Wisatawan Mancanegara Amerika Serikat

pasang surut. Pada tahun 1996 jumlah wisman asal Amerika Serikat mencapai 197.92 ribu kunjungan menurun menjadi 171.71 ribu kunjungan pada tahun 1997 di mana pada pertengahan tahun ini krisis ekonomi mulai melanda kawasan Asia. Krisis yang terus berkepanjangan sangat dirasakan oleh penduduk di kawasan ini khususnya di Indonesia. Ketidakpercayaan masyarakat Indonesia terhadap kepemimpinan rejim orde baru yang telah berkuasa 32 tahun memicu demonstrasi yang domotori oleh mahasiswa hampir di seluruh kota-kota besar di Indonesia untuk meminta agar pemerintah segera mengatasi krisis ini. Intensitas demonstrasi terus meningkat dengan mengerahkan semakin banyak mahasiswa dan masyarakat. Puncaknya terjadi pada bulan Mei 1998 di mana terjadi penembakan oleh aparat terhadap mahasiswa yang memakan korban jiwa. Demonstrasi oleh mahasiswa yang ditujukan untuk meminta pemerintah agar segera menstabilkan perekonomian negara ternyata banyak ditunggangi oleh beberapa warga yang tidak bertanggung jawab sehingga terjadilah kerusuhan dan penjarahan harta masyarakat yang terjadi di beberapa kota besar di Indonesia. Dengan situasi keamanan yang semakin mengkhawatirkan, para demonstran menuntut agar rejim orde baru segera mundur dengan menduduki gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR supaya MPR segera mengadakan sidang istimewa. Berita tentang kerusuhan dan penjarahan ini bisa dengan mudah diakses oleh penduduk luar negeri melalui media elektronik sehingga mereka tahu persis tentang situasi keamanan di Indonesia. Hal ini memberikan dampak negatif terhadap pariwisata Indonesia yang sedang berupaya terus untuk meningkatkan jumlah kunjungan wismannya dari luar negeri. Warga Amerika Serikat yang sangat mengutamakan keamanan dalam melakukan perjalanannya ke luar negeri mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah kunjungan wisman asal Amerika Serikat ke Indonesia pada tahun 1998. Pada tahun ini jumlah wisman Amerika Serikat turun 14.4 persen yaitu dari 171.71 ribu kunjungan pada tahun 1997 menjadi 150.04 ribu kunjungan pada tahun 1998. 150.04 130.28 176.38 130.96 197.92 174.33 155.65 157.94 153.27 160.98 177.87 151.76 171.71 50 100 150 200 250 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Tahun R ib u a n K u n ju n g a n Gambar 20. Kunjungan Wisatawan Mancanegara Asal Amerika Serikat, Tahun 1996 - 2008 Secara ekonomi kerusuhan pada tahun 1998 tidak hanya memakan korban jiwa serta eksodus warga keturunan ke luar negeri yang cukup banyak tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar dengan banyaknya kerusakan bangunan yang terbakar maupun dirusak oleh masyarakat yang sudah marah karena harga barang yang melambung cukup tinggi. Setelah rejim orde baru diganti dengan rejim reformasi pada tahun 1999 situasi keamanan mulai bisa terkendali. Jumlah wisman asal Amerika Serikat pada tahun 1999 sampai dengan 2001 terus meningkat. Namun dengan kejadian Bom Bali I pada akhir tahun 2002 wisman asal Amerika Serikat ini menurun secara berturut-turut pada tahun 2002 dan 2003 yaitu dari 177.87 ribu kunjungan pada tahun 2001 menjadi 160.98 ribu kunjungan pada tahun 2002 dan 130.28 ribu kunjungan pada tahun 2003. Untuk memulihkan citra keamanan di Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya pemerintah berusaha keras menangkap jaringan teroris yang ada di Indonesia. Setelah para pelaku Bom Bali I tertangkap dan dijatuhi hukuman mati situasi keamanan mulai kondusif. Jumlah wisman asal Amerika Serikat yang berkunjung ke Indonesia mulai meningkat lagi pada tahun 2004 dan 2005 masing- masing menjadi 153.27 ribu kunjungan dan 157.94 ribu kunjungan. Namun demikian ternyata jaringan teroris di Indonesia masih terus bergentayangan dan mengancam keselamatan siapa saja baik penduduk Indonesia maupun wisman saat mereka melakukan teror dengan bom. Pada tahun 2006 terjadilah Bom Bali II yang juga memakan korban jiwa wisman dari beberapa negara namun dengan jumlah korban yang lebih sedikit dibanding dengan bom Bali I. Peristiwa ini juga berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisman asal Amerika Serikat, yaitu menjadi 130.96 kunjungan. Upaya penumpasan jaringan teroris yang tidak ada surutnya oleh pemerintah Indonesia disertai dengan promosi events pariwisata untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisman mulai terlihat dampaknya pada tahun 2007 dan 2008 di mana jumlah kunjungan wisman dari Amerika Serikat menjadi 155.65 ribu kunjungan dan 174.33 ribu kunjungan. Pengeluaran wisman Amerika Serikat selama mereka berkunjung ke Indonesia juga mengalami fluktuasi yang hampir sama dengan jumlah kunjungannya. Rata-rata pengeluaran per kunjungan terendah dalam kurun waktu 1996 sampai dengan 2008 terjadi pada tahun 1998, yaitu US1 , 141.41 di mana saat itu nilai tukar rupiah adalah yang paling lemah dalam kurun waktu yang sama. Pada tahun 1999 nilai tukar rupiah mulai menguat dan rata-rata pengeluaran wisman per kunjungannya mulai meningkat pada tahun 1999 sampai 2001 masing-masing US1 , 164.02, US1 , 298.04, dan US1 , 595.71. Pada tahun 2002 dan 2003 rata-rata pengeluaran wisman per kunjungannya menurun sejalan dengan penurunan jumlah kunjungan. Penurunan ini terjadi karena mereka tinggal di Indonesia lebih singkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 1,141.41 1,195.25 1,298.04 1,462.74 1,591.23 1,675.41 1,419.93 1,333.94 1,310.47 1,413.49 1,595.71 1,164.02 1,493.35 0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1,000.00 1,200.00 1,400.00 1,600.00 1,800.00 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Tahun U S Gambar 21. Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan Mancanegara Asal Amerika Serikat Per Kunjungan, Tahun 1996 - 2008 Penurunan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia yang diikuti dengan peningkatan rata-rata pengeluaran per kunjungan yang lebih cepat, secara ekonomi masih menguntungkan jika dilihat dari jumlah devisa yang masuk. Namun demikian jika peningkatan jumlah wisman diikuti pula dengan peningkatan pengeluaran per kunjungan akan sangat menguntungkan negara dari sisi pemasukan devisa. Hal ini terjadi pada wisman asal Amerika Serikat yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2004 dan 2005, jumlah wisman meningkat dan rata-rata pengeluarannya juga meningkat menjadi US1