39 tentang implementasi kebijakan kurikulum menggunakan analisis
implementasi teori Edward III.
D. Kerangka Berfikir
Sugiyono 2007:92 mengatakan, seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar argumentasi dalam menyusun kerangka
pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pikir merupakan sintesis tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah di
deskripsikan. Kebijakan penyelenggaraan kurikulum pendidikan berbasis budaya
dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang di dalamnya memberikan kewenangan daerah untuk
menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan kekhasan baik secara sosial, budaya yang ada di daerah tersebut. Peraturan perundangan yang mendasari
Implementasi kebijakan kurikulum pendidikan berbasis budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu: Undang-Undang No.13 Tahun 2012 tentang
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Peraturan Menteri No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah atas Madrasah Aliyah, dan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.
Selanjutnya Melalui Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 2 Tahun 2009 tentang RPJPD Daerah Istimewa Yogyakarta
40 Tahun 2005-2025 yang memiliki cita-cita daerah Istimewa Yogyakarta sebagai
pusat pendidikan dan kebudayaan Se-Asia Tenggara maka dalam mewujudkan visi tersebut muncullah Perda Provinsi daerah istimewa Yogyakarta Nomor 4
Tahun 2011 tentang Tata Nilai Budaya. Kemudian dalam pendidikan untuk mewujudkan visi tersebut melalui perda DIY No. 5 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budaya, yang diwujudkan sebagaimana upaya melestarikan budaya lokal melalui pendidikan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan berbasis budaya diberikan pedoman dan penerapan nilai-nilai luhur budaya yang tertuang dalam Peraturan Gubernur
DIY no 68 Tahun 2012 tentang Pedoman Penerapan Nilai-nilai luhur budaya dalam Pengelolaan Pendidikan Berbasis Budaya, yang selanjutnya lebih
dipersempit dengan Peraturan Gubernur DIY No.66 Tahun 2013 tentang Kurikulum Pendidikan Berbasis Budaya.
Adanya kurikulum pendidikan berbasis budaya tersebut maka sekolah wajib memberikan pembelajaran terkait budaya daerah baik sebagai muatan
lokal, terintegrasi dalam beberapa pelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler. Dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis budaya perlu adanya
kerjasama antar stakeholder di sekolah seperti kepala sekolah, guru dan peserta didik. Dalam pelaksanaan kebijakan kurikulum pendidikan berbasis budaya
juga harus didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis budaya yang ada di SMA
Negeri 11 Yogyakarta selama ini walaupun sudah terjalin kerjasama yang baik antar stakeholder namun tetap saja ada faktor-faktor yang mempengaruhi baik
41 itu sebagai penghambat maupun sebagai pendukung dalam implementasi
kurikulum pendidikan berbasis budaya. Berdasarkan uraian di atas maka digambarkan kerangka berfikir dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Berfikir Implementasi kebijakan Kurikulum
Pendidikan Berbasis Budaya
Perda DIY Tentang Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budaya
Pergub DIY Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Kurikulum Pendidikan Berbasis Budaya
Implementasi kebijakan Kurikulum Pendidikan Berbasis Budaya di SMA Negeri 11 Yogyakarta
Faktor Pendukung
Faktor penghambat
Hasil
42
E. Pertanyaan Penelitian