Tinjauan tentang Minat PENINGKATAN MINAT MEMBACA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI AP/AK SMK MARSUDI LUHUR I YOGYAKARTA.

pembaca dengan apa yang dibaca. Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap membaca, karena bila bahan bacaan atau tulisan yang akan dibaca tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan membacanya dengan sepenuh hati dan perasaannya, karena tidak ada daya tarik dari bahan bacaan tersebut.

4. Ciri – Ciri Orang yang Mempunyai Minat Membaca

The liang Gie 2002:59 menyebutkan ciri-ciri orang yang mempunyai minat membaca adalah. 1. Memiliki kebiasaan yang baik dalam membaca. 2. Dapat membaca secara cepat dan tepat. 3. Dapat menangkap dan memahami isi bahan bacaannya. 4. Seusai membaca dapat mengingat butir-butir gagasan utama dari bahan bacaannya. 5. Merasa senang dengan aktivitas membaca. LD Crow Tri Wahyudi, 2002:22-23 ciri-ciri orang yang mempunyai minat membaca adalah. 1. Memanfaatkan waktu luang untuk membaca. 2. Seusai membaca dapat mengambil inti sari dari bacaan tersebut. 3. Banyak mengoleksi buku-buku bacaan. 4. Meringkas hasil bacaan yang telah dibacanya. Dari beberapa penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri orang yang mempunyai minat membaca adalah memanfaatkan waktu luang untuk membaca, seusai membaca dapat mengingat butir-butir gagasan utama dari bahan bacaannya, memiliki kebiasaan yang baik dalam membaca, merasa senang dengan aktivitas membaca, dan banyak mengoleksi buku bacaan.

5. Aspek-Aspek Minat Membaca

Hurlock 1992:4 mengatakan bahwa semua minat membaca mempunyai dua aspek, yaitu. a. Aspek Kognitif Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan di masa anak-anak mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat. Minat pada aspek kognitif berpusat seputar pertanyaan, apakah hal yang diminati akan menguntungkan dan akan mendatangkan kepuasan pribadi kepada siswa. Aktifitas membaca contohnya, ketika seseorang melakukan aktifitas membaca, tentu saja mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses membaca tersebut, sehingga seseorang yang memilki minat membaca akan dapat mengerti dan mendapatkan banyak manfaat dari aktifitas membaca yang dilakukannya. Jumlah waktu yang dikeluarkan pun berbanding lurus dengan kepuasan yang diperoleh akibat membaca sehingga aktifitas membaca akan menjadi tetap. b. Aspek Afektif Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang menampakkan aspek kognitif dari minat ditampilkan dalam sikap terhadap aktivitas yang diminati akan terbangun. Seperti aspek kognitif, aspek afektif dikembangkan dari pengalaman pribadi, dari sikap orang tua, guru dan kelompok yang mendukung terhadap aktifitas yang diminati. Seseorang yang memiliki minat membaca yang tinggi akaibat kepuasan dan manfaat yang didapatkan, serta mendapat penguatan respon dari orang tua, kelompok dan lingkungan seseorang tersebut akan sangat fokus pada aktifitas membacanya tersebut, seseorang akan memiliki waktu-waktu khusus atau memiliki frekuensi yang tinggi untuk membaca. Pintrich Schunk 1996:25 menyebutkan bahwa aspek minat membaca adalah. a. Sikap umum terhadap aktivitas general attitude toward the activity Perasaan suka atau tidak suka pada aktivitas membaca yang menyebabkan seseorang akan tertarik secara keseluruhan dalam sebuah aktivitas membaca. b. Pilihan spesifik untuk menyukai aktivitas spesifik preference for or liking the activity Seseorang akan memutuskan secara pasti, hal apa yang disukainya yang menyebabkannya tertarik secara keseluruhan dalam sebuah aktivitas membaca. c. Merasa senang dengan aktivitas enjoyment of activity Seseorang akan memiliki perasaan senang terhadap aktivitas membaca dan yang berhubungan dengan aktivitas membaca. d. Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu personal importance or significance of the activity to the individual Seseorang akan menganggap bahwa aktivitas membaca yang diminatinya memiliki nilai lebih dan memiliki arti penting bagi dirinya. e. Berpartisipasi dalam aktivitas reported choice of or participant in the activity seseorang yang memiliki minat membaca, tentu saja akan turut berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Pintrich Schunk 1996;27 telah mengukur minat dalam ciri psikologi, yang kemudian dapat mengklasifikasikan tinggi atau rendahnya minat terhadap objek yaitu sebagai berikut. a. Melakukan kembali secara berulang-ulang. Seseorang dengan minat membaca yang tinggi akan terus melakukan aktivitas membaca secara berulang-ulang. b. Menghabiskan banyak waktu dengan objek tersebut dibandingkan dengan objek lain. Seseorang yang memiliki minat membaca yang tinggi akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk aktivitas membaca dibandingkan dengan aktivitas-aktivitas lainnya. Berdasarkan beberapa penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa aspek minat membaca meliputi aspek kognitif didasari pada perkembangan anak yang dapat menimbulkan minat, aspek afektif dari minat ditampilkan dalam sikap terhadap aktivitas yang diminati, sikap umum terhadap aktivitas membaca, pilihan spesifik untuk menyukai aktivitas membaca, merasa senang dengan aktivitas membaca, mendatangkan kepuasan pribadi ketika melakukan aktivitas membaca, membaca memiliki nilai yang lebih dan memiliki arti penting bagi seseorang, memperoleh manfaat ketika melakukan aktivitas membaca, membaca memiliki nilai lebih dan memiliki arti penting bagi seseorang, memperoleh manfaat ketika melakukan aktivitas membaca, melakukan aktivitas membaca secara berulang- ulang.

6. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat pada hakekatnya adalah merupakan sebab akibat dari pada pengalaman, minat berkembang sebagai hasil dari pada sesuatu kegiatan yang akan menjadi sebab yang akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama. L.D Crow and Alice Tri Wahyudi,2002:10-11 menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat. a. The factor inner urge adalah rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. b. The factor of social motive adalah minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal, disamping hal dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia juga dipengaruhi oleh motif sosial. c. Emotional factor adalah faktor perasaan dan emosi mempunyai pengaruh terhadap obyek misal perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Minat bukan merupakan suatu hal yang didapat sejak lahir namun minat merupakan suatu keseluruhan yang dapat berubah-ubah karena sejak kecil minat anak itu selalu mengalami perubahan. Menurut Sri Hidayati 2004:18-20 faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah. a. Faktor Eksternal Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi minatnya. Contoh : lingkungan sekitar tampat belajar, sarana, prasarana, dan fasilitas yang digunakan dalam belajar. b. Faktor Internal Faktor internal yaitu segenap pikiran emosi dan persoalan dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi minat sehingga tidak dapat dipusatkan. Contoh : minat, ingatan, motivasi, dan kemauan. Berdasarkan beberapa penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi minat adalah rangsangan yang datang dari lingkungan ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan seseorang, minat seseorang terhadap objek atau sesuatu hal yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan juga dipengaruhi oleh motif sosial, perasaan dan emosi mempunyai pengaruh terhadap sesuatu kegiatan tertentu yang dapat membangkitkan perasaamn senang, faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi minatnya , dan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi minatnya.

7. Macam Minat

M.Buchori 1991:136 menyebutkan minat dapat dibedakan menjadi 2. a. Minat primitif yaitu minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan makan, minum, dan bebas bergaul. Jadi pada minat ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme, b. Minat kultural dapat disebut juga sebagai minat sosial yang berasal atau diperoleh dari proses belajar. Jadi minat kultural ini lebih tinggi nilainya dari pada minat primitif. Pasaribu 1993:52 menyebutkan minat dibedakan menjadi 2. a. Minat aktual adalah minat yang berlaku pada obyek yang ada pada suatu saat dan ruangan yang konkrit, b. Minat disposisional atau arah minat yang dasarnya pembawaan disposisi akan menjadi ciri sikap hidup seseorang. Dari beberapa penjabaran di atas dapat diketahui macam-macam minat yaitu minat primitif, minat kultural, minat aktual, dan minat disposisional.

8. Peningkatan Minat

Amin Hamzah Nasution 1993:47 mengemukakan 5 cara meningkatkan minat yaitu. a. Motivasi Motivasi adalah sesuatu dari diri seseorang yang mendorong untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. Cara menimbulkan dorongan bisa melalui penerangan segi-segi yang baik terhadap hal- hal yang berhubungan dengan cita-cita ataupun apa yang diharapkan, b. Training Tugas setiap melakukan latihan adalah mengingatkan kembali semangat untuk meningkatkan ilmu dan ketrampilan serta memperbaiki adanya masalah-masalah untuk dapat berbuat lebih baik lagi, c. Rangsangan dari luar juga dapat dipergunakan sebagai alat untuk membangkitkan minat, d. Menanamkan kesadaran dengan adanya suatu peringatan agar selalu sadar untuk berminat, e. Kebiasaan dengan cara membiasakan diri untuk melakukan kegiatan agar dapat menimbulkan minat. Sedangkan, Evita Singgih 2006:88 mengatakan ada 3 cara untuk meningkatkan minat yaitu. a. Pemberian Ganjaran Pemberian ganjaran untuk memperkuat perilaku individu. Prinsip dasar dari cara ini adalah teori belajar yang berpandangan bahwa kegiatan yang lebih disenangi dapat menjadi ganjaran positif, yang dapat dipakai sebagai ganjaran untuk kegiatan lain yang kurang disenangi. Melalui pemberian ganjaran ini, maka seseorang dapat mengembangkan minat bacanya secara berkelanjutan, b. Penetapan Sasaran Penetapan sasaran sebagai sesuatu yang hendak dicapai, misalnya menyelesaikan tugas suatu mata pelajaran tepat pada waktunya, lulus dalam ujian. Makin jelas dan spesifik sasaran yang hendak dicapai, maka akan lebih besar kemungkinan untuk mencapainya. Selain itu, perlu adanya penetapan prioritas yang hendak dicapai, c. Penataan Lingkungan Yang dimaksud dengan penataan di sini termasuk lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Agar dapat menciptakan minat baca, perlu memperhatikan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik berkaitan dengan tempat atau ruang baca termasuk sarana yang lainnya. Pada ruangan ini perlu tersedia meja, kursi yang nyaman, rak buku, penerangan yang cukup, dan bukan merupakan ruang yang mudah dimasuki suara gaduh dari sekitarnya. Lingkungan fisik dan sosial yang tidak mendukung terlaksananya kegiatan membaca, tidak dapat menimbulkan minat baca seseorang. Berdasar pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat dapat ditingkatkan dengan cara memberikan motivasi, memberikan training, memberikan rangsangan dari luar yang dapat meningkatkan minat, menanamkan kesadaran dengan adanya suatu peringatan, membiasakan diri untuk melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan minat, pemberian ganjaran untuk memperkuat perilaku individu, penetapan sasaran sebagai sesuatu yang hendak dicapai, dan penataan lingkungan yang mendukung agar dapat menimbulkan minat seseorang.

