34 d.
Aktualisasi-aktif, yaitu melakukan kegiatan pengamalan nilai-nilai luhur budaya khas Yogyakarta dengan penuh kesadaran diri dan
partisipasi aktif dalam kegiatan kebudayaan. e.
Kreatif, yaitu berdaya cipta dalam pelestarian dan pengembangan budaya khas Yogyakarta sesuai dengan idealisme dan kebutuhan
masyarakat Lampiran Pergub No.66 Tahun 2013. Pola implementasi kurikulum pendidikan berbasis budaya dapat
dilakukan dengan berbagai pola berikut: a.
Terintegrasi dalam setiap mata pelajaran b.
Pengembangan diri dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler c.
Monolitik, yaitu sebagai materi ajar tersendiri. d.
Pengembangan budaya satuan pendidikan berbasis budaya khas Yogyakarta dalam bentuk perilaku sehari-hari secara individual
dan organisasional Lampiran Pergub No. 66 Tahun 2013.
C. Penelitian Relevan
1. Penelitian tentang muatan lokal batik oleh Nurul Sholihah 2015
Hasil penelitian yang relevan pertama dengan pokok bahasan dalam penelitian ini yaitu penelitian skripsi yang berjudul “Implementasi
Kebijakan Kurikulum Muatan Lokal Batik di SD Negeri Sedangsari Bantul oleh Nurul Sholikhah 2015 Universitas Negeri Yogyakarta.
Penelitian ini menyebutkan bahwa penyelenggaraan kurikulum muatan lokal batik sudah dapat dilaksanakan dengan adanya dukungan dari kepala
sekolah, guru, dan masyarakat. Kurikulum muatan lokal batik memberikan pengetahuan kepada peserta didik terkait dengan seni khas yang ada di
daerah Bantul khususnya seni batik.
35 Implementasi
kebijakan kurikulum
muatan lokal
batik pengorganisasian dari segi pelaksanaan kurikulum muatan lokal batik di
SD Negeri Sendangsari baik pada kelas rendah maupun kelas tinggi dilaksanakan oleh guru kelas. Kegiatan pembelajaran muatan lokal batik
yaitu pengenalan sejarah batik, motif-motif batik sederhana dan alat-alat. Kurikulum muatan lokal batik dilaksanakan di sekolah mendapat alokasi
waktu sendiri yaitu 2 jam per minggu baik di kelas rendah maupun kelas tinggi.
Faktor pendukung dalam implementasi muatan lokal batik di SD N Sendangsari Bantul yaitu dari Dinas Pendidikan seperti adanya kurikulum
dan silabus muatan lokal batik, diklat batik, buku batik dan lomba batik. Dukungan siswa terhadap pembelajaran muatan lokal batik yaitu dengan
terlihat antusias dan senang ketika mengikuti. Dukungan dari masyarakat yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa dengan melakukan
kunjungan ke tempat usaha batik yang dikelolanya. Selain faktor pendukung juga ada faktor penghambat dalam implementasi kurikulum
muatan lokal batik yaitu antara lain kebanyakan dari sumber daya yang menjalankan kurikulum muatan lokal batik sebagai guru masih kurang dan
rendahnya komitmen guru dalam menjalankan kurikulum muatan lokal batik.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Kebijakan Pendidikan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut; 1 pada objek penelitiannya dimana penelitian Nurul di SD Negeri
36 Sendangsari Bantul sedangkan penelitian ini akan dilakukan di SMA
Negeri 11 Yogyakarta 2 penelitian Nurul tentang muatan lokal batik, sedangkan dalam penelitian ini tentang kurikulum pendidikan berbasis
budaya. Sedangkan persamaan penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan penelitian oleh Nurul adalah 1 meneliti tentang implementasi
kebijakan dan 2 meneliti tentang keunggulan lokal daerah. 2.
Penelitian Tentang Implementasi Kebijakan Pendidikan Berbasis Budaya di Kota Yogyakarta oleh Galih Setyorini 2013
Hasil penelitian yang relevan kedua dengan pokok bahasan dalam penelitian ini yaitu penelitian skripsi yang berjudul “Implementasi
kebijakan Pendidikan berbasis budaya di kota Yogyakarta oleh Galih Setyorini 2013 Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam penelitian yang
dilakukan Galih Kebijakan Pendidikan bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui proses implementasi kebijakan pendidikan berbasis
budaya di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Setting penelitian dilakukan di 4 sekolah SD yang ada
di kota Yogyakarta. Hasil penelitian Implementasi kebijakan pendidikan Berbasis
budaya di kota Yogyakarta yaitu; a bersifat Top-down b proses pendidikan berbasis budaya masih menggunakan pendekatan esensialis,
dimana nilai budaya hanya dianggap sebagai pewarisan dan pelestarian bukan sebagai pemaknaan dan pengembangan, c belum dapat
terimplementasi dengan baik, hal tersebut terlihat dari analisis sumber
37 daya baik fisik maupun non fisik yang menunjukkan bahwa masih adanya
guru yang kurang appreciate terhadap pendidikan berbasis budaya dan dilihat dari sarana dan prasaran masih ada yang harus dilengkapi.
Faktor pendukung
dalam proses
implementasi kebijakan
pendidikan berbasis budaya yaitu programkegiatan penunjang, partisipasi orang tua cukup baik, sedangkan faktor penghambatnya adalah sarana
prasarana belum memadai, adanya beberapa guru yang kurang appreciate terhadap kebijakan pendidikan berbasis budaya dan juga faktor teknologi.
Strategi yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan implementasi kebijakan pendidikan berbasis budaya yaitu menciptakan kultur yang
berwawasan budaya, adanya alternatif kegiatan lain serta menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik antar guru dan karyawan serta orang
tua wali. Perbedaan penelitian yang di lakukan oleh Galih dengan penelitian
yang akan dilakukan adalah pada objek penelitiannya dimana penelitian Galih di Sekolah Dasar SD yang ada di kota Yogyakarta meliputi SD N
Suryodiningratan, SD N Ungaran, SD N Kotagede 1 dan SD N Tegalsejo 2 sedangkan