Latar Belakang Masalah PENINGKATAN MINAT MEMBACA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI AP/AK SMK MARSUDI LUHUR I YOGYAKARTA.

mengubah anggapan tersebut sehingga hubungan guru pembimbing dengan siswa menjadi lebih dekat dan harmonis. Dalam pelaksanaan layanan bimbingan belajar siswa diharapkan dapat melaksanakan belajar dengan bantuan dari seseorang pembimbing yang juga memberikan suatu bantuan bagaimana cara belajar yang optimal. Pada dasarnya proses belajar di sekolah juga dipengaruhi adanya minat membaca siswa yaitu minat untuk membaca buku-buku yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah. Minat membaca tersebut akan dapat memberikan rangsangan yang dapat mendorong siswa untuk memperoleh informasi yang banyak dan pengetahuan yang lebih dibanding orang lain, sebagaimana pendapat Wood Worth yang dikutip oleh Johny Killis 1991:2 bahwa apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu maka minatnya berfungsi sebagai pendorong yang kuat untuk terlibat secara aktif pada objek yang menarik baginya. Dalam hal ini layanan bimbingan belajar dengan teknik diskusi kelompok sebagai salah satu komponen dalam meningkatkan minat membaca siswa. Namun pada kenyataannya yang terjadi di SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta bahwa pelaksanaan bimbingan belajar di sekolah belum berjalan secara sempurna, sehingga proses layanan bimbingan dan konseling termasuk di dalamnya bimbingan belajar belum dapat terlaksana secara menyeluruh dari semua program yang telah direncanakan. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan belum sempurnanya pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah antara lain masih banyak personil sekolah yang belum menyadari dan memahami secara benar akan pentingnya layanan bimbingan termasuk di dalamnya yaitu layanan bimbingan belajar terutama pada siswa yang masih dipengaruhi oleh minat membaca yang rendah. Secara umum minat membaca dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa siswi dan dengan guru yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, bahwa siswa siswi tersebut menganggap pelajaran Bahasa Indonesia sangat mudah untuk dipelajari dan belum adanya kesadaran dari diri siswa untuk gemar membaca terutama membaca pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa siswi menganggap pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang membosankan dengan metode belajar yang monoton sehingga banyak siswa merasa malas untuk mempelajari dan siswa beranggapan bahwa siswa tidak memerlukan bimbingan. Padahal banyak siswa yang belum menyadari bahwa dengan membaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya. Menurut pemaparan guru yang mengampu pelajaran Bahasa Indonesia, di SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta proses pembelajaran untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia hanya dilakukan dengan metode ceramah yang didukung dengan pemberian tugas tanpa diselingi dengan metode yang lain. Sedangkan, suatu pembelajaran dapat dikatakan berkualitas jika proses pembelajaran itu dilakukan dengan beberapa metode seperti pembelajaran dengan ceramah yang didukung dengan metode diskusi kelompok dan pembentukan kelompok belajar agar siswa dapat bertanya dan berdiskusi dengan teman satu kelompok. Dengan berdiskusi dalam kelompok siswa dituntut lebih kritis, aktif dan kreatif untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah belajar serta siswa dibiasakan melibatkan diri di dalam kelompok dalam menghadapi dan menyelesaiakan masalah belajarnya dan dapat membantu anggota kelompok yang mempunyai masalah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kegiatan membaca merupakan bagian dari proses belajar yang membangun pemahaman baik dari teks yang tertulis maupun dari lingkungan belajar siswa. Hal ini berarti kegiatan membaca berkaitan erat dengan bahan-bahan bacaan, fasilitas dan lingkungan belajar siswa. Oleh karena itu, dapat diperkirakan bahwa terdapat hubungan positif antara lingkungan belajar dan cara mengajar yang bervariasi dengan minat membaca siswa. Siswa dalam melakukan kegiatan membaca sangat membutuhkan dorongan, rangsangan, motivasi dan penguatan. Pemberian penguatan membaca pada siswa akan memberikan dampak positif, yaitu membuat siswa terdorong untuk mengulangi kegiatan membaca secara kontinyu. Guru pembimbing di sini diminta dapat lebih memperhatikan siswa khususnya kelas XI APAK SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta untuk memahami kesulitan siswa dan memecahkan masalah serta kesulitan belajar yang dialami siswa dengan pemberian layanan bimbingan belajar yang bertujuan agar