115
Mengingat sekolah adalah salah satu lingkungan paling rentan dari ancaman bahaya.
4.1.9. Analisis Kebutuhan
Manajemen Sekolah
dalam Pengurangan Risiko Bencana di SD Keningar 1 dan Keningar 2
4.1.9.1. Kebutuhan dan Peran Komunitas Sekolah
Berdasarkan peta risiko bencana di SD Negeri Keningar
1 dan
Keningar 2,
maka untuk
mengembangkan konsep manajemen risiko bencana di Sekolah tersebut, maka analisis kebutuhan dan peran
program manajemen sekolah berbasis pengurangan risiko bencana di adalah sesuai Tabel 4.8.
Kebutuhan pengembangan strategi manajemen sekolah berbasis pengurangan risiko bencana erupsi
Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2 adalah pertama, pada saat status Merapi Aktif Normal dan Waspada
Merapi. Kebutuhan sekolah adalah menyusun dan menjalankan kurikulum kegiatan belajar mengajar
tentang kebencanaan
bagi siswa.
Untuk itu,
dibutuhkan kebijakan kurikulum, materi dan metode KBM
tentang kebencanaan
sebagai peran
kepala sekolah. Kegiatan perumusan ini didukung materi
operasionalnya oleh guru dan orang tuawali murid. Konsep utama dari perumusan ini dilakukan secara
partisipatif. Peran siswa pada tahapan ini adalah belajar,
mengenali dan
mempraktekan kurikulum
kebencanaan yang mereka pelajari. Saat status Normal Aktif dan Waspada Merapi,
sekolah membutuhkan strategi manajemen sekolah bagi
pengurangan risiko
bencana erupsi
Merapi. Sekolah memerlukan dukungan peran sebagai berikut:
116
Tabel 4.8.
Kebutuhan dan
Peran Stakeholder
dalam Manajemen Sekolah bagi Pengurangan Risiko Bencana
Erupsi Merapi
Status Merapi
Kebutuh an
Peran Kepsek
Guru Orang
Tua Desa
Siswa
Aktif Normal
Waspa da
Merapi Kurikulum
KBM kebencana
an bagi siswa dan
guru Kebijakan
kurikulum bencana
Masukan materi
Masuk an kebu
tuhan Menduku
ng menginte
grasikan kebutuha
n sekolah dalam
Musrenba ngdes
dan dokumen
RPJMDes .
Mengen ali
praktek
Pendidikan integrasi risi
ko bencana di KBM
Mengemb ankan me
todebah an ajar
Mendu kung
terlibat
Strategi manajeme
n Sekolah bagi
Pengurang an Risiko
bencana Erupsi
Merapi protap
Merumukan SMSBBE
Merapi Partisi
pasi Masukan
gagasan
Protap Mana jemen PRB
Partisi pasi
Memaha mi
Kebijakan al attools kese
lamatan sklh Praktek
bersama siswa
Berkontrib usi ke
sekolah
Simulasi SKD sekolah
Mengkord inir siswa
Terlibat Aktif dlm
simulasi Siaga
Merapi Info Merapi
simulasi, lokasi
prosedur evakuasi
Monitor kesia pan penerap
an PRBSKD Sekolah.
Menginga tkan
siswaorg tua siswa
Terlibat Persiapan
evakuasi pengungs
ian Belajar
praktek
Awas Merapi
Civitas sekolah
mengungsi Mengkoordi
nir protap PRB sekolah
Menjalan kan
Mengikuti Menyelen ggarakan
evakuasi Mengu
ngsi
Sekolah darurat
Bahan ajar; guru;
Peralatan siswaguru
Mengkoordinir sekolah daru
rat; bantuan utk siswaguru
Menda ta, me
ngajar Memasti
kan anak
sekolah Mendata,
mengama nkan
logistik Belajar
dan bermain
Kembali ke
Sekolah Perbaikan
kerusakan, sekolah
aktif Melaporkan
kerusakan menyiapkan
KBM Menyi
apkan KBM
Membantu sekolahla
por kondisi siswa.
Kebutuh an sekol
ah masuk prog desa
Member sihkan
kelas
117
1. Peran
kepala sekolah
mengkoordinasikan perumusan
Protap Manajemen
Sekolah Berbasis
Bencana. Sebagai
proses mengkoordinasikan
perumusan dibutuhkan peran partisipasi guru dan walimurid komite sekolah untuk terlibat di dalam
proses perumusan. Sementara peran siswa adalah tetap belajar, mengenali dan mempraktekan kebijakan
sekolah. 2. Peran Kepala Sekolah mengkoordinasikan penyusunan
modul protap
Pengurangan Risiko
Bencana PRB di sekolah bagi guru dan siswa dengan mamaksimalkan
paritisipasi guru
dan orang
tuakomite sekolah. Pada tahapan ini baik orang tua maupun siswa adalah memahami prosedur protap yang
telah disusun. 3. Peran Kepala sekolah menyusun kebijakan melengkapi alat-alat keselamatan dasar di
sekolah yang didukung oleh kebijakan pada tingkat operasional dalam bentuk Standar Keselamatan Dasar
SKD. Peran guru adalah berpartipasi aktif dalam proses
dan mempraktekkan
Standar Keselamatan
Dasar SKD
sekolah bersama
siswa. Mobilisasi
dukungan dari masyarakat dapat dibagikan perannya kepada orang tua siswa dan masyarakat. sementara
siswa perannya mampu mempraktekan SKD Sekolah. 4. Peran Kepala sekolah menyelenggarakan simulasi
protap Pengurangan Risiko Bencana PRB bersama siswa, guru dan masyarakat desa.
