Sekolah Berada di Garis Ancaman Bahaya Tinggi Erupsi Merapi

86 Penanggulangan Bencana menyebutkan hazards adalah sesuatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana. Ruang lingkup ancaman bahaya atau hazards, merupakan semua kejadian yang menyebabkan ancaman langsung maupun tidak langsung atas ruang lingkup kehidupan manusia, khususnya di SD Negeri Keningar 1 dan 2. Ancaman rikiko bencana berbentuk ancaman jiwa, kerugian hartabenda, kerusakan infrastruktur sarana-prasarana kehidupan sosial dan budaya maupun lingkungan hidup. Pada kontek sekolah, ancaman bahaya dapat dikhususkan pada semua kejadian yang dapat menggangu keselamatan jiwa civitas sekolah, kerugian benda, kerusakan infrastruktur sarana-prasarana sekolah dan hilangnya jaminan penyelenggaraan sekolah dan pemenuhan kebutuhan dasar pendidikan bagi siswa.

b. Sekolah Berada di Garis Ancaman Bahaya Tinggi Erupsi Merapi

Berdasarkan pemetaan selama proses penelitian, bentuk-bentuk hazardsbahaya erupsi Merapi adalah, lava, awan panas, Debu vulkanik, Banjir bandang lihat tabel 4.4. Bentuk-bentuk hazards bahaya ini dikenali oleh masyarakat dari kebiasaan sehari-hari yang mereka hadapi disaat erupsi Merapi. Beberapa istilah lokal dan istilah ilmiah digunakan untuk memudahkan dalam mengenali risiko ancaman bahaya yang mereka hadapi tanpa mengurangi substansi dari ancaman yang dirasakan oleh masyarakat setempat. 87 Tabel 4.4. AncamanBahaya Erupsi Merapi bagi SD Negeri Keningar 1 dan 2 Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Bentuk Ancaman Tanda- tanda Kekuatan Ancaman Waktu kecepatan Dampak Bagi sekolah Aliran lava, magma, lahar 800- 1200 C Gempa vulkanik, Ada titik api dipuncak Merapi, suara gemuruh, hewan turun, Peringatan awas Merapi Makin rendah kekentalan lava makin jauh jangkauannya ; radius 10-15 kM, Mengalir di sungai SenowoCaca ban. 100 kmjam, 5 menit dari lokasi sekolah. Ancaman jiwa guru dan murid; menghancurka n infrastruktur sekolah; KBM tidak berjalan. Awan panas piroklast ik, wedus gembel 600- 800 C Menghangusk an semua yang dilewati 100 KMjam, tergantung kekuatan arah angin. 5 menit dari lokasi sekolah Ancaman jiwa guru murid; menghancurka n infrastruktur sekolah; KBM darurat di pengungsian Gas beracun Meracuni manusia, hewan dan tumbuhan Tergantung lokasi, kekuatan arah angin, waktu paparan tidak dapat di prediksi. Ancaman jiwa guru dan murid; KBM di sekolah berbahaya mengancam jiwa siswa dan guru Hujan Abukeri kil Gempa vulkanik, tergantung arah tiupan angin, Peringatan awas Merapi Hujan abu berlangsung tiba-tiba; konstan. Langit gelap, jarak pandang terbatas. Tergantung kekuatan semburan arah angin; mencapai ratusan km, 30 menit sampai 60 menit. Kematian; Gangguan ISPA mata akut bagi guru siswa; Merusak infrastruktur sekolah KBM Banjir Lahar Dingin, banjir bandang Hujan di puncak Merapi; Suara gemuruh Diikuti aliran lumpur, pasir, batu di DAS sungai; Berlangsung saat hujan. 