Pendekatan-Pendekatan Implementasi Konsep Implementasi Kebijakan Pendidikan

21

7. Pendekatan-Pendekatan Implementasi

Solichin dalam Arif Rohman 2014: 140 mengatakan bahwa terdapat empat pendekatan dalam implementasi kebijakan pendidikan. Adapun pendekatan tersebut adalah: a. Pendekatan Struktural Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan yang bersifat top-down. Pendekatan ini memandang bahwa kebijakan pendidikan harus dirancang diimplementasikan, dikendalikan, dan dievaluasi secara struktural. Pendekatan struktural menekankan pentingnya komando dan pengawasan menurut tahapan atau tingkatan dalam struktur masing-masing organisasi. b. Pendekatan Prosedural dan Manajerial Pendekatan prosedural dan manajerial tidak mementingkan penataan struktur-struktur birokrasi pelaksana yang cocok bagi implementasi program, melainkan dengan upaya mengembangkan proses-proses dan prosedur-prosedur yang relevan termasuk prosedur- manajerial beserta teknik-teknik manajemen yang tepat. Dalam implementasi kebijakan terdapat langkah-langkah yang perlu diperhatikan. Solichin Abdul Wahab dalam Arif Rohman 2014: 141 mengatakan, ketiga langkah-langkah tersebut meliputi: 1 Membuat desain program beserta perincian tugas dan perumusan tujuan yang jelas, penetuan prestasi kerja, biaya dan waktu; 2 Melaksanakan program kebijakan dengan mendayagunakan struktur-struktur dan personalia, dana dan sumber-sumber, prosedur-prosedur dan metode yang tepat; 22 3 Membangun sistem penjadwalan, monitoring dan sarana- sarana pengawasan yang tepat guna menjamin bahwa tindakan-tindakan yang tepat dan benar dapat segera dilaksanakan. c. Pendekatan perilaku Pendekatan perilaku berorientasi pada kegiatan implementasi kebijakan pada perilaku manusia sebagai pelaksana. Pendekatan perilaku berasumsi bahwa upaya implementasi kebijakan yang baik bila perilaku manusia beserta sikapnya juga harus dipertimbangkan dan dipengaruhi agar proses implementasi kebijakan berjalan baik Arif Rohman 2014: 143. d. Pendekatan Politik Pendekatan politik melihat pada faktor-faktor politik atau kekuasaan yang dapat mempermudah atau menghambat proses implementasi kebijakan. Dalam suatu organisasi selalu ada perbedaan dan persaingan antar individu atau kelompok dalam memperebutkan pengaruh, sehingga beberapa individu dan kelompok lain kurang dominan, ada kelompok pengikut dan kelompok penentang. Dalam hal ini pendekatan politik selalu mempertimbangkan atas pemantauan kelompok pengikut dan penentang beserta dinamikanya Arif Rohman 2014: 146. B. Kurikulum Pendidikan berbasis budaya 1. Pengertian Kurikulum Berdasarkan Undang-Undang SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi 23 dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyeleng garaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan direncanakan dan dirancangkan secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan Dakir 2004: 3. Sedangkan Nasution mendefinisiskan kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melaksanakan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya Nasution, 1989: 5. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat mengenai bahan pelajaran dan pengalaman belajar sebagai dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan.

2. Konsep Kurikulum Pendidikan Berbasis Budaya