Berdasarkan definisi diatas, dapat dikatakan bahwa pembuatan keputusan adalah proses penyelesaian masalah yang dilakukan secara sadar dengan cara
memilih alternatif yang paling tepat diantara alternatif-alternatif yang tersedia.
2. Proses Pembuatan Keputusan
Menurut Janis Mann 1977 terdapat lima tahapan dalam proses pembuatan keputusan, yaitu:
a. Appraising the Challenge
Pada tahap pertama, individu mengalami kecemasan karena ia dihadapkan dengan informasi baru yang berbeda dengan pemahaman yang ia anggap
benar sebelumnya. Informasi baru ini menjadi sebuah ancaman baginya. Individu ditantang untuk mengambil sikap. Informasi baru mengakibatkan
kebimbangan jika individu mulai ragu untuk terus berjalan pada pemahaman yang sebelumnya ia yakini.
b. Surveying Alternatives
Setelah keyakinan individu yang lama diguncang oleh informasi yang ia terima, individu akan memfokuskan diri untuk mencari alternatif-
alternatif yang tersedia. Individu mulai mencari alternatif, baik dari pengalamannya sendiri maupun dari anjuran dan informasi yang diberikan
orang di sekitarnya tentang permasalahan tersebut. Individu akan lebih memberikan atensi pada segala informasi yang berhubungan dengan
masalah yang ia alami, baik dari media massa atau sumber-sumber
Universitas Sumatera Utara
lainnya, walaupun informasi tersebut bertentangan dengan keyakinannya sebelumnya.
Di akhir tahap kedua, individu akan menyeleksi alternatif-alternatif yang ia pertimbangkan hingga didapat alternatif yang paling mendekati
untuk menjawab masalah individu tersebut. c.
Weighing Alternatives Pada tahap ini, individu berusaha mencari, mengevaluasi dan
memfokuskan diri pada keuntungan dan kerugian setiap alternatif yang tersedia agar pada akhirnya didapatkan alternatif yang paling baik.
Individu umumnya menjadi sadar akan keuntungan dan kerugian tertentu yang sebelumnya tidak ia pertimbangkan.
Ketika menyadari dengan sungguh-sungguh kemungkinan akan adanya penyesalan di masa depan, individu menjadi sangat berhati-hati
menilai alternatif-aternatif yang ada. Ada kalanya, setelah mempertimbangkan setiap alternatif individu
tidak puas dengan semua alternatif tersebut. Pada saat tertentu gejala stres menjadi akut, namun bila individu dapat menghindari keadaan kehilangan
semangat, ia akan beralih mencari solusi yang lebih baik. Individu akan kembali ke tahap kedua, dalam usaha menemukan alternatif baru yang
mungkin lebih baik untuk menjadi solusi daripada alternatif-alternatif sebelumnya yang sudah dipertimbangkan dengan serius.
Universitas Sumatera Utara
d. Deliberating about Commitment
Pada tahap ini, individu melaksanakan dan menyampaikan maksudnya kepada oranglain. Individu menyadari cepat atau lambat,
orang-orang dalam lingkup sosialnya seperti misalnya keluarga, rekan kerja, teman akan mengetahui pilihan yang ia telah tetapkan.
Sebagai pembuat keputusan yang dipenuhi kewaspadaan, individu berkonsentrasi tentang kemungkinan penolakan yang akan ia terima.
Sebelum membiarkan orang lain tahu tentang pilihannya – khususnya jika
pilihan tersebut merupakan tindakan yang kontroversial, individu akan cenderung memikirkan jalan menghindari penolakan dari keluarga, teman,
dan kelompok-kelompok lainnya yang penting dalam kehidupannya. Individu kemudian menyadari bahwa ketika ia melaksanakan dan
menyampaikan maksudnya kepada orang lain, pada saat itu juga akan lebih sulit untuk kembali ke siatuasi sebelumnya, artinya ia menjadi
“terkunci” pada keputusan yang telah ia ungkapkan. Beberapa keputusan yang sangat penting menjadi benar-benar
rahasia dalam waktu yang panjang. Individu dapat memulai memberitahukannya hanya kepada beberapa orang-orang terdekat.
Individu cenderung memberitahukan pilihannya pertama-tama kepada orang-orang yang ia pikir akan menerima dan menjaga informasi tersebut
sejenak dari siapapun yang dicurigainya akan sangat tidak setuju dengan pilihannya.
Universitas Sumatera Utara
e. Adhering despite Negative Feedback
Sesaat setelah membuat keputusan, individu mengalami periode bulan madu honeymoon period dimana ia merasa sangat senang dan yakin
dengan keputusan yang ia ambil dan melaksanakan keputusan tersebut tanpa rasa cemas sedikit pun. Namun seringnya, rasa puas yang
meyakinkan tersebut akan berkurang kadarnya dikarenakan adanya informasi baru yang diterima. Tahap kelima ini hampir sama dengan tahap
pertama, dimana kejadian-kejadian tertentu pasca pembuatan keputusan dapat mengguncang keyakinan individu akan keputusan yang sudah
dibuat. Namun tahap kelima ini berbeda dari tahap pertama dimana guncangan yang dialami individu pada tahap kelima hanya bersifat
sementara. Individu akan menjadi bimbang dengan keputusan yang telah ia ambil karena tanggapan negatif dari lingkungan, namun hal ini hanya
berlangsung sesaat. Kemudian, individu akan segera melakukan rasionalisasi untuk menekankan keuntungan yang ia dapatkan dan
meminimalisasi kerugian yang ia alami. Pada akhirnya, individu tetap berpegang pada komitmen yang ia sudah lakukan walau ada umpan balik
negatif yang ia terima kemudian.
Dalam menjalani proses pembuatan keputusan, individu tidak selalu berjalan lurus dari tahap satu hingga tahap kelima. Proses pembuatan keputusan
dapat juga melakukan proses yang membentuk spiral, misalnya dari tahap tiga kembali lagi ke tahap dua, dari tahap lima kembali ke tahap satu.
Universitas Sumatera Utara
C. Gambaran Proses Pembuatan Keputusan pada Individu yang Melakukan