Rupiah Menguat 10 Persen terhadap Mata Uang Negara Asal Wisatawan

Indonesia yang menurun sebesar 1.98 persen. Penurunan ini berdampak pada penerimaan devisa pariwisata yang mengalir dari Singapura ke Indonesia yang Tabel 34. Hasil Simulasi Ketika Nilai Rupiah Menguat 10 Persen terhadap Mata Uang Enam Negara Asal Wisatawan Mancanegara Variabel Endogen Simulasi Dasar ERINA menguat 10 thd mata uang negara asal wisman Perubahan 1. Singapura a. Jumlah Wisman orang 1 851 558 1 814 903 -1.98 b. Rata-rata Pengeluaran US 544.7 544.7 c. Devisa Wisman juta US 1 008.5 988.6 -1.97 d Harga Pariwisata 80.288 89.209 11.11 2. Malaysia a. Jumlah Wisman orang 1 478 638 1 478 638 b. Rata-rata Pengeluaran US 789.7 770.7 -2.41 c. Devisa Wisman juta US 1 167.6 1 139.6 -2.40 d Harga Pariwisata 124.80 138.70 11.14 3. Jepang a. Jumlah Wisman orang 761 475 719 498 -5.51 b. Rata-rata Pengeluaran US 1 112.5 1 103.6 -0.80 c. Devisa Wisman juta US 847.1 794.0 -6.27 d. Harga Pariwisata 139.30 154.80 11.13 4. Australia a. Jumlah Wisman orang 925 143 891 520 -3.63 b. Rata-rata Pengeluaran US 1 098.9 1 037.0 -5.63 c. Devisa Wisman juta US 1 016.6 924.5 -9.06 d. Harga Pariwisata 137.00 152.20 11.09 5. Amerika Serikat a. Jumlah Wisman orang 173 549 166 980 -3.79 b. Rata-rata Pengeluaran US 1 750.5 1 743.7 -0.39 c. Devisa Wisman juta US 303.8 291.2 -4.15 d. Harga Pariwisata 185.20 205.80 11.12 6. Inggris a. Jumlah Wisman orang 157 066 155 857 -0.77 b. Rata-rata Pengeluaran US 1 592.1 1 588.4 -0.23 c. Devisa Wisman juta US 250.1 247.6 -1.00 d. Harga Pariwisata 78.22 86.91 11.11 7. Lainnya a. Jumlah Wisman orang 2 739 646 2 713 468 -0.96 b. Rata-rata Pengeluaran US 1 646.1 1 646.0 -0.01 c. Devisa Wisman juta US 4 509.7 4 466.3 -0.96 8. Total a. Jumlah Wisman orang 8 087 075 7 940 864 -1.81 b. Devisa Wisman juta US 9 103.4 8 851.8 -2.76 juga menurun 1.98 persen. Di sisi lain penguatan rupiah sebesar 10 persen terhadap ringgit Malaysia tidak mempengaruhi jumlah kunjungan wisman asal Malaysia ke Indonesia tetapi mempengaruhi pengeluaran mereka selama berada di Indonesia yang menurun sebesar 2.41 persen karena harga pariwisata Indonesia meningkat 11.14 persen di mata wisman asal Malaysia. Dampak penguatan nilai rupiah terhadap Yen akan mempengaruhi jumlah kunjungan wisman asal Jepang maupun pengeluaran mereka selama berada di Indonesia. Harga pariwisata Indonesia yang meningkat 11.13 persen di mata wisman asal Jepang sebagai akibat dari apresiasi nilai rupiah terhadap yen Jepang sebesar 10 persen akan berdampak terhadap penurunan jumlah wisman Jepang yang berkunjung ke Indonesia sebesar 5.51 persen dan rata-rata pengeluaran mereka juga akan menurun sebesar 0.80 persen. Sehingga devisa yang mengalir dari Jepang ke Indonesia melalui wisman menjadi berkurang sebesar 6.27 persen. Ketika nilai rupiah terapresiasi 10 persen terhadap Aus maka harga pariwisata Indonesia di mata wisman asal Australia akan meningkat sebesar 11.09 persen. Peningkatan ini akan menurunkan jumlah kunjungan wisman Australia ke Indonesia sebesar 3.63 persen. Demikian juga dengan rata-rata pengeluaran mereka selama berada di Indonesia juga akan mengalami penurunan sebesar 5.63 persen. Jika dibandingkan dengan wisman asal Jepang, saat nilai rupiah mengalami apresiasi terhadap mata uang kedua negara tersebut pengaruhnya terhadap rata-rata pengeluaran wisman Australia lebih sensisitif jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran wisman asal Jepang. Sementara untuk jumlah kunjungan wismannya terjadi hal yang sebaliknya di mana dampak apresiasi nilai rupiah ini lebih berpengaruh terhadap kunjungan wisman Jepang jika dibandingkan dengan kunjungan wisman Australia. Hal ini tercermin dari besarnya perubahan yang terjadi di kedua negara tersebut. Jumlah devisa Amerika