Saran praktis Saran metodologis

C. Saran

Adapun beberapa saran yang akan peneliti ajukan adalah sebagai berikut:

1. Saran praktis

a. Sebuah keputusan yang baik menurut Janis Mann 1977 adalah keputusan yang lahir dari pertimbangan-pertimbangan yang seksama. Karena itulah diharapkan agar sebelum individu membuat sebuah keputusan untuk konversi, individu lebih dahulu melakukan pertimbangan- pertimbangan yang serius tentang aneka konsekuensi yang akan timbul dari sebuah konversi. Hal ini disarankan agar individu tidak terlalu terkejut dan gamang dengan konsekuensi yang datang padanya serta untuk mengantisipasi timbulnya penyesalan setelah konversi sudah resmi dilakukan, walaupun memang di sisi lain tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena konversi agama tidak tentang pertimbangan rasional belaka, namun juga terkait dengan hal-hal spiritual yang tidak mudah untuk dimengerti Rambo, 1993. b. Salah satu hal yang mempengaruhi cacat atau baiknya sebuah keputusan adalah stres. Maka, individu sebaiknya berusaha meminimalisasi stres ini dengan aneka sumber yang ia miliki, misalnya dengan mencari dukungan sosial dari orang-orang terdekat signitficant other dan bantuan konselor. c. Masyarakat pada umumnya sering kali menolak dan mengecam individu yang diketahui akan melakukan konversi agama. Diharapkan setelah mengetahui proses pembuatan keputusan yang dilalui seseorang ketika Universitas Sumatera Utara melakukan konversi agama, sikap toleransi masyarakat terhadap perbedaan pilihan agama dapat semakin baik. d. Psikolog dan konselor dapat berperan penting dalam memberikan pelayanan konseling dan pendampingan bagi individu-individu yang sedang berada di dalam proses membuat sebuah keputusan untuk melakukan konversi agama, karena dengan bantuan psikolog dan konselor seseorang dipercaya dapat membuat keputusan yang baik, seperti yang dikatakan Horan 1977 dalam bukunya Counseling for Effective Decision Making.

