64 itu untuk seni budaya. Karena psikomotor kan perlu banyak
latihan yang lain mungkin sama saja untuk karawitan yang dikembangkan juga psikomotor juga, tata boga juga disamping
pengetahuan juga kete rampilan memasaknya.”
Pendapat serupa juga disampaikan oleh JS ialah : Ya tergantung materinya apa, kalau misalnya materinya nulis
ya, tapi karena bahasa jawa waktunya satu jam jadi kita lebih banyak diisi dengan diskusi, lalu menyimpulkan suatu hal,
kalau tidak ya pakai permainan.
Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam penyampaian materi dilakukan dengan bermacam-
macam metode agar lebih variasi dan tidak membuat siswa bosan. Dari beberapa wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi yang berlangsung dalam implementasi kebijakan kurikulum pendidikan berbasis budaya pada awal kebijakan akan
diterapkan komunikasi berjalan dengan baik dengan adanya workshop dan discussion grup, warga sekolah telah mengetahui adanya
kebijakan tersebut. Kejelasan kebijakan yang akan dikomunikasikan sudah tersampaikan kepada warga sekolah.
b. Sumber Daya dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum
Pendidikan berbasis Budaya di SMA Negeri 11 Yogyakarta
Sumber daya dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis budaya berkenaan dengan ketersediaan sumber daya yang
dimiliki sekolah sebagai pendukung dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis budaya. Sumber daya yang dimaksud meliputi
sumber daya manusia, sumber daya anggaran, dan sumber daya sarana prasarana.
65 1
Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dalam implementasi kurikulum pendidikan berbasis budaya. Dalam hal ini pelaksanaan
kurikulum pendidikan berbasis budaya melihat dari tim pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis budaya di sekolah,
koordinasi dari semua pihak, keterampilan, profesionalitas, dan kompetensi yang dimiliki dapat dipahami oleh kepala sekolah,
tim pelaksana dan guru dalam melaksanakan pendidikan berbasis budaya.
Terkait dengan sumber daya manusia yang ada pada kebijakan kurikulum pendidikan berbasis budaya di SMA Negeri
11 Yogyakarta, salah satu pendidik DR selaku Waka kurikulum mengungkapkan sebagai berikut:
“Guru-guru sudah paham dalam terkait materi yang diajarakan terkait dengan budaya soalnya sudah sering
mengikuti workshop, namun kadang untuk guru mata pelajaran lain seperti guru eksak agak kesulitan dalam
mengintegrasikan ke pelajaran. Kalau secara keseluruhan guru di sini sudah sesuai dengan bidangnya masing-
masing”.DR20042016 Pernyataan DR sama dengan yang diungkapkan kepala sekolah B :
“Sumber daya manusia di sini sudah bagus-bagus mereka mengusai sesuai dengan bidangnya. Kurikulum Pendidikan
Berbasis Budaya ini terutama dikembangkan oleh empat guru mata pelajaran yaitu karawitan, seni, budaya, tata boga
dan juga bahasa jawa. Selain di pelajaran terintegrasi pendidikan berbasis budaya juga diterapkan pada nilai-
nilai, tingkah laku, dan juga kegiatan-kegiatan lain seperti
66 kegiatan ekstrakurikuler dan peringatan hari kartini dan
juga HUT Jogja kemarin .”B26042016
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sumber
daya manusia dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis budaya sudah cukup baik karena masing-masing guru sudah
memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya. Diperkuat lagi dengan pernyataan JS beliau mengungkapkan :
“Ya, kita saling diskusi, sharing dengan guru-guru pengampu pendidikan berbasis budaya, KD apa yang bisa
diintegrasikan dengan nilai-nilai budaya. Misalkan fisika, tentang bunyi-bunyi itu bisa diintegrasikan dengan budaya
misalkan suara gamelan”. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber daya
manusia di SMA Negeri 11 Yogyakarta dalam hal kerjasama antara Kepala sekolah, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
serta semua pihak berjalan dengan baik. Dalam hal koordinasi mengenai pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis budaya,
semua koordinasi telah terjangkau. Adanya koordinasi yang baik akan melancarkan program yang ada di sekolah.