Serikat yang dibawa wisman ke Indonesia akan mengalami penurunan sebesar 4.15 persen karena jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia mengalami penurunan sebesar 3.79 persen, sementara pengeluaran mereka selama berada di Indonesia juga mengalami penurunan sebesar 0.39 persen sebagai akibat dari meningkatnya harga pariwisata Indonesia di mata mereka karena terjadinya penguatan mata uang rupiah terhadap US sebesar 10 persen. Di satu sisi penguatan rupiah ini akan menurunkan daya beli wisman Amerika Serikat, di sisi lain akan meningkatkan daya beli penduduk Indonesia terhadap barang dan jasa di luar negeri. Dilihat dari sisi perubahan, kunjungan wisman asal Inggris ke Indonesia mengalami perubahan yang paling kecil jika dibandingkan dengan empat negara utama lainnya ketika terjadi apresiasi mata uang rupiah terhadap poundsterling. Wisman asal Inggris yang berkunjung ke Indonesia ketika terjadi penguatan mata uang rupiah terhadap poundsterling sebesar 10 persen akan menurun 0.77 persen. Demikian juga dengan rata-rata pengeluaran mereka akan menurun sebesar 0.23 persen sehingga total devisa yang masuk ke Indonesia akan mengalami penurunan sebesar 1.00 persen. Di luar enam negara utama, dampak apresiasi nilai rupiah terhadap US sebesar 10 persen akan mengakibatkan penurunan jumlah kunjungan wisman di luar enam negara utama sebesar 0.96 persen. Sementara pengeluaran mereka akan mengalami penurunan sebesar 0.01 persen sehingga devisa yang mengalir ke Indonesia mengalami penurunan sebesar 0.96 persen. Secara keseluruhan, ketika nilai rupiah menguat 10 persen terhadap mata uang negara asal wisman maka jumlah kunjungan wisman ke Indonesia akan mengalami penurunan sebesar 1.81 persen dan penerimaan devisa pariwisatanya juga mengalami penurunan sebesar 2.76 persen. Ketika nilai rupiah menguat 10 persen terhadap mata uang US harga barang dan jasa di luar negeri menjadi lebih murah di mata penduduk Indonesia. Apresiasi nilai rupiah terhadap US ini akan meningkatkan jumlah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri sebesar 0.69 persen. Tabel 35. Hasil Simulasi Outbound Ketika Nilai Rupiah Menguat 10 Persen terhadap Mata Uang Amerika Serikat Variabel Endogen Simulasi Dasar ERINA Menguat 10 Perubahan a. Jumlah outbound non haji orang 5 840 512 5 880 587 0.69 b. Jumlah jemaah haji orang 254 206 254 206 - Jumlah outbound orang 6 094 718 6 134 793 0.66 a. Devisa outbound non haji juta US 6 912.1 8 417.6 21.78 b. Devisa haji juta US 804.2 864.2 7.46 Jumlah devisa keluar juta US 7 716.3 9 281.8 20.29 Kegemaran belanja penduduk Indonesia di luar negeri selama ini ditengarai karena pandangan mereka yang membanggakan barang produk luar negeri dibandingkan dengan produk dalam negeri. Dengan meningkatnya daya beli penduduk Indonesia terhadap produk luar negeri karena apresiasi nilai rupiah terhadap US ini akan meningkatkan konsumsi terhadap produk impor. Demikian juga halnya dengan penduduk Indonesia yang pergi ke luar negeri akan lebih banyak membelanjakan uangnya di luar negeri. Hal ini terlihat dengan total devisa yang mengalir ke luar negeri melalui outbound non haji yang meningkat sebesar 21.78 persen. Selain itu devisa yang mengalir ke luar negeri yang dibawa oleh jemaah haji Indonesia juga mengalami peningkatan sebesar 7.46 persen. 