3. Definisi Konversi Agama
Kata konversi yang dalam bahasa sehari-hari diartikan sebagai perubahan atau perpindahan, berasal dari bahasa Latin “converiere”, yang berarti
menyelesaikan resolve atau berbalik arah turn around atau berjalan melalui petunjuk atau arah yang berbeda Flinn dalam Kurt-Swanger, 2008.
Menurut Rambo 1993, konversi agama adalah proses perubahan agama yang melibatkan dinamika dari aspek-aspek: orang yang mengalaminya, kejadian
konversi itu sendiri, ideologi, institusi agama, harapan-harapan dan orientasi- orientasi. Konversi agama adalah sebuah proses yang terjadi dari waktu ke waktu,
bukan merupakan sebuah kejadian tunggal. Konversi sering diartikan sebagai perpindahan yang dilakukan individu
dari agama tertentu ke agama yang lain. Tamney dalam Blasi, 2009 mengatakan bahwa konversi merujuk pada penemuan, pembaruan, atau transformasi diri yang
terjadi pada individu baik dalam satu tradisi agama maupun dari satu agama ke agama lain.
Menurut Hood, Hill dan Spilka 2009, terdapat dua paradigma dalam konsep konversi, yaitu paradigma klasik dan paradigma kontemporer.
a. Paradigma klasik
Menurut paradigma klasik, konversi merupakan perubahan religiusitas dalam diri seseorang yang perubahan tersebut terjadi lebih dikarenakan oleh
proses individu menemukan diri self yang baru, daripada karena proses pendewasaan semata. Konsekuensi dari perubahan ini bersifat radikal,
diindikasikan dengan beberapa hal misalnya adanya pusat perhatian, ketertarikan
Universitas Sumatera Utara
dan tindakan yang jauh berbeda dengan yang sebelumnya. Diri yang baru ini dirasa lebih “mulia” dan dilihat sebagai pembebasan dari dilema atau keadaan
yang sulit sebelumnya.
b. Paradigma kontemporer
Menurut paradigma kontemporer, konversi merupakan perubahan religiusitas seseorang dari satu keyakinan ke keyakinan lain, yang
karakteristiknya: terjadi dalam proses bertahap, lebih melibatkan pemikiran daripada emosi semata, pelaku konversi bersifat aktif mencari orang-orang yang
dapat menghubungkannya dengan agama yang baru, dan pelaku konversi melakukannya dengan sadar dan penuh pemaknaan.
Perbandingan paradigma klasik dan kontemporer dalam konversi agama dirangkum dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Perbandingan Paradigma Klasik dan Kontemporer Paradigma Klasik
Paradigma Kontemporer Konversi bersifat mendadak
Konversi bersifat bertahap Bersifat emosional
Bersifat intelektual, rasional Individu bersifat pasif
Individu bersifat aktif Dibebaskan dari dosa dan rasa bersalah
Mencari makna dan tujuan Menekankan proses psikologis yang
Menekankan proses bersifat intraindividual
interpsikologis Sumber: The Psychology of Religion: An Empirical Research, 2009
Dalam Encyclopedia of Psychology and Religion, konversi adalah peristiwa penting dalam hidup, yang berkaitan dengan kejadian internal dan
eksternal individu, dan mengarahkan individu pada pengkajian ulang hidupnya,
Universitas Sumatera Utara
kemudian merubah dirinya menjadi lebih baik dan secara biografis terputus dengan masa lalunya Beit-Hallami, 2010.
Berdasarkan definisi-definisi di atas peneliti menggunakan dua paradigma dalam penelitian ini; klasik dan kontemporer, serta membuat kesimpulan bahwa
konversi agama adalah proses perubahan identitas agama yang tampak dari agama tertentu ke agama lain yang terjadi secara dinamis dalam diri individu, baik secara
mendadak atau bertahap, dan dilakukan dengan kesadaran dan pemaknaan.
4. Tipe-Tipe Konversi Agama