkan dengan besarnya nilai koefisien diterminasinya
R
2
0.96. Secara bersama-sama variabel-variabel penjelas ini mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata
0.01 dengan nilai statistik F-nya sebesar 276.41. Secara individu variabel penjelas juga mempengaruhi variabel endogen
pada taraf nyata 0.05. Peningkatan GDP sebesar 1 miliar US akan
meningkatkan pengeluaran pemerintah sebesar 0.10 miliar US, ceteris paribus. Hasil
estimasi parameter persamaan ekspor menunjukkan bahwa
fluktuasi variabel endogen ini dipengaruhi oleh variabel-variabel penjelasnya sebesar 95 persen dengan nilai koefisien diterminasi R
2
sebesar 0.95. Secara bersama-sama variabel penjelas ini mempengaruhi variabel endogen pada taraf
nyata 0.01 yang ditunjukkan dengan nilai statistik F-nya sebesar 140.83.
Namun secara individu yang mempengaruhi variabel endogen adalah lag ekspor pada taraf nyata
0.05, sementara variabel GDP dan exchange rate tidak signifikan mempengaruhi ekspor.
Pada persamaan impor menghasilkan dugaan parameter GDP sebesar 0.03 pada taraf nyata
0.10 dan estimasi
parameter lag impor sebesar 0.80 pada taraf nyata
0.05. Namun secara bersama-sama variabel penjelas ini mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata
0.01 yang ditunjukkan oleh nilai statistik F sebesar 102.67. Fluktuasi variabel impor dipengaruhi oleh
variabel-variabel penjelasnya sebesar 91 persen yang ditunjukkan dengan nilai koefisien diterminasinya R
2
sebesar 0.91. Naik turunnya GDP Jepang mempengaruhi impor negara tersebut. Secara signifikan peningkatan GDP sebesar
1 miliar US akan meningkatkan impor sebesar 0.03 miliar US dengan menjaga variabel lainnya konstan.
Rata-rata pengeluaran seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh pendapatan. Namun hasil
estimasi parameter pendapatan per kapita Jepang secara
statistik tidak menunjukkan signifikansinya terhadap rata-rata pengeluarannya, karena probabilita T-nya sebesar 78.80. Demikian pula halnya dengan harga
pariwisata Indonesia, secara statistik tidak mempengaruhi pengeluaran wisman Jepang selama mereka berada di Indonesia. Dari hasil persamaan pengeluaran
wisman ini hanya 75 persen variasi variabel-variabel penjelas mempengaruhi variabel endogen yang ditunjukkan dengan nilai koefisien diterminasinya R
2
sebesar 0.75. Secara bersama-sama variabel GDP per kapita, harga pariwisata Indonesia, lag pengeluaran wisman tahun sebelumnya, dan variabel dummy ini
mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata 0.01. Namun secara individu
hanya lag rata-rata pengeluaran wisman Jepang dan variabel dummy program Visit Indonesia Year
dan Visit Asean Year yang mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata
0.05. Hasil
estimasi parameter CPI Jepang secara bersama-sama dipengaruhi
oleh suku bunga dan money supply pada taraf nyata 0.05 dengan nilai statistik
F-nya sebesar 8.54. Estimasi
parameter ini juga menghasilkan nilai koefisien diterminasi R
2
sebesar 0.45 yang berarti bahwa variabel penjelas mempengaruhi variabel endogen hanya 45 persen, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Secara
individu hanya variabel tingkat suku bunga yang mempengaruhi CPI pada taraf nyata
0.10. Penurunan suku bunga sebesar 1 persen akan memicu inflasi sebesar 1.81 persen.
Hasil estimasi
parameter exchange rate menunjukkan bahwa 82 persen fluktuasi variabel ini dipengaruhi oleh variabel GDP dan CPI dengan nilai
koefisien diterminasi R
2
sebesar 0.82. Secara bersama-sama kedua variabel ini mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata
0.01. Namun secara individu hanya GDP per kapita yang mempengaruhi variabel endogen dengan taraf nyata
0.05. Peningkatan GDP sebesar 1 miliar US akan menurunkan nilai tukar yen 3.80.
Tabel 13. Lanjutan
Variabel Estimasi
Parameter Prob
T Signifikansi
TE_JPN Pengeluaran Wisman Jepang
Intercept 567.9805
0.1238 C
GDP per Capita Jepang YC_JPN 1.713424
0.7880 Harga Pariwisata Indonesia
P_JPN -0.57693
0.5760 Lag TE_JPN [TE_JPN-1]
0.487372 0.0007
A Dummy D2
752.3391 0.0001
A R2=0.75; F-Hit=14.13; DW=2.34; DW-h=-1.46 0.0727
CPI_JPN Indeks Harga Konsumen Jepang Intercept
96.43622 0.0001
A Suku Bunga Jepang R_JPN
-1.83925 0.0464
B Money Supply Jepang MS_JPN
0.000883 0.2641
R2=0.45; F-Hit=8.54; DW=0.24 ER_JPN
Exchange Rate Jepang Intercept
203.7856 0.0241
A GDP per Capita Jepang YC_JPN
-3.80289 0.0001
A IHK Jepang CPI_JPN
0.439854 0.6832
R2=0.82; F-Hit=48.89; DW=0.82 R_JPN
Suku Bunga Jepang Intercept
0.202903 0.6235
Money Supply Jepang MS_JPN -0.00004
0.7221 Lag R_JPN [R_JPN-1]
0.83284 0.0001
A R2=0.82; F-Hit=49.01; DW=1.04; DW-h=2.85 0.0022
Fluktuasi tingkat suku bunga pada estimasi
parameter model ini dipengaruhi oleh money supply dan tingkat suku bunga pada tahun sebelumnya
sebesar 82 persen yang ditunjukkan oleh nilai koefisien diterminasinya R
2
sebesar 0.82. Secara bersama-sama tingkat suku bunga dipengaruhi oleh money supply
dan tingkat suku bunga tahun sebelumnya pada taraf nyata 0.05 dengan
nilai statistik F-nya sebesar 49.01. Namun secara individu hanya lag tingkat suku bunga yang mempengaruhi variabel endogennya pada taraf nyata
0.05.