6.12. Rupiah Menguat 10 Persen terhadap Mata Uang Negara Asal Wisatawan dan Inflasi Indonesia Sebesar 5 Persen Minat seseorang untuk melakukan perjalanan internasional selain dipengaruhi oleh tingkat pendapatan mereka dan daya tarik negara yang akan dikunjungi juga tergantung dari nilai tukar mata uang antar dua negara. Ketika mata uang negara asal wisatawan menguat terhadap negara yang akan dikunjungi maka daya beli wisatawan menjadi meningkat. Namun peningkatan daya beli ini juga tergantung dari laju inflasi di negara asal wisatawan maupun negara yang akan dikunjunginya. Semakin tinggi inflasi yang terjadi di negara asal wisatawan relatif terhadap inflasi negara yang akan dikunjungi semakin tinggi pula daya beli wisatawan tersebut. Hal ini juga tercermin dari harga pariwisata Indonesia di mata wisatawan macanegara yang berbanding lurus terhadap inflasi yang terjadi di Indonesia dan berbanding terbalik dengan inflasi yang terjadi di negara asal wisatawan maupun nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara asal wisatawan. Semakin tinggi inflasi yang terjadi di Indonesia semakin mahal pula harga barang dan jasa di mata wisatawan. Demikian juga halnya semakin kuat nilai mata uang rupiah terhadap negara asal wisatawan semakin mahal harga barang dan jasa di Indonesia di mata mereka. Ketika penguatan mata uang rupiah terhadap negara asal wisatawan sebesar 10 persen diikuti dengan inflasi di Indonesia sebesar 5 persen, total devisa yang masuk ke Indoensia mengalami penurunan sebesar 3.80 persen sementara jumlah wismannya mengalami penurunan 2.49 persen. Ini menunjukkan bahwa Tabel 36. Hasil Simulasi Ketika Nilai Rupiah Menguat 10 Persen terhadap Mata Uang Enam Negara Asal Wisatawan Mancanegara dan Inflasi 5 Persen di Indonesia Variabel Endogen Simulasi Dasar ERINA menguat 10 thd mata uang negara asal wisman dan CPIINA Naik 5 Perubahan 1. Singapura a. Jumlah Wisman orang 1 851 558 1 796 575 -2.97 b. Rata-rata Pengeluaran US 544.7 544.7 c. Devisa Wisman juta US 1 008.5 978.6 -2.96 d Harga Pariwisata 80.288 93.669 16.67 2. Malaysia a. Jumlah Wisman orang 1 478 638 1 478 638 b. Rata-rata Pengeluaran US 789.7 761.2 -3.61 c. Devisa Wisman juta US 1 167.6 1 125.6 -3.60 d Harga Pariwisata 124.80 145.60 16.67 3. Jepang a. Jumlah Wisman orang 761 475 698 509 -8.27 b. Rata-rata Pengeluaran US 1 112.5 1 099.1 -1.20 c. Devisa Wisman juta US 847.1 767.7 -9.37 d. Harga Pariwisata 139.30 162.50 16.65 4. Australia a. Jumlah Wisman orang 925 143 874 709 -5.45 b. Rata-rata Pengeluaran US 1 098.9 1 006.1 -8.44 c. Devisa Wisman juta US 1 016.6 880.0 -13.44 d. Harga Pariwisata 137.00 159.80 16.64 5. Amerika Serikat a. Jumlah Wisman orang 173 549 163 695 -5.68 b. Rata-rata Pengeluaran US 1 750.5 1 740.4 -0.58 c. Devisa Wisman juta US 303.8 284.9 -6.22 d. Harga Pariwisata 185.20 216.10 16.68 6. Inggris a. Jumlah Wisman orang 157 066 155 252 -1.15 b. Rata-rata Pengeluaran US 1 592.1 1 586.5 -0.35 c. Devisa Wisman juta US 250.1 246.3 -1.52 d. Harga Pariwisata 78.22 91.25 16.67 7. Lainnya a. Jumlah Wisman orang 2 739 646 2 718 494 -0.77 b. Rata-rata Pengeluaran US 1 646.1 1 646.0 -0.01 c. Devisa Wisman juta US 4 509.7 4 474.6 -0.78 8. Total a. Jumlah Wisman orang 8 087 075 7 885 872 -2.49 b. Devisa Wisman juta US 9 103.4 8 757.7 -3.80 rata-rata pengeluaran mereka selama di Indonesia menurun lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah kunjungannya. Namun hal ini tidak terjadi pada wisman yang berasal dari Singapura. Ketika kunjungan wisman Singapura menurun 2.97 persen saat terjadi inflasi 5 persen di Indonesia dan nilai rupiah menguat 10 persen terhadap Sin, pengeluaran mereka tidak mengalami perubahan walaupun harga pariwisata Indonesia mengalami peningkatan 16.67 persen di mata wisman asal Singapura. Di sisi lain jumlah wisman asal Malaysia tidak mengalami perubahan sementara rata-rata pengeluaran mereka mengalami penurunan sebesar 3.61 persen karena harga pariwisata Indonesia di mata wisman Malaysia meningkat sebesar 16.67 persen. Harga pariwisata Indonesia di mata wisman asal Jepang akan mengalami peningkatan sebesar 16.65 persen ketika rupiah menguat 10 persen terhadap yen Jepang dan inflasi di Indonesia sebesar 5 persen. Dampak dari kenaikan harga barang dan jasa