30 men 1 satu jam setelah hujan di puncak Merapi, Ancaman jiwa siswaguru di lokasi paparan; kerusakan infrastruktur untuk pergi ke sekolah 88 Tabel diatas menjelaskan bahwa ancaman bahayahazards erupsi Merapi bagi SD Negeri Keningar 1 dan 2 adalah pertama ancaman aliran lavamagma atau Lahar dalam istilah masyarakat setempat. Magma ini menurut masyarakat dan civitas sekolah ditandai dengan meningkatnya aktivitas gempa vulkanik, adanya titik api diam di puncak Merapi, serta suara gemuruh yang keras dari dalam perut Merapi. Tanda- tanda lain adalah hewan-hewan yang biasa hidup di area hutan lindung Merapi turun ke desa. Biasanya ada Macan, Babi Hutan, Kijang atau Ular yang turun dari daerah puncak Merapi masuk ke perkampungan penduduk. Pada kondisi ini biasanya BPPTK dan Badan Geologi telah menyampaikan seruan Awas Merapi. Kekuatan ancaman aliran lavamagma ataupun lahar adalah semakin cair atau rendah kekentalannya semakin jauh jarak luncuran alirannya. Aliran lavamagma atau lahar bisa dengan kecepatan sampai 100 kmper jam dengan mengikuti bidang miring dan hulu Sungai Senoyo dan Sungai Cacaban yang mengapit Desa Keningar. Dampak aliran lava, magma atau lahar adalah ancaman jiwa guru dan siswa, dapat menghancurkan infrastruktur sekolah dan kegiatan belajar mengajar tidak dapat terselenggara karena tidak aman. Meskipun jarang terjadi korban meninggal karena guguran lava, magma atau lahar, tetapi lokasi sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2 yang persis berada di garis paparan bahaya yang hanya berjarak 5,3 km saja dari puncak Merapi. Kedua, ancaman bahaya awan panas atau wedus gembel. Ancaman ini ditandai dengan meningkatnya 89 aktivitas gempa vulkanik Merapi, ada titik apimagma diam di puncak Merapi, suara gemuruh, hewan dan binatang buas turun dari areal puncak Merapi dan di dahului oleh guguran lavamagmalahar dan kekuatannya mencapai 100 kmjam sesuai kekuatan arah erupsi dan tiupan angin. Awan panas atau wedus gembel dapat mencapai lebih dari radius 12 kilometer dari puncak Merapi dan menghancurkan semua mahluk hidup yang dilewati. Ancaman keselamatan jiwa siswa dan guru, kerusakan infrastruktur dan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar tidak dapat terlaksana di lokasi sekolah. Melihat kekuatan dan jangkauan awan panas, maka posisi sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2 yang hanya sekitar 5,3 kilometer dari puncak, merupakan titik paparan bahaya awan panaswedus gembel. Catatan jatuhnya korban meninggal dan luka-luka karena erupsi Merapi, korban terbanyak disebabkan oleh terpaan awan panas atau wedus gembel ini. Ketiga, ancaman bahaya gas beracun. Ancaman gas beracun merupakan ancaman ikutan dari guguran lava. Ciri-ciri terjadi peningkatan aktivitas Merapi, ada titik api diam di puncak Merapi, hewan buas di area puncak Merapi turun, ditemukan hewan atau tumbuhan mati di area gas beracun serta