Penerimaan Devisa dari Malaysia
sampai dengan 0.99. Nilai ini menunjukkan persentase besarnya pengaruh variabel-variabel penjelas terhadap variabel endogen. Nilai koefisien diterminasi
terkecil terjadi pada pendugaan persamaan rata-rata pengeluaran wisman Malaysia selama berada di Indonesia, yaitu 0.61. Sementara yang terbesar terjadi pada
persamaan ekspor Malaysia. Untuk melihat seberapa jauh variabel-variabel penjelas mempengaruhi
variabel endogennya bisa dilihat dari besarnya nilai statistik F pada taraf nyata
antara 0.01 sampai 0.15. Sementara secara individu pengaruh variabel penjelas terhadap variabel endogen akan dilihat pada taraf nyata
antara 0.05 sampai 0.20.
Hasil estimasi
parameter persamaan kunjungan wisman Malaysia ke Indonesia menunjukkan bahwa 97 persen variasi jumlah kunjungan wisman
Malaysia ke Indonesia dipengaruhi oleh variabel penjelas GDP, harga pariwisata negara pesaing Singapura dan Thailand, jumlah penduduk Malaysia, jumlah
kunjungan wisman Malaysia pada tahun sebelumnya dan variabel dummy tetang krisis ekonomi. Hal ini terlihat dari nilai koefisien diterminasinya R
2
sebesar 0.97. Secara bersama-sama variabel-variabel penjelas ini mempengaruhi variabel
endogennya pada taraf nyata 0.01 dengan nilai statistik F-nya 77.18. Namun
secara individu yang mempengaruhi variabel endogennya hanya ada empat, yaitu GDP, harga pariwisata Thailand, kunjungan wisman tahun sebelumnya, dan
variabel dummy tentang krisis ekonomi pada taraf nyata 0.05. Tiga variabel
lainnya yaitu harga pariwisata Singapura, jumlah penduduk Malaysia dan dummy variabel tentang keamanan di Indonesia setelah terjadi kerusuhan secara individu
tidak signifikan mempengaruhi jumlah kunjungan wisman asal Malaysia.
Tabel 12. Hasil Estimasi
Parameter Persamaan Wisatawan Mancanegara Asal Malaysia, Tahun 1984-2008
Variabel Estimasi
Parameter Prob
T Signifikansi
TA_MLY Kunjungan Wisman Malaysia Intercept
-589930 0.0917
B GDP Malaysia Y_MLY
3812.762 0.0067
A Harga Pariwisata Singapura
PM_MLY -4041.44
0.1367 C
Harga Pariwisata Thailand PT_MLY
5456.358 0.0797
B Jumlah penduduk Malaysia
POP_MLY 12915.18
0.3534 Lag TA_MLY [TA_MLY-1]
0.535525 0.0360
A Dummy D1
-232288 0.0019
A Dummy D2
119292 0.1558
D R2=0.97; F-Hit=77.18; DW=2.42; DW-h=-1.05 0.1458
C_MLY Konsumsi Malaysia
Intercept 1.917968
0.4201 GDP Malaysia Y_MLY
0.44342 0.0001
A Lag C_MLY [C_MLY-1]
0.011019 0.9366
R2=0.96; F-Hit=223.27; DW=0.64; DW-h=3.17 0.0008 I_MLY
Investasi Malaysia Intercept
-1.03874 0.8230
GDP Malaysia Y_MLY 0.125385
0.0283 A
Lag I_MLY [I_MLY-1] 0.621966
0.0002 A
R2=0.71; F-Hit=25.68; DW=1.25; DW-h=2.36 0.0092 G_MLY
Pengeluaran Pemerintah Malaysia Intercept
0.969196 0.3426
GDP Malaysia Y_MLY 0.08722
0.0003 A
Lag G_MLY [G_MLY-1] 0.230588
0.2842 R2=0.89; F-Hit=89.40; DW=0.74; DW-h=4.03 0.0004
X_MLY Ekspor Malaysia
Intercept -84.3772
0.0001 A
GDP Malaysia Y_MLY 1.1429
0.0001 A
Exchange Rate Malaysia ER_MLY 20.26051
0.0001 A
Lag X_MLY [X_MLY-1] 0.070511
0.6183 R2=0.99; F-Hit=773.91; DW=1.35; DW-h=1.79 0.0364
M_MLY Impor Malaysia
Intercept -26.0698
0.0001 A
GDP Malaysia Y_MLY 0.923344
0.0001 A
Lag M_MLY [M_MLY-1] 0.274665
0.0076 A
R2=0.98; F-Hit=447.18; DW=1.77; DW-h=0.36 0.3596
Interpretasi koefisien estimasi
parameter GDP yaitu jika GDP Malaysia meningkat sebesar 1 miliar US maka jumlah kunjungan wisman asal Malaysia ke
Indonesia akan meningkat sebanyak 3 ,
813 orang dengan menjaga variabel lainnya
konstan. Thailand adalah merupakan negara pesaing Indonesia di mata wisman asal Malaysia. Hal ini terlihat dari tanda koefisien harga pariwisata Thailand yang
positif. Meningkatnya harga pariwisata Thailand sebesar 1 persen akan meningkatkan jumlah kunjungan wisman Malaysia ke Indonesia sebanyak 5
, 456
orang. Sementara terjadinya krisis ekonomi akan menurunkan jumlah kunjungan wisman Malaysia sebanyak 232
, 288 orang.