pariwisata di Indonesia ini mengakibatkan jumlah kunjungan wisman Jepang ke Indonesia mengalami penurunan sebesar 8.27 persen yang diikuti oleh rata-rata pengeluaran mereka selama berada di Indonesia yang menurun sebesar 1.20 persen sehingga devisa dari Jepang yang masuk ke Indonesia melalui wisman mengalami penurunan sebesar 9.37 persen. Walaupun volume perdagangan barang antara Australia-Indonesia lebih kecil jika dibandingkan dengan volume perdagangan barang antara Jepang- Indonesia, namun jumlah wisman Australia yang berkunjung ke Indonesia lebih banyak jika dibandingkan dengan wisman Jepang yang berkunjung ke Indonesia. Ketika terjadi penguatan nilai mata uang rupiah terhadap Aus dan inflasi di Indonesia sebesar 5 persen jumlah wisman Australia yang berkunjung ke Indonesia menurun 5.45 persen. Penurunan ini lebih kecil jika dibandingkan dengan penurunan jumlah wisman asal Jepang. Di sisi lain rata-rata pengeluaran wisman Australia selama di Indonesia menurun 8.44 persen yang lebih besar jika dibandingkan dengan penurunan rata-rata pengeluaran wisman Jepang. Sehingga devisa pariwisata yang berasal dari Australia mengalami penurunan 13.44 persen ketika harga pariwisata Indonesia di mata wisman Australia meningkat 16.64 persen. Nilai tukar rupiah yang terus mengalami penguatan terhadap US menjadikan produk barang dan Jasa di Indonesia menjadi lebih mahal di mata penduduk Amerika Serikat. Ketika apresiasi mata uang rupiah terhadap US sebesar 10 persen dan inflasi di Indonesia sebesar 5 persen, harga pariwisata Indonesia di mata wisman asal Amerika Serikat meningkat 16.68 persen. Peningkatan harga pariwisata ini akan mengurangi minat penduduk Amerika Serikat untuk berkunjung ke Indonesia yang menurun sebesar 5.68 persen dan diikuti dengan rata-rata pengeluaran mereka selama berada di Indonesia yang menurun 0.58 persen sehingga devisa yang masuk ke Indonesia dari Amerika Serikat mengalami penurunan sebesar 6.22 persen. Devisa asal Inggris yang mengalir ke Indonesia akan mengalami penurunan 1.52 persen ketika mata uang rupiah mengalami apresiasi terhadap mata uang poundsterling sebesar 10 persen dan inflasi di Indonesia sebesar 5 persen. Walaupun harga pariwisata Indonesia di mata wisman asal Inggris mengalami peningkatan 16.67 persen, jumlah wisman Inggris yang berkunjung ke Indonesia hanya menurun 1.15 persen. Demikian juga halnya dengan rata-rata pengeluaran mereka selama berada di Indonesia hanya menurun 0.35 persen. Sehingga penurunan devisa asal Inggris ini adalah yang terkecil jika dibandingkan dengan penurunan dari lima negara utama lainnya. Tarif transportasi penerbangan internasional yang umumnya menggunakan mata uang US akan mempengaruhi jumlah kunjungan wisman yang berasal di luar enam negara utama ketika terjadi apresiasi nilai mata uang rupiah terhadap US. Harga tiket penerbangan internasional menuju Indonesia menjadi lebih mahal. Di sisi lain harga barang dan jasa di Indonesia akan lebih mahal ketika indeks harga konsumen di Indonesia meningkat. Jumlah wisman di luar enam negara utama yang berkunjung ke Indonesia yang sebagian besar menggunakan transportasi udara akan mengalami penurunan sebesar 0.77 persen ketika terjadi apresiasi nilai rupiah terhadap US sebesar 10 persen dan inflasi di Indonesia sebesar 5 persen. Penurunan jumlah kunjungan ini juga diikuti dengan penurunan pengeluaran mereka selama berada di Indonesia sebesar 0.01 persen sehingga devisa di luar enam negara utama yang mengalir ke Indonesia menrurun 0.78 persen. Karena inflasi di Indonesia tidak berpengaruh terhadap jumlah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri maupun jumlah jemaah haji maka dampak simulasi kombinasinya sama dengan simulasi penguatan nilai rupiah terhadap mata uang negara asal wisman.