B. Tinjauan tentang Pelajaran Bahasa Indonesia

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 10 menyatakan bahwa pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya, pasal 11 ayat 1 juga menyatakan bahwa pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara.

1. Fungsi tentang Pelajaran Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan Nasional 2006:471 Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil budaya yang menggunakan bahasa sebagai sarana kreativitas, bahasa dan sastra Indonesia seharusnya diajarkan kepada siswa melalui pendekatan yang sesuai dengan pendekatan dan fungsinya. Pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia yang menekankan aspek kinerja atau ketrampilan berbahasa dan fungsi bahasa adalah pendekatan komunikatif. Dalam kehidupan sehari-hari fungsi utama bahasa adalah sebagai sarana komunikasi, sebagai alat untuk membina hubungan interpersonal. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk berbagai keperluan dan situasi pemakaian. Bahasa lebih merupakan suatu bentuk kinerja dan performansi daripada sebuah sistem ilmu. Pada sisi lain bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil budaya yang menggunakan bahasa sebagai sarana kreativitas.

2. Ruang Lingkup Pelajaran Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan Nasional 2006:471 ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup. a. Kemampuan mendengarkan, berbicara, dan menulis, b. Keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis, c. Kompetensi yang meliputi kompetensi tindak bahasa, linguistic kebahasaan, sosiokultural, strategi, dan kompetensi wacana, d. Pengembangan sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.

3. Pengertian Pelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa digunakan oleh seluruh penduduk di dunia sebagai salah satu cara untuk berkomunikasi dengan orang lain. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan informasi, pendapat, perasaan, pikiran kita kepada orang lain. Pusat Kurikulum dalam Prananto Sukmajaya 2008: 35 mengemukakan pengertian bahasa Indonesia yaitu “Bahasa Indonesia merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan.” Hal tersebut senada dengan pendapat dari Departemen Pendidikan Nasional 2006:472 yang mengemukakan bahwa “Bahasa Indonesia merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Pengertian berkomunikasi dimaksudkan untuk memahami dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan menggunakan bahasa tersebut. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana”. Penulis menyimpulkan bahwa bahasa Indonesia merupakan suatu cara untuk dapat berkomunikasi pada orang lain baik secara lisan maupun secara tulisan, dengan mengungkapkan berbagai informasi yang dimiliki, perasaan dan pikiran yang dialami pada lawan bicaranya.

C. Tinjauan tentang Layanan Bimbingan Belajar

1. Pengertian Layanan Bimbingan Belajar

Keberhasilan siswa dalam belajar perlu didukung oleh adanya bimbingan belajar dari guru, bagaimanapun juga siswa perlu diberi dorongan semangat dan perlu dibantu untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar. Bimbingan belajar merupakan suatu bentuk kegiatan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan diri serta mengambil manfaat dari kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga siswa dapat mencapai kemampuan yang maksimal dalam belajar sebagaimana dikemukakan oleh Saring Marsudi 2003:104 bahwa bimbingan belajar adalah kegiatan bimbingan yang bertujuan membantu siswa dalam mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Singgih Gunarsa dalam Abu Ahmadi dan Widodo 2004:109 mengatakan bahwa yang memberikan penjelasan secara lebih rinci bahwa bimbingan belajar diartikan suatu proses bantuan kepada anak didik yang dilakukan secara terus menerus supaya anak didik dapat memahami dirinya sendiri sehingga sanggup mengarahkan diri dan bertingkah laku yang wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Melihat arti penting layanan bimbingan belajar tersebut bagi keberhasilan studi siswa, maka di institusi pendidikan harus dilaksanakan bimbingan belajar dengan baik. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Dewa Ketut Sukardi 2002: 40 yang memberikan penjelasan secara lebih