Fluktusi konsumsi Malaysia 96 persennya dipengaruhi oleh GDP dan konsumsi pada tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari besarnya nilai koefisien
diterminasi R
2
0.96. Secara bersama-sama kedua variabel penjelas ini mempengaruhi variabel endogennya pada taraf nyata
0.01 dengan nilai statistik F-nya sebesar 223.27. Secara individu hanya GDP yang mempengaruhi
konsumsi Malaysia pada taraf nyata 0.05. Besarnya
estimasi parameter pada
variabel ini adalah 0.44 yang artinya jika GDP meningkat sebesar 1 miliar US maka konsumsi akan meningkat sebesar 0.44 miliar US, ceteris paribus.
GDP dan lag investasi secara bersama-sama mempengaruhi investasi pada taraf nyata
0.01. Hal ini terlihat dari besarnya nilai statistik F, yaitu 25.68. Sementara fluktuasi investasi 71 persennya dipengaruhi oleh variabel
penjelas GDP dan lag investasi yang ditunjukkan dengan nilai koefisien diterminasi R
2
sebesar 0.71. Secara individu masing-masing variabel penjelasnya mempengaruhi investasi pada taraf nyata
0.05. Peningkatan GDP sebesar 1 miliar US akan meningkatkan jumlah investasi sebesar 0.13 miliar
US, ceteris paribus. Besar kecilnya pengeluaran pemerintah umumnya tergantung dari
pendapatannya. Hasil estimasi
parameter persamaan pengeluaran pemerintah
Malaysia juga menunjukkan hal yang demikian. Variasi pengeluaran pemerintah selain dipengaruhi oleh pengeluaran pemerintah tahun sebelumnya juga
dipengaruhi oleh GDP. Besarnya nilai koefisien diterminasi R
2
menunjukkan bahwa 89 persen fluktuasi pengeluaran pemerintah dipengaruhi oleh variabel
penjelas GDP dan lag pengeluaran pemerintah. Kedua variabel penjelas ini secara bersama-sama mempengaruhi variabel endogennya pada taraf nyata
0.01 dengan nilai statistik F-nya sebesar 89.40. Secara individu kedua variabel penjelas
ini juga mempengaruhi pengeluaran pemerintah pada taraf nyata 0.05.
Peningkatan GDP sebesar 1 miliar US akan meningkatkan pengeluaran pemerintah sebesar 0.09 miliar US, ceteris paribus.
Hasil estimasi
parameter persamaan ekspor Malaysia menghasilkan nilai koefisien diterminasi R
2
sebesar 0.99. Ini menunjukkan bahwa fluktuasi ekspor Malaysia 99 persennya dipengaruhi oleh variabel penjelas GDP, exchange rate,
dan ekspor pada tahun sebelumnya. Secara bersama-sama variabel-variabel penjelas ini mempengaruhi ekspor Malaysia pada taraf nyata
0.01 dengan nilai statistik F-nya sebesar 773.91. Namun secara individu hanya ada dua variabel
penjelas yang mempengaruhi ekspor, yaitu GDP dan exchange rate pada taraf nyata
0.05, sementara lag ekspor tidak signifikan berpengaruh. Peningkatan GDP sebesar 1 miliar US akan meningkatkan nilai ekspor Malaysia sebesar 1.14
miliar US, ceteris paribus. Hasil
estimasi parameter persamaan impor Malaysia menunjukkan
bahwa variasi impor Malaysia 98 persennya dipengaruhi oleh GDP dan impor tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari besarnya nilai koefisien diterminasi R
2
sebesar 0.98. Kedua variabel penjelas ini secara bersama-sama mempengaruhi
impor Malaysia pada taraf nyata 0.01 dengan nilai statistik F-nya sebesar
447.18. Secara individu kedua variabel penjelas ini juga mempengaruhi impor Malaysia pada taraf nyata
0.05. Koefisien estimasi
parameter GDP menunjukkan bahwa peningkatan GDP sebesar 1 miliar US akan meningkatkan
ekspor Malaysia sebesar 0.92 miliar US, ceteris paribus. Salah satu komponen utama dalam menghitung jumlah devisa yang
masuk ke Indonesia melalui wisman adalah rata-rata pengeluaran wisman. Hasil estimasi
parameter persamaan rata-rata pengeluaran wisman Malaysia menunjukkan bahwa hanya 61 persen variasi rata-rata pengeluaran dipengaruhi
oleh GDP per kapita, harga pariwisata Indonesia, rata-rata pengeluaran wisman Malaysia tahun sebelumnya, dan variabel dummy tentang krisis ekonomi dan
devaluasi mata uang rupiah terhadap US pada tahun 1986. Hal ini terlihat dari nilai koefisien diterminasinya R
2
sebesar 0.61. Secara bersama-sama variabel- variabel penjelas tersebut mempengaruhi variabel endogennya pada taraf nyata
0.05 dengan nilai statistik F-nya 5.71. Secara individu yang mempengaruhi rata-rata pengeluaran hanya GDP per kapita dan variabel dummy saat terjadinya
devaluasi rupiah tahun 1986 masing-masing pada taraf nyata 0.05 dan variabel
dummy krisis ekonomi pada taraf nyata
0.10. Arti dari koefisien GDP per kapita menunjukkan bahwa peningkatan GDP per kapita Malaysia sebesar 1
miliar US akan meningkatkan rata-rata pengeluaran mereka selama di Indonesia sebesar US78. Sementara saat terjadinya krisis ekonomi di Indonesia akan
menurunkan pengeluaran wisman Malaysia per kunjungan sebesar US216.