VII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI PARIWISATA INTERNASIONAL 7.1. Neraca Pariwisata

Jumlah penerimaan devisa melalui wisman maupun pengeluaran devisa melalui penduduk Indonesia yang pergi ke luar negeri tergantung dari rata-rata pengeluaran dan jumlah kedatangan wisman maupun keberangkatan penduduk Indonesia ke luar negeri. Selama ini devisa di sektor pariwisata di Indonesia selalu mengalami surplus. Dengan semakin mudahnya penduduk di dunia untuk melakukan perjalanan dalam era globalisasi ini akan meningkatkan pariwisata dunia termasuk wisman yang datang ke Indonesia inbound maupun penduduk Indonesia yang pergi ke luar negeri outbound. Kecepatan peningkatan dari tahun ke tahun inbound dan outbound beserta pengeluarannya akan mempengaruhi jumlah penerimaan devisa yang masuk ke Indonesia. Semakin cepat peningkatan outbound dibanding inbound bisa berakibat pada neraca pariwisata yang semula surplus bisa menjadi defisit. Berbagai upaya pemerintah untuk meningkatkan surplus neraca pariwisata telah dilakukan, namun hasilnya belum menunjukkan adanya perbaikan yang cukup berarti. Tabel 37. Hasil Simulasi Gross Domestic Product Indonesia Meningkat 6.5 Persen Pariwisata Internasional Simulasi dasar YINA naik 6.5 Perubahan Inbound Jumlah wisman orang 8 087 075 8 082 979 -0.05 Devisa juta US 9 103.4 9 096.7 -0.07 Outbound Jumlah outbound orang 6 094 718 6 158 697 1.05 Devisa juta US 7 716.30 8 349.60 8.21 Neraca pariwisataTourism balance juta US 1 387.10 747.10 -46.14 Simulasi kebijakan berdasarkan persamaan simultan menunjukkan bahwa peningkatan perekonomian Indonesia sebesar 6.5 persen akan menurunkan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sebesar 0.05 persen dan pengeluaran mereka juga menurun sebesar 0.07 persen. Di sisi lain jumlah penduduk Indonesia yang pergi ke luar negeri dengan adanya peningkatan GDP ini akan meningkat 1.05 persen dan pengeluaran mereka juga meningkat sebesar 8.21 persen. Dari hasil simulasi ini surplus devisa pariwisata akan menurun cukup besar, yaitu 46.14 persen, namun masih tetap mengalami surplus sebesar US747.10 juta. Tabel 38. Hasil Simulasi Tingkat Suku Bunga Meningkat 25 Basis Poin Pariwisata Internasional Simulasi dasar RINA naik 25bp Perubahan Inbound Jumlah wisman orang 8 087 075 8 089 753 0.03 Devisa juta US 9 103.4 9 108.2 0.05 Outbound Jumlah outbound orang 6 094 718 6 093 099 -0.03 Devisa juta US 7 716.30 7 712.00 -0.06 Neraca pariwisataTourism balance juta US 1 387.10 1 396.20 0.66 Salah satu faktor yang mempengaruhi kedatangan wisman maupun pengeluarannya adalah harga pariwisata di Indonesia. Jika nilai rupiah menguat, maka harga pariwisata di Indonesia menjadi lebih mahal, sementara harga barang impor, termasuk pariwisata di luar negeri menjadi lebih murah di mata penduduk Indonesia. Sebaliknya jika nilai rupiah melemah maka barang ekspor menjadi lebih kompetitif termasuk pariwisata Indonesia di mata wisatawan mancanegara. Hal ini terlihat dari hasil simulasi kebijakan kontraksi moneter melalui peningkatan suku bunga sebesar 25 basis poin akan menurunkan nilai rupiah terhadap US sehingga jumlah wisman yang datang ke Indonesia akan meningkat