Pada saat status Normal Aktif dan Waspada Merapi,
peran desa
diharapkan mengintegrasikan
kebutuhan sekolah SD Keningar 1 dan 2 melalui forum Musyawarah
Rencana Pembangunan
Desa
118
Musrenbangdes dan dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa
RPJMDes. Integrasi
ini meliputi
perencanaan protap
PRB dalam
bentuk standar keselamatan, prosedur evakuasi, pengelolaan
lokasi pengungsian, pelaksanaan sekolah darurat dan pengelolaan
paska bencana
dijadikan bagian
dari dokumen
perencanaan pembangunan
desa yang
terintegrasi melalui mekanisme perencanaan yang telah berjalan. Kepentingan dari peran desa tersebut adalah
memastikan kebutuhan
sekolah dan
siswa dan
kelompok rentan
menjadi salah
satu prioritas
pembangunan di desa Keningar. Saat status Siaga Merapi, kebutuhannya adalah
informasi perkembangan
status Merapi,
lokasi pengungsian dan prosedur evakuasi serta simulasi
bersama atas
sistem. Peran
kepala sekolah pada
kebutuhan ini adalah melakukan monitoring kesiapan implementasi
protap PRB
dan SKD
di sekolah.
Kesiapan ini
meliputi pemahaman
seluruh civitas
sekolah tentang Protap PRB dan SKD sekolah serta ketersediaan alat-alat pendukung. Sementara peran
guru adalah mengadakan simulasi dan mengingatkan siswa dan orang tua siswa tentang prosedur Protap
PRB dan SKD di sekolah. Saat
status Awas
Merapi, kebutuhan
yang muncul adalah civitas sekolah mengungsi di tempat
yang telah ditentukan. Peran kepala sekolah pada status awas Merapi adalah mengkoordinir implementasi
protap PRB sekolah bersama guru dan orang tua siswa berkoordinasi
dengan Kepala
Desa Keningar.
Sementara peran
desa adalah
menyelenggarakan
119
evakuasi pengungsian bersama sekolah ke tempat pengungsian yang jelas. Kejelasan tempat pengungsian
ini penting karena akan memudahkan sekolah didalam menyelenggarakan sekolah darurat di pengungsian.
Saat status
pelaksanaan sekolah
darurat, kebutuhan yang diperlukan adalah materi bahan ajar
sekolah darurat.
Materi ini
di susun
berbeda kebutuhannya dengan penyelenggaraan materi belajar
pada situsi sekolah normal. Secara prinsip, materi bahan ajar merupakan kombinasi trauma healing siswa
secara kelompokkelas selain menindaklanjuti materi sekolah
seperti biasa.
Sebagai kombinasi
trauma healing bagi siswa, maka metode pembelajaran disesuai
dengan kebutuhan
siswa. Pengalaman
SD Negeri
Keningar 1 dan 2 dalam mengelola sekolah darurat melalui pengajaran CALISTUNG dan kelas rangkap
dapat dikembangkan menjadi kebijakan baku materi dan metode pembelajaran sekolah darurat.
Peran kepala sekolah dalam penyelenggaraan sekolah darurat adalah mengkoordinir penyelenggaraan
sekolah darurat, memastikan kebutuhan siswa secara terpilah gender terpenuhi serta mengkomunikasikan
perkembangan sekolah
ke struktur
di bawahnya
maupun struktur di atas. Guru-guru memastikan data perkembangan siswa, memantau kebutuhan siswa dari
waktu ke waktu dan mengajar di kelas sekolah darurat. Guru
dapat memaksimalkan
peran relawan
kemanusiaan dan petugas kesehatan untuk terlibat didalam pengelolaan kelas dengan mempertimbangkan
kebutuhan siswa.
Peran orang
tua dalam
penyelenggaraan sekolah
darurat adalaah
120
mengkomunikasikan kondisi siswa kepada guru dan memastikan anak-anak bersekolah di sekolah darurat.
Tidak kalah
penting adalah
peran desa
dalam memastikan terselenggaranya sekolah darurat meliputi
mendata, memantau
perkembangan para
korban, mengamankan
kegiatan belajar
dan tentu
saja memastikan pemenuhan logistic bagi para korban.
Pada status kembali ke sekolah, kebutuhan utama adalah perbaikan kerusakan dan program untuk
memastikan kegiatan belajar mengajar dapat segera aktif kembali. Dibutuhkan pembersihan dan perbaikan
ruang kelas dan lingkungan sekolah dari debu, kerikil maupun material erupsi lainnya segera. Peran kepala
sekolah adalah
mengkalkulasi, melaporkan
dan mengkoordinir penyiapan KBM di sekolah dibantu oleh
guru dan orang tua siswa serta masyarakat desa. Peran siswa
dapat terlibat
dalam membersihkan
kelas masing-masing untuk melatih siswa bertanggung jawab
terhadap ruang kelas mereka. Tidak kalah penting adalah
peran strategis
desa untuk
memasukan kebutuhan perbaikan sekolah ke dalam perencanaan
program desa.
4.1.9.2. Siklus