Tabel 12. Lanjutan
Variabel Estimasi
Parameter Prob
T Signifikansi
TE_MLY Pengeluaran Wisman Malaysia
Intercept 233.4769
0.2441 GDP per Capita Malaysia
YC_MLY 78.33943
0.0076 A
Harga Pariwisata Indonesia P_MLY
-1.36585 0.2953
Lag TE_MLY [TE_MLY-1] 0.312102
0.1043 C
Dummy D2 -216.023
0.0550 B
Dummy D4 262.0553
0.0117 A
R2=0.61; F-Hit=5.71; DW=2.01; DW-h=-0.37 0.3570 CPI_MLY Indeks Harga Konsumen Malaysia
Intercept 68.54808
0.0001 A
Suku Bunga Malaysia R_MLY -0.71829
0.4170 Money Supply Malaysia
MS_MLY 1.197691
0.0001 A
R2=0.84; F-Hit=56.85; DW=0.44 ER_MLY
Exchange Rate Malaysia Intercept
1.58979 0.0001
A GDP per Capita Malaysia
YC_MLY -0.46517
0.0001 A
IHK Malaysia CPI_MLY 0.039622
0.0001 A
R2=0.96; F-Hit=251.05; DW=0.35 R_MLY
Suku Bunga Malaysia Intercept
4.601842 0.0524
B Money Supply Malaysia
MS_MLY -0.00442
0.8812 Exchange Rate Malaysia
ER_MLY -0.83777
0.1850 D
Lag R_MLY [R_MLY-1] 0.593375
0.0013 A
R2=0.62; F-Hit=10.88; DW=1.57; DW-h=1.63 0.0516
Hasil estimasi
parameter persamaan indeks harga konsumen Malaysia menghasilkan nilai koefisien diterminasi R
2
sebesar 0.84 yang artinya bahwa fluktusi indeks harga konsumen Malaysia 84 persennya dipengaruhi oleh variabel
penjelas suku bunga dan money supply. Kedua variabel penjelas ini secara bersama-sama mempengaruhi indeks harga konsumen pada taraf nyata
0.01 dengan nilai statistik F-nya 56.85. Namun secara individu yang signifikan
mempengaruhi indeks harga konsumen adalah money supply pada taraf nyata
0.05, sementara suku bunga tidak signifikan mempengaruhi indeks harga
konsumen. Peningkatan money supply sebesar 1 miliar US akan memicu peningkatan indeks harga konsumen sebesar 1.20 persen, ceteris paribus.
Pada persamaan exchange rate menunjukkan hasil estimasi
parameter yang cukup signifikan pengaruh variabel-variabel penjelas terhadap variabel
endogennya baik secara bersama-sama maupun secara individu. GDP dan indeks harga konsumen secara bersama-sama mempengaruhi exchange rate pada taraf
nyata 0.01 dengan nilai statistik F-nya sebesar 251.05. Demikian juga secara
individu kedua variabel penjelas ini mempengaruhi exchange rate pada taraf nyata 0.05. Fluktuasi exchange rate 96 persennya dipengaruhi oleh kedua variabel
penjelasnya dengan nilai koefisien diterminasi R
2
sebesar 0.96. Hasil
estimasi parameter persamaan suku bunga menghasilkan nilai
koefisien diterminasi R
2
sebesar 0.62. Ini menunjukkan bahwa variasi tingkat suku bunga di Malaysia 62 persennya dipengaruhi oleh variabel penjelas money
supply , exchange rate, dan lag suku bunga. Secara bersama-sama variabel
penjelas ini mempengaruhi suku bunga pada taraf nyata 0.01 dengan nilai
statistik F-nya sebesar 10.88. Namun secara individu hanya dua variabel penjelas yang mempengaruhi suku bunga, yaitu exchange rate pada taraf nyata
0.20 dan lag suku bunga pada taraf nyata
0.05.