siswa mudah mempelajari materi pelajaran dan meningkatnya kesadaran siswa untuk lebih gemar membaca terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, karena minat membaca siswa kelas XI APAK SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih sangat rendah. Untuk itu peneliti dan kolabolator guru BK di sini akan melakukan penelitian secara kolaborasi untuk menemukan cara yang tepat dalam menerapkan bimbingan belajar dengan teknik diskusi kelompok sehingga dapat meningkatkan minat membaca pada siswa kelas XI APAK SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta. Di SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta belum diterapkan bimbingan belajar dengan teknik diskusi kelompok yang efektif untuk meningkatkan minat membaca pada siswa. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka peneliti mengambil judul “Peningkatan Minat Membaca Pelajaran Bahasa Indonesia melalui Layanan Bimbingan Belajar dengan Teknik Diskusi Kelompok pada Siswa Kelas XI APAK SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah- masalah yang timbul yaitu. 1. Minat membaca siswa kelas XI APAK SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta belum terlaksana dengan baik dan banyak faktor yang mempengaruhi. 2. Pelaksanaan bimbingan konseling di SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta belum berjalan dengan sempurna antara lain masih banyak personil sekolah yang belum menyadari dan memahami secara benar akan pentingnya layanan bimbingan, sehingga minat membaca siswa kelas XI APAK masih sangat rendah. 3. Siswa siswi kelas XI APAK SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta belum memiliki kesadaran dari diri siswa untuk gemar membaca terutama membaca pelajaran Bahasa Indonesia, karena siswa siswi belum menyadari bahwa dengan membaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya. 4. Belum diterapkan bimbingan belajar dengan teknik diskusi kelompok yang efektif dan efisien untuk meningkatkan minat membaca terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas XI APAK SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada masalah minat membaca siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia masih sangat rendah sehingga upaya peningkatan minat membaca tersebut dilakukan melalui layanan bimbingan belajar dengan teknik diskusi kelompok pada siswa kelas XI APAK SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut. ”Bagaimana proses layanan bimbingan belajar dengan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan minat membaca pada siswa kelas XI APAK SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta ?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan layanan bimbingan belajar dengan teknik diskusi kelompok dalam meningkatkan minat membaca siswa kelas XI APAK SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai sumbangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Bimbingan dan Konseling, dalam bidang gerak bimbingan kelompok terutama yang berkaitan dengan peningkatan minat membaca. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai masukan bagi guru Bimbingan dan Konseling bahwa pelayanan Bimbingan dan Konseling perlu ditingkatkan bagi setiap peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajarnya, sehingga dapat segera tertangani dan akhirnya ia dapat terlepas dari kesulitan yang dihadapinya. b. Menambah wawasan bagi guru Bimbingan dan Konseling tentang layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah terhadap aspek belajar secara kelompok, sehingga siswa akan berhasil dalam belajarnya. c. Sebagai bahan pengetahuan pentingnya kegemaran membaca sehingga siswa menyadari bahwa kegemaran membaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang baru

G. Devinisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti perlu membatasi istilah yang digunakan sehingga ruang lingkup penelitiannya jelas. Adapun istilah yang perlu dibatasi adalah : 1. Minat membaca pelajaran bahasa Indonesia adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa adanya perhatian, kesenangan, memfokuskan pikiran, dan ketekunan subjek terhadap objek tersebut yaitu pelajaran bahasa Indonesia karena objek tersebut menarik untuk diperhatikan dan dapat menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung pada objek tersebut dan melakukan kegiatan dengan mengambil makna kata yang tertulis melalui komunikasi antara pembaca dengan apa yang dibaca. 2. Layanan bimbingan belajar adalah merupakan bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh konselor dan bekerjasama dengan seluruh personalia sekolah dalam rangka memberikan bantuan pada siswa yang mengalami