Penerimaan Devisa dari Singapura

mempengaruhi variabel endogennya masing-masing pada taraf nyata  0.05. Sementara itu variabel harga pariwisata Indonesia dan variabel dummy bom Bali 2 mempengaruhi jumlah kunjungan wisman asal Singapura ke Indonesia pada taraf nyata  0.10. Tabel 11. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Wisatawan Mancanegara Asal Singapura, Tahun 1984-2008 Variabel Estimasi Parameter Prob T Signifi- kansi TA_SIN Kunjungan Wisman Singapura Intercept 74780.37 0.9484 GDP Singapura Y_SIN 4386.317 0.0305 A Harga Pariwisata Indonesia PI_SIN -4108.95 0.0507 B Harga Pariwisata Malaysia PM_SIN 5135.085 0.3105 Harga Pariwisata Thailand PT_SIN -898.775 0.8959 Lag TA_SIN [TA_SIN-1] 0.674497 0.0204 A Dummy D1 -156072 0.0766 B R2=0.98; F-Hit=142.97; DW=2.21; DW-h=-1.40 0.0813 C_SIN Konsumsi Singapura Intercept 2.034666 0.0144 A GDP Singapura Y_SIN 0.231037 .0001 A Lag C_SIN [C_SIN-1] 0.424973 0.0014 A R2=.99; F-Hit=1282.15; DW=1.12; DW-h=2.50 0.0063 I_SIN Investasi Singapura Intercept 1.491935 0.5548 GDP Singapura Y_SIN 0.115285 0.0023 A Lag I_SIN [I_SIN-1] 0.569744 0.0024 A R2=0.82; F-Hit=46.69; DW=1.55; DW-h=1.18 0.1188 G_SIN Pengeluaran Pemerintah Singapura Intercept -0.10579 0.6323 GDP Singapura Y_SIN 0.029982 0.0058 A Lag G_SIN [G_SIN-1] 0.785217 .0001 A R2=0.99; F-Hit=937.90; DW=1.78; DW-h=0.26 0.3968 X_SIN Ekspor Singapura Intercept -164.005 0.0013 A GDP Singapura Y_SIN 2.191441 .0001 A Exchange Rate Singapura ER_SIN 65.90293 0.0050 A Dummy D2 143.1729 .0001 A R2=0.98; F-Hit=296.08; DW=0.41 M_SIN Impor Singapura Intercept -7.83409 0.2560 GDP Singapura Y_SIN 0.640076 0.0470 A Lag M_SIN[M_SIN-1] 0.661196 0.0050 A Dummy D2 146.0226 .0001 A R2=0.98; F-Hit=334.15; DW=1.21; DW-h=2.83 0.0055 Estimasi parameter pada variabel GDP menunjukkan bahwa peningkatan 1 miliar US GDP Singapura akan meningkatkan jumlah kunjungan wisman asal Singapura ke Indonesia sebanyak 4 , 386 orang, ceteris paribus. Demikian juga halnya jika harga pariwisata Malaysia naik 1 persen akan meningkatkan jumlah kunjungan wisman asal Singapura sebanyak 5 , 135 orang. Namun demikian peningkatan harga pariwisata Indonesia sebesar 1 persen akan menurunkan jumlah kunjungan wisman asal Singapura sebanyak 4 , 108 orang. Demikian juga halnya saat terjadi bom Bali 2 akan menurunkan jumlah kunjungan wisman Singapura sebanyak 156 , 072 orang. Fluktuasi konsumsi Singapura 99 persennya dipengaruhi oleh GDP dan konsumsi pada tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari hasil estimasi parameter persamaan konsumsi Singapura yang menghasilkan nilai koefisien diterminasi R 2 sebesar 0.99. Secara bersama-sama kedua variabel penjelas, GDP dan lag konsumsi pada tahun sebelumnya, mempengaruhi variabel endogennya, konsumsi, pada taraf nyata  0.01 dengan nilai statistik F-nya sebesar 1 , 282.15. Demikian juga halnya secara individu kedua variabel penjelas ini mempengaruhi variabel endogennya pada taraf nyata  0.05. Peningkatan GDP sebesar 1 miliar US akan meningkatkan konsumsi sebesar 0.23 miliar US, dengan menjaga variabel lainnya konstan. Hasil estimasi parameter persamaan investasi negara Singapura menunjukkan bahwa 82 persen fluktuasi investasi dipengaruhi oleh variabel penjelas GDP dan lag investasi pada tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari nilai koefisien diterminasinya R 2 sebesar 0.82. Secara bersama-sama variabel penjelas mempengaruhi variabel endogen, investasi, pada taraf nyata  0.01 dengan nilai statistik F-nya sebesar 46.69. Secara individu kedua variabel penjelas ini juga mempengaruhi variabel endogennya pada taraf nyata  0.05. Interpretasi hasil pendugaan parameter GDP menunjukkan bahwa peningkatan GDP sebesar 1 miliar US akan meningkatkan nilai investasi Singapura sebesar 0.12 miliar US. Ternyata tingkat suku bunga di Singapura tidak memberikan hasil dugaan parameter yang signifikan jika dihubungkan dengan investasi. Oleh karena itu tingkat suku bunga tidak muncul dalam persamaan