aktivitas guguran lava dan awan panaswedus gembel yang meningkat. Paparan gas beracun tergantung lokasi dan kekuatan arah angin. Meskipun belum ada peta yang jelas tentang ancaman gas beracun di Merapi tetapi melihat lokasi sekolah yang hanya 5,3 km dari puncak 90 Merapi, sekolah perlu mempertimbangkan ini untuk membangun konsep respon dini bagi civitas sekolah. Keempat, ancaman bahaya hujan abukerikil. Ancaman hujan abu vulkanik, sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2 berada di garis paparan langsung erupsi Merapi tahun 2010. Huja abu vulkanik ditandai dengan meningkatnya gempa vulkanik, arah tiupan angin menuju ke barat dan ada peringatan bahaya Merapi dari yang berwenang. Kekuatan ancaman bahaya hujan abu karena terkadang berlangsung tiba- tiba meski tampak kondisi Merapi tenang. Sementara pada saat erupsi Merapi, hujan abu dan kerikil berlangsung konstan. Langit gelap dan jarak pandang sangat terbatas. Pada kondisi paparan akut bagi korban, abu vulkanik dapat mengakibatkan sesak nafas, gangguan akut ISPA Instalasi Saluran Pernapasan Atas dan gangguan mata akut bagi siswa dan guru serta civitas sekolah lainnya. Pada kejadian hujan abu yang terus menerus merusak infrastruktur sekolah seperti genting, talang air, meja, bangku, kursi, buku-buku dan mempercepat korosi. Kelima, ancaman bahaya banjir lahar dingin, banjir bandang. Ancaman ini ditandai dengan hujan deras di puncak Merapi dan disertai suara gemuruh. Banjir lahar dingin biasanya melalui Sungai Senowo dan Sungai Cacaban yang mengapit Desa Keningar. Ancaman bahaya banjir lahar dingin meningkat jika sebelumnya terjadi erupsi muntahan laharlava yang memenuhi sungai dan areal rendah lainnya dengan pasir dan batu muntahan dari puncak Merapi. Ancaman jiwa bagi siswa dan guru yang berada di 91 lokasi rentan dekat dengan bantaran sungai Senowo dan Cacaban. Pada waktu erupsi Merapi Tahun 2010, pos pengungsian masyarakat yang tersebar di berbagai tempat di daerah bawah sekitar kota Magelang, Muntilan, Boyolali, Sleman, Klaten dan Jogjakarta, diminta untuk menjauhi bantaran sungai dan kembali naik ke atas untuk menghindari luapan banjir lahar dingin Slamet, Giya dan Tarmuji. Berdasarkan paparan ancaman bahayahazards diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ancaman erupsi Merapi bagi Sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2 Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang adalah Lavamagmalahar, Awan panasWedus Gembel, Gas Beracun, Hujan AbuKerikil dan Banjir Lahar Dingin. Masyarakat civitas sekolah mengenali tanda-tanda kekuatan dan dampaknya terhadap keberlanjutan hidup mereka. Masyarakat civitas sekolah menyadari bahwa lokasi SD Negeri Keningar 1 dan 2 berada di dalam jangkuan paparan ancaman bahaya secara langsung karena berjarak 5,3 km dari pusat ancaman bahaya dan ancaman bahaya akan datang dalam jangka waktu 5 menit sampai 60 menit dari tenggat.