2 Sumber daya Anggaran
Sumber daya anggaran juga merupakan hal yang mempengaruhi
dalam efektivitas
implementasi kurikulum
pendidikan berbasis budaya untuk itu perlu adanya alokasi dana. Pada umumnya pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis
budaya di SMA Negeri 11 Yogyakarta sendiri tidak mendapat dana alokasi khusus dari pemerintah daerah. Pendanaan diambilkan dari
67 kas sekolah sendiri yang didapat dari komite sekolah, dan BOS
Daerah. Berikut sesuai dengan yang dikatakan oleh kepala sekolah Ibu B :
“Terkait pendanaan sama saja dari komite, dari Bosda, dan juga waktu itu sekali dari Dikpora pada tahun 2014 karena
SMA Negeri 11 menjadi salah satu model sekolah berbasis
budaya”.B26042016 Pendapat serupa juga disampaikan oleh Waka kurikulum bapak
DR : “Kalau pendanaan dari sekolah sendiri, bukan dari dana
keistimewaan Yogyakarta, jadi hanya subsidi, yaitu gamelan terus yang kegiatan KBM nya dari sekolah. Pernah
sekali dari DIKPORA mendapat bantuan karena menjadi salah satu sekolah model Pendidikan
berbasis budaya”. DR20202016
3 Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Sarana atau fasilitas penunjang dalam pelaksanaan program- program pendidikan berbasis budaya merupakan faktor penting
dalam tercapainya kegiatan. Ketersediaan sarana prasarana dalam implementasi kurikulum pendidikan berbasis budaya belum
sepenuhnya terpenuhi. Hal ini diutarakan oleh DR :
“Kalau dilihat lengkapnya fasilitas tentu masih kurang, tapi sekarang sementara ini ya masing 50 persen lah. Kita masih
mandiri masih dari biaya sekolah, dari komite, dana keistimewaan belum masuk. Kalau sarana prasarana dalam
KBM sudah lengkap sudah ada LCD dan proyektor di setiap kelas, pengeras suara, ruang AVA dan fasilitas
lainnya.”
68 DR menjelaskan bahwa dalam mendukung kegiatan
berbasis budaya memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap agar kegiatan dapat optimal, seperti yang dituturkan sebagai
berikut: “Ya perlu sarana khusus, untuk karawitan kemarin saya
mengajukan proposal ke dinas kebudayaan dan lolos, perlengkapan lain juga membeli buku-buku terkait budaya-
budaya seperti pengenalan batik khas Jogjakarta. Terus, ada perlengkapan dapur kemarin ada subsidi dari dikpora yang
berupa uang kemudian kita berikan peralatan untuk dapur
untuk kegiatan boga tradisional”.DR20042016 Pendapat di atas juga diperkuat oleh JS mengatakan:
“kita sudah ada gamelan , karawitan berarti sudah cukup lengkap, kalau seni rupa saya kurang tahu, ya ada beberapa
yang sudah dipenuhi yang disediakan sekolah dan pemerintah. Namun ada beberapa yang belum terpenuhi
misalnya kalau untuk pengenalan jawa kalau wayang itu
belum ada yang asli dari kulit”. JS14052016 Berdasarkan beberapa wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwa sarana dan prasarana penunjang khususnya dalam kegiatan muatan lokal berbasis budaya belum sepenuhnya terpenuhi. Namun
sebagian sarana prasarana sudah ada seperti gamelan untuk karawitan, ruang praktik tata boga, dan ada beberapa buku-buku.
Semua fasilitas di sekolah dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran berbasis budaya seperti, LCD, DVD player,
ruang kelas untuk pembelajaran teori dan ruang praktik untuk pembelajaran karawitan ataupun boga.
69 4
Sumber daya kewenangan Kewenangan yang dimaksudkan di sini adalah kewenangan
implementator untuk melaksanakan suatu kebijakan yang telah ditetapkan. Kewenangan yang dimiliki pelaksana untuk melakukan
hal-hal yang berkaitan dengan apa yang diamanatkan pada suatu kebijakan.
Pada pelaksanaan kebijakan kurikulum PBB di SMA Negeri 11 Yogyakarta ini kepala sekolah memiliki hak untuk
menentukan keputusan dalam memecahkan masalah apabila terjadi kendala dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis budaya
dan bertanggung jawab dalam mengatur dan mengembangkan pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis budaya. Namun
sebelum pengambilan keputusan tersebut harus melalui musyawarah bersama untuk mencapai kesepakatan bersama.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sumber daya yang ada dalam implementasi kebijakan kurikulum
pendidikan berbasis budaya di SMA Negeri 11 Yogyakarta berupa sumber daya manusia, sumberdaya anggaran, sumber daya sarana-
prasarana dan sumber daya kewenangan, yang masing-msing telah terpenuhi. Uraian hasil wawancara tersebut dapat dilihat dalam
bentuk tabel berikut ini :
70 Tabel 5. Sumber Daya dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum
Pendidikan Berbasis Budaya di SMA Negeri 11 Yogyakarta
No Sumber Daya Bentuk
Fungsi
1. Sumber
daya Manusia
Koordinasi kepala sekolah, guru dan
siswa
Memiliki kompetensi dan
keterampilan
Mengatur dalam pelaksanaan
kurikulum pendidikan berbasis
budaya di sekolah
2. Sumber
daya Anggaran
BOS, BOSDA,
komite sekolah
dan bantuan dinas Dikpora
Memenuhi kelengkapan dan
kebutuhan pelaksanaan
kurikulum berbasis budaya.
3. Sumber Daya Sarana
Prasarana Alat-alat
penunjang kegiatan budaya,
lap musik, dapur, gamelan, alat
membatik Operasionalisasi
pelaksanaan kurikulum PBB
4. Sumber Daya
Kewenangan Kewenangan
kepala Sekolah Memutuskan dan
bertanggung jawab terhadap masalah
yang dihadapi.
c. Struktur Birokrasi dalam Implementasi kebijakan kurikulum