investasi ini. Peningkatan GDP Singapura sebesar 1 miliar US akan meningkatkan pengeluaran pemerintah sebesar 0.03 miliar US. Hal ini terlihat dari besarnya estimasi parameter GDP dalam persamaan pengeluaran pemerintah yang mempengaruhi variabel endogennya pada taraf nyata  0.05. Demikian juga halnya variabel penjelas lag pengeluaran pemerintah tahun sebelumnya juga mempengaruhi investasi pada taraf nyata  0.05. Secara bersama-sama kedua variabel penjelas ini mempengaruhi nilai pengeluaran pemerintah pada taraf nyata  0.01, terlihat dari hasil nilai statistik F-nya sebesar 937.90. Fluktuasi investasi berdasarkan hasil pendugaan parameter persamaan Pengeluaran pemerintah ini menunjukkan bahwa 99 persennya dipengaruhi oleh variabel-variabel penjelasnya. Hal ini terlihat dari nilai koefisien diterminasinya R 2 sebesar 0.99. Hasil estimasi parameter persamaan ekspor Singapura menunjukkan bahwa 98 persennya variasi variabel endogen ini dipengaruhi oleh variabel penjelas GDP, exchange rate, dan variabel dummy krisis global. Hal ini terlihat dari besarnya nilai koefisien diterminasi R 2 sebesar 0.98. Secara bersama-sama variabel penjelas ini mempengaruhi ekspor Singapura pada taraf nyata  0.01 dengan nilai statistik F-nya sebesar 296.08. Demikian juga secara individu, semua variabel penjelas mempengaruhi variabel endogennya pada taraf nyata  0.05. Peningkatan GDP sebesar 1 miliar US akan meningkatkan nilai ekspor Singapura sebesar 2.19 miliar US, cateris paribus. Variasi impor Singapura 98 persennya dipengaruhi oleh variabel penjelas GDP, lag impor pada tahun sebelumnya, dan variabel dummy krisis global yang melanda dunia. Hal ini terlihat dari nilai koefisien diterminasi R 2 , yaitu sebesar 0.98. Secara bersama-sama variabel-variabel penjelas ini mempengaruhi impor Singapura pada taraf nyata  0.01 dengan nilai statistik F- nya sebesar 334.15. Demikian juga secara individu varaibel penjelas mempengaruhi variabel endogennya pada taraf nyata  0.05. Peningkatan GDP sebesar 1 miliar US akan meningkatkan impor Singapura sebesar 0.64 miliar US dengan menjaga variabel penjelas lainnya konstan. Hasil estimasi parameter rata-rata pengeluaran wisman Singapura selama berada di Indonesia menghasilkan nilai koefisien diterminasi R 2 sebesar 0.70. Ini menunjukkan bahwa 70 persen fluktuasi rata-rata pengeluaran wisman Singapura dipengaruhi oleh variabel penjelas GDP, rata-rata pengeluaran wisman pada tahun sebelumnya, dan varaibel dummy krisis ekonomi di mana Singapura termasuk salah satu negara yang bisa mengatasi krisis ini lebih cepat dibanding dengan Indonesia. Secara bersama-sama variabel-variabel penjelas mempengaruhi variabel endogennya pada taraf nyata  0.05 dengan nilai statsitik F-nya sebesar 10.97. Namun secara individu variable GDP per kapita tidak mempengaruhi rata- rata pengeluaran wisman Singapura. Sedangkan lag pengeluaran wisman Singapura dan variabel dummynya mempengaruhi variabel endogennya masing- masing pada taraf nyata  0.10 dan 0.05. Saat terjadinya krisis ekonomi global volume perdagangan Singapura meningkat dan rata-rata pengeluaran wisman Singapura di Indonesia meningkat sebesar US255. Tabel 11. Lanjutan Variabel Estimasi Parameter Prob T Signifikansi TE_SIN Pengeluaran Wisman Singapura Intercept 392.4448 0.0005 A GDP per Capita Singapura YC_SIN 0.044528 0.9310 Lag TE_SIN [TE_SIN-1] 0.274675 0.0509 B Dummy D4 290.0793 0.0001 A Dummy D5 255.3863 0.0145 A R2=0.70; F-Hit=10.97; DW=2.27; DW-h=-0.93 0.1764 CPI_SIN Indeks Harga Konsumen Singapura Intercept 79.33765 0.0001 A Suku Bunga Singapura R_SIN -0.19591 0.8383 Money Supply Singapura MS_SIN 0.87159 0.0001 A Dummy D5 -12.4799 0.0418 A R2=0.86; F-Hit=39.91; DW=0.55 ER_SIN Exchange Rate Singapura Intercept 1.635723 0.0378 A GDP per Capita Singapura YC_SIN -0.03654 0.0204 A IHK Singapura CPI_SIN 0.008878 0.4215 R2=0.67; F-Hit=21.64; DW=0.13 R_SIN Suku Bunga Singapura Intercept 5.507559 0.0171 A Money Supply Singapura MS_SIN -0.06074 0.0236 