4.1.6.2. Peta Kerentanan SD Keningar 1 dan 2 a. Konsep dan Ruang Lingkup Peta Kerentanan

Konsep kerentanan yang dimaksud adalah sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat keadaan baik karena faktor fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan yang berpengaruh buruk terhadap upaya- upaya pencegahan dan penanggulangan bencana. Kerentanan juga merupakan kondisi dimana system tidak dapat menyesuaikan dengan dampak dari suatu 92 perubahan Olmos, 2001. Fussle 2007. Kerentanan masyarakat merupakan kondisi masyarakat yang tidak dapat menyesuaikan dengan perubahan ekosistem yang disebabkan oleh suatu ancaman tertentu Fussel, 2007. Yaitu suatu kondisi yang dipengaruhi oleh proses fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan yang dapat meningkatkan risiko terhadap dampak bahaya Herawaty dan Santosa, 2007. Dalam kontek lingkup sekolah, kerentanan sekolah adalah segala kondisi dimana system sekolah tidak mampu menyesuaikan atas perubahan kondisi tertentu karena ancaman tertentu baik secara fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan. Ruang lingkup analisis kerentanan digunakan sebagai 1. Alat diagnostic untuk memahami masalah- masalah dan faktor-faktor penyebab kerentanan 2. Alat perencanaan sebagai dasar penetapan prioritas kegiatan serta urutan kegiatan yang direncanakan 3. Alat pengukur risiko untuk menilai risiko secara spesifik 4 alat untuk pemberdayaan dan mobilisasi kelompok masyarakat yang rentan Benson et al, 20017 Djuraidah, 2009. Ruang lingkup kerentanan meliputi kerentanan fisik infrastruktur, sosial kependudukan dan ekonomi Nurjanah, 2012, merupakan fungsi dan paparan exposure, daya adaptasi dan sensivitas sosial atas ancaman Herawaty dan Santosa 2007. Kerentanan dalam kontek ekonomi menggambarkan tingkat kerapuhan ekonomi menghadapi ancaman bahaya. Meliputi presentase rumah tangga yang bekerja di sector rentan dan rumah tangga miskin Nurjanah, 2012. 93 Faktor utama kerentanan adalah kurangnya akses terhadap sumber daya meliputi informasi, pengetahuan dan teknologi, serta terbatasnya akses terhadap kekuatan dan keterwakilan politik, modal sosial, koneksi dan jejaring sosial, adat kebiasaan dan nilai budaya Cutter et al 2003. Kerentanan individu, organisasi, wilayah maupun komunitas akan berbeda- beda secara temporal dan spasial Olmos, 2001. IPCC, 2001. Kerentanan merupakan tiga komponen yaitu: exposure paparan, sensitivity kepekaan dan adaptive capacity kemampuan adaptasi IPCC, 2001, Olmos, 2001, Fussel, 2007. Ruang lingkup bentuk kerentanan sekolah sebagai organisasi atas risiko bencana meliputi a. Letak lokasi sekolah. Mengenali kerantanan karena lokasi dan tingkat kerentanannya yang dihadapi di lokasi sekolah SD Negeri Keningar 1 dan Keningar 2 b. Ketersediaan infrastruktur sekolah yang relevan dengan kebutuhan respon bagi pengurangan risiko bencana yang di hadapi oleh siswa, guru dan civitas sekolah lainnya. Identifikasi infrastruktur untuk mengetahui apakah infrastruktur sekolah telah mendukung upaya pengurangan risiko bencana erupsi Merapi. Termasuk juga ketersedian kebijakan-kebijakan sekolah yang terkait bagi pengurangan risiko bencana erupsi Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2. c. Tingkat kemampuan, keahlian dan pengetahuan civitas sekolah di dalam mengelola risiko bencana. Tingkat kemampuan meliputi juga meliputi bagaimana komunitas sekolah mendapatkan keahlian tersebut d. Konflik di sekolahmasyarakat lingkungan sekolah. 94 Konflik disini adalah mengenali relasi sosial antar civitas sekolah dan potensi konflik yang menghambat upaya sekolah melakukan perubahan e. Perilaku yang mendukung terhadap pengurangan risiko bencana erupsi Merapi. Pertanyaan utama adalah bagaimana perilaku budaya siswa, guru, kepala sekolah dan civitas sekolah lainnya bagi pengurangan ancaman risiko bencana erupsi Merapi? Apakah faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut?

b. Sekolah Dasar Keningar Rentan Terhadap Erupsi Merapi

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana (Studi Erupsi Gunung Merapi)

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana (Studi Erupsi Gunung Merapi) T2 942012005 BAB I

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana (Studi Erupsi Gunung Merapi) T2 942012005 BAB II

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana (Studi Erupsi Gunung Merapi) T2 942012005 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana (Studi Erupsi Gunung Merapi)

0 3 67

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar T2 BAB IV

0 0 49

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu dan Citra (Image) Sekolah T2 BAB IV

0 1 70

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah Di SD Negeri Genuk 01 Ungaran Baratabupaten Semarang T2 BAB IV

0 0 48

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kurikulum Pendidikan Katekisasi (Studi di Gereja Protestan Maluku) T2 BAB IV

3 5 46

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Magister Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana FKIPUKSW T2 BAB IV

0 0 34