kemudian merubah dirinya menjadi lebih baik dan secara biografis terputus dengan masa lalunya Beit-Hallami, 2010.
Berdasarkan definisi-definisi di atas peneliti menggunakan dua paradigma dalam penelitian ini; klasik dan kontemporer, serta membuat kesimpulan bahwa
konversi agama adalah proses perubahan identitas agama yang tampak dari agama tertentu ke agama lain yang terjadi secara dinamis dalam diri individu, baik secara
mendadak atau bertahap, dan dilakukan dengan kesadaran dan pemaknaan.
4. Tipe-Tipe Konversi Agama
Salah satu cara yang lebih baik memahami konversi sesungguhnya adalah dengan mendeskripsikan bermacam-macam tipe konversi. Rambo 1993
membuat tipologi konversi agama sebagai berikut: a.
Apostasy atau defection Apostasy, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai murtad,
adalah penolakan akan agama oleh individu yang sebelumnya sudah memeluk agama tertentu. Perubahan ini tidak mencakup penerimaan akan
pandangan agama
yang baru,
namun sering
mengindikasikan pengadopsian nilai-nilai dari sistem yang bukan sistem agama. Apostasy
diikutsertakan dalam tipologi ini karena dinamika kehilangan iman atau meninggalkan sebuah agama tertentu merupakan bentuk penting dari
sebuah perubahan pada zaman modern ini.
Universitas Sumatera Utara
b. Intensification
Intensificatioin adalah pembaharuan komitmen individu pada agama yang selama ini telah ia anut, baik secara formal maupun non-formal. Hal ini
terjadi ketika individu menjadikan agama menjadi pusat perhatian dalam hidupnya. Terjadi intensifikasi peran agama yang signifikan pada
kehidupan seseorang. c.
Affiliation Konversi tipe ini terjadi ketika individu yang tadinya tidak memiliki atau
hanya memiliki komitmen yang sangat kecil kemudian berubah menjadi memiliki keterlibatan yang tinggi dalam sebuah institusi atau komunitas
kepercayaan. Konversi tipe ini ditandai dengan tampaknya peningkatan keikutsertaan individu dalam beragam aktivitas kelompok agama.
d. Institutional transition
Institutional transition adalah perpindahan keanggotaan individu dari satu komunitas ke komunitas lain dalam satu tradisi agama. Konversi tipe ini
sering juga disebut sebagai “denomination switching”, misalnya
perpindahan keanggotaan gereja dari Presbyterian ke gereja Pentakosta, yang keduanya masih dalam satu tradisi Kristen Protestan yang sama.
e. Traditional transition
Konversi agama yang dimaksud dalam traditional transition adalah perpindahan individu atau sekelompok orang dari satu agama ke agama
lain. Berpindah dari satu cara pandang, sistem ritual, simbol-simbol kehidupan, dan gaya hidup dari satu agama ke agama lain.
Universitas Sumatera Utara
5. Motif Konversi Agama