44 Jetis, Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni
2016.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan posisi yang sangat penting dalam penelitian karena terdapat data tentang aspek yang akan diteliti dan diamati
oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek
bukan didasarkan pada strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu Suharsimi 2010: 183. Subjek penelitian dalam
implementasi kurikulum pendidikan berbasis budaya di sekolah yakni, kepala sekolah, waka kurikulum, guru, dan siswa.
D. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan beberapa cara agar data yang diperoleh merupakan data yang valid dan
kredibel mengenai implementasi kebijakan kurikulum pendidikan berbasis budaya di SMA Negeri 11 Yogyakarta. Dalam penelitian teknik yang
digunakan adalah; observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Observasi
Metode observasi pengamatan merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan
mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa tujuan, dan perasaan Djunaidi dan Fauzan
2012: 165. Peneliti terlibat secara pasif, dalam melakukan penelitian.
45 Peneliti tidak terlibat ke dalam kegiatan-kegiatan subjek penelitian dan
tidak berinteraksi secara langsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran,
kegiatan ekstrakurikuler dan mengamati budaya atau keseharian sekolah sehingga peneliti mengetahui mengenai bagaimana pelaksanaan kebijakan
kurikulum pendidikan berbasis budaya tersebut di sekolah. Observasi yang dilakukan dengan cara nonpartisipasi karena peneliti tidak terlibat
dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sumber data penelitian sehingga data yang diperoleh lebih
lengkap. Misalnya; mengamati kegiatan peserta didik dan guru di lingkungan sekolah, proses belajar mengajar, maupun dalam kegiatan
ekstrakurikuler.
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan wawancara merupakan cara yang paling khas dalam penelitian kualitatif, khususnya dengan
wawancara mendalam. Lebih lanjut Egon G dan Patton dalam Djunaidi dan Fauzan 2012: 175 menyatakan bahwa cara utama yang dilakukan
pakar metodologi kualitatif untuk memahami persepsi, perasaan, dan pengetahuan orang-orang adalah dengan cara wawancara mendalam dan
intensif. Pemilihan teknik ini karena peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang tersusun secara sistematis lengkap dalam pengumpulan datanya, oleh hal itu pedoman wawancaranya hanya disebutkan garis-garis
46 besar permasalahan yang akan ditanyakan, kemudian peneliti dapat
mengembangkan pertanyaan yang lebih jauh dan mendalam sehingga dapat memperoleh data yang lebih lengkap dan jelas. Peneliti menggali
data sebanyak mungkin dengan melalui wawancara terkait dengan objek penelitian untuk mengetahui implementasi kebijakan kurikulum
pendidikan berbasis budaya di SMA Negeri 11 Yogyakarta. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum,
perwakilan guru, peserta didik dengan pedoman wawancara yang dibuat oleh peneliti.
3. Dokumentasi