A Exchange Rate Singapura ER_SIN -2.00581 0.0592 B Lag R_SIN [R_SIN-1] 0.556523 0.0010 A R2=0.77; F-Hit=22.08; DW=1.89; DW-h=0.26 0.3983 Fluktuasi indeks harga konsumen Singapura 86 persennya dipengaruhi oleh variabel penjelas suku bunga, money supply, dan variabel dummy krisis global. Hal ini terlihat dari hasil estimasi parameter persamaan CPI Singapura dengan nilai koefisien diterminasi R 2 sebesar 0.86. Variabel-variabel penjelas ini secara bersama-sama mempengaruhi variabel endogennya pada taraf nyata  0.01 dengan nilai statistik F-nya sebesar 39.91. Namun secara individu variabel suku bunga tidak signifikan mempengaruhi indeks harga konsumen. Sedangkan variabel money supply dan variabel dummy krisis global secara individu mempengaruhi indeks harga konsumen pada taraf nyata  0.05. Paningkatan money supply sebesar 1 miliar US akan meningkatkan indeks harga konsumen sebesar 0.87 persen, dengan menjaga variabel lainnya konstan. Hasil estimasi parameter persamaan nilai tukar dolar Singapura menunjukkan bahwa 67 persen fluktuasi nilai tukar Sin terhadap US dipengaruhi oleh GDP dan indeks harga konsumen dengan nilai koefisien diterminasi R 2 sebesar 0.67. Secara bersama-sama variabel penjelasnya mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata  0.01 dengan nilai statistik F- nya sebesar 21.64. Namun secara individu yang mempengaruhi exchange rate hanya GDP pada taraf nyata  0.05. Peningkatan GDP sebesar 1 miliar akan menurunkan nilai mata uang Sin sebesar 0.04 terhadap US, ceteris paribus. Tingkat suku bunga di Singapura secara bersama-sama dipengaruhi oleh variabel penjelas money supply, exchange rate, dan lag suku bunga tahun sebelumnya pada taraf nyata  0.01 dengan nilai statistik F-nya sebesar 22.08. Secara individu variabel penjelasnya money supply dan lag suku bunga mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata  0.05, sedangkan exchange rate pada taraf nyata  0.10. Fluktuasi suku bunga di Singapura 77 persennya dipengaruhi oleh variabel-variabel penjelas. Hal ini terlihat dari nilai koefisien diterminasinya R 2 sebesar 0.77.

5.2. Penerimaan Devisa dari Malaysia

Berdasarkan hasil estimasi parameter model persamaan penerimaan devisa dari Malaysia menghasilkan nilai koefisien diterminasi R 2 antara 0.61 sampai dengan 0.99. Nilai ini menunjukkan persentase besarnya pengaruh variabel-variabel penjelas terhadap variabel endogen. Nilai koefisien diterminasi terkecil terjadi pada pendugaan persamaan rata-rata pengeluaran wisman Malaysia selama berada di Indonesia, yaitu 0.61. Sementara yang terbesar terjadi pada persamaan ekspor Malaysia. Untuk melihat seberapa jauh variabel-variabel penjelas mempengaruhi variabel endogennya bisa dilihat dari besarnya nilai statistik F pada taraf nyata  antara 0.01 sampai 0.15. Sementara secara individu pengaruh variabel penjelas terhadap variabel endogen akan dilihat pada taraf nyata  antara 0.05 sampai 0.20. Hasil estimasi parameter persamaan kunjungan wisman Malaysia ke Indonesia menunjukkan bahwa 97 persen variasi jumlah kunjungan wisman Malaysia ke Indonesia dipengaruhi oleh variabel penjelas GDP, harga pariwisata negara pesaing Singapura dan Thailand, jumlah penduduk Malaysia, jumlah kunjungan wisman Malaysia pada tahun sebelumnya dan variabel dummy tetang krisis ekonomi. Hal ini terlihat dari nilai koefisien diterminasinya R 2 sebesar 0.97. Secara bersama-sama variabel-variabel penjelas ini mempengaruhi variabel endogennya pada taraf nyata  0.01 dengan nilai statistik F-nya 77.18. Namun secara individu yang mempengaruhi variabel endogennya hanya ada empat, yaitu GDP, harga pariwisata Thailand, kunjungan wisman tahun sebelumnya, dan variabel dummy tentang krisis ekonomi pada taraf nyata  0.05. Tiga variabel lainnya yaitu harga pariwisata Singapura, jumlah penduduk Malaysia dan dummy variabel tentang keamanan di Indonesia setelah terjadi kerusuhan secara individu tidak signifikan mempengaruhi jumlah kunjungan wisman asal Malaysia.