2. Saran metodologis

a. Radecki Jaccard 1996 menyatakan bahwa lelaki dan perempuan memiliki cara pembuatan keputusan yang berbeda. Melihat penelitian ini dilakukan terhadap dua orang responden perempuan, maka peneliti selanjutnya dapat meneliti proses pengambilan keputusan melakukan konversi agama yang dilakukan oleh lelaki. b. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan motif kedua responden dalam melakukan konversi membawa perbedaan juga dalam lamanya melakukan pertimbangan-pertimbangan dan tingkat stres yang dialami. Sementara itu, penelitian ini mengungkap proses pembuatan keputusan konversi dengan dua motif yang berbeda intellectual dan mystical. Oleh sebab itu peneliti selanjutnya dapat mengeksplorasi fenomena proses pembuatan keputusan konversi agama dengan motif-motif lainnya. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Barrotta, P. Dascal, M. 2005. Introduction. Dalam Barrotta, P. Dascal, M. eds., Controversies and Subjectivity pp. 1-73. Amsterdam: John Benjamins. Beit-Hallahmi, B. Argyle, M. 1997 The Psychology of Religious Behaviour, Belief and Experience. London: Routledge. Blasi, A.J. 2009. The meaning of conversion: redirection of foundational trust. Dalam Giordan, Guiseppe. ed., Conversion in The Age of Pluralism pp. 11-31. Leiden: Brill. Beit-Hallami, B. 2010. Conversion. Dalam Leeming, Madden, Marlan eds. Encyclopedia of Psychology and Religion pp. 179-182. New York: Springer. Boyatzis, C. J. 2005. Religious and Spiritual Development in Childhood. Dalam Paloutzian, R.F Park, C.L. eds., Handbook of the Psychology of Religion and Spirituality pp. 123-143. New York: The Guilford Press. Chan, Zenobia C.Y. 2009. Psychology of decision-making: 6RS for qualitative research methodological development. Dalam Murphy, Dennis Longo, D.R. eds.. 2009. Encyclopedia of Psychology of Decision Making. New York: Nova Science Publisher. Conn, W. 1987. Affective conversion: the transformation of desire. Dalam Fallon, T. P. Rilley, P. B. eds, Religion and Culture: Essays in Honor of Bernard Lonergan, S.J. pp. 261-276. Albany: State University of New York Press. Departemen Pendidikan Nasional RI. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III [on-line]. Diakses pada tanggal 9 Januari 2013 dari http:bahasa.kemdiknas.go.idkbbiindex.php. Festinger, L. 1957. A Theory of Cognitive Dissonance. Stanford: Stanford University Press. Gellman, R.M Hartman, T. 2002. Religion for Dummies [on-line]. Diakses pada tanggal 1 Maret 2011 dari http:books.google.co.idbooks?id=XAbqiRaDTYUCpg=PT15hl=ids ource=gbs_toc_rcad=4v=onepageqf=false. Universitas Sumatera Utara Geyer, A. L Baumesiter, R. F. 2005. Religion, Morality, and Self-Control: Values, Virtues and Vices. Dalam Paloutzian, R.F Park, C.L. eds., Handbook of the Psychology of Religion and Spirituality pp. 412-432. New York: The Guilford Press. Granqvist, P. Kirkpatrick, L. E. 2004. Religious Conversion and Perceived Childhood Attachment: A Meta-Analysis. The International Journal for The Psychology of Religion, 144, 223-250 . Hadi, Sutrisno. 2003. Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta : Andi Offset. Hanselmann, M. Tanner, C. 2008. Taboos and conflicts in decision making: Sacred values, decision difficulty, and emotions. Judgment and Decision Making 3 1, 51-63. Harris, R. 1998. Introduction to Decision Making. VirtualSalt [on-line]. Diakses pada tanggal 1 Maret 2011 dari http:www.virtualsalt.comcrebook5.htm. Hardjana A.M .1993. Penghayatan Agama: Yang Otentik dan Tidak Otentik. Yogyakarta: Kanisius. Hide, K. 2004. Insight from the Revelations of Divine Love and the Contemplation to Attain Love [on-line]. Australian eJournal of Theology 3. Diakses pada tanggal 9 Januari 2013 dari http:aejt.com.au__dataassetspdf_file0003395661AEJT_3.19_Hide.pd. Hood, R.W., Jr., Hill, P.C., Spilka, B. 2009. The Psychology of Religion: An Empirical Approach. 4th ed.. New York: The Guilford Press. Janis, I.L. Mann, L. 1977. Decision Making: A Psychological Analysis of Conflict, Choice, and Commitment. London: Free Press. Kleindorfer, P.R., Kunreuther, H.C., Schoemaker, P.J. 1993. Decision Sciences: An Integrative. Perspective. Cambridge: Cambridge University Press. Kurst-Swanger, K. 2008. Worship and Sin: An Exploration of Religion-Related Crime in The United States. New York: Peter Lang. Lamb, C. Bryant, M. D. 1999. Introduction: Conversion: contours of controversy and commitment in a plural world. Dalam Lamb, C. Bryant, M.D. eds., Religious Conversion Contemporary Practices and Controversies pp. 1-19. London: Cassell. Universitas Sumatera Utara Leone, M. 2005. Conversion and controversy. Dalam Barrotta, P. Dascal, M. eds., Controversies and Subjectivity pp. 91-125. Amsterdam: John Benjamins. Levenson, M. R, Aldwin, C. M D‟Mello, M. 2005. Religious Development from Adolescene to Middle Adulthood. Dalam Paloutzian, R.F Park, C.L. eds., Handbook of the Psychology of Religion and Spirituality pp. 144-161. New York: The Guilford Press. Lonergan, B. 1990. Method in Theology: Volume 12 [on-line]. Diakses pada tanggal 9 Januari 2013 dari http:books.google.co.idbooks?id=A3j6XO- G9eoCpg=PA237hl=idsource=gbs_toc_rcad=4v=onepageqf=fa lse. Miller, W. R C’deBaca, J. 1994. Quantum change: Toward a psychology of transformation. Dalam T. F. Heatherton J. L. Weinberger eds., Can personality change? pp. 253-280. Washington, DC: American Psychological Association. Paloutzian. R.F., Richardson, J.T., Rambo, L.R. 1999. Religious Conversion and Personality Change. Journal of Personality, 67:6, 1047-1079. Pargament, K.I., Magyar-Russell, G.M., Murray-Swank, N.A. 2005. The sacred and the search for significance: Religion as a unique process. Journal of Social Issues, 614, 665-687. Park, C. L. 2005. Religion and Meaning, Dalam Paloutzian, R.F Park, C.L. eds., Handbook of the Psychology of Religion and Spirituality pp. 295- 314. New York: The Guilford Press. Pinkan Mambo Diusir saat Ngaku Pindah Agama 2010, Agustus. Kapanlagi [on-line]. Diakses pada tanggal 20 Juni 2011 dari http:www.kapanlagi.comshowbizselebritipinkan-mambo-diusir-saat- ngaku-pindah-agama.html. Pitt, J. E. 1991. Why People Convert: A Balance Theoritical Approach to Religious Conversion. Journal of Pastoral Psychology, 39 3, 171-183. Poerwandari, E.K. 2007. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Depok: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Radecki, C. Jaccard, J. 1996. Gender-role differences in decision-making orientations and decision-making skills. Journal of Applied Social Psychology 261, 76-94. Universitas Sumatera Utara Rambo, L.R. 1993. Understanding Religious Conversion. New Haven, CT: Yale University Press. Rambo, L.R. Mei, 1998. The Psychology of Religious Conversion. Makalah dipresentasikan pada pertemuan International Coalition for Religious Freedom Conference on Religious Free dom and the New Millenium”, Berlin, Jerman. Runzo, J. 2001. Global Philosophy of Religion: A Short Introduction.Oxford: Oneworld Publications. Simon, H.A., dkk. 1986. Problem solving and decision making. Dalam National Academy of Sciences, Research Briefings 1986: Report of the Research Briefing Panel on Decision Making and Problem Solving pp. 19-35. Washington, DC: National Academy Press. Togaresei, L. 2004. The conversion of Paul in the Light of the Theory of Cognitive Dissonance. Journal of Zamberia, XXXI, 123-135. Tri Utami Pindah Agama September, 2007. Indosiar [on-line]. Diakses pada tanggal 20 Juni 2011 dari http:www.indosiar.comgossip57039tri-utamie- pindah-agama-. Ullmann- Margalit, Edna. 2006. “Big Decision: Opting, Converting, Drifting”. Royal Institute of Philosophy Supplements, 81 58, 157-172. Zajonc. R. B. 1980. Feeling and thinking: Preferences need no inferences. American Psychologist, 35, 151-175. Zajonc, R. B. 2000. Feeling and thinking: Closing the debate over the independence of affect. Dalam J.P. Forgas Ed., Feeling and thinking: The role of affect in social cognition pp. 31-58. New York: Cambridge University Press. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara PEDOMAN WAWANCARA Menurut Janis Mann 1977, proses pembuatan keputusan meliputi tahap di bawah ini:

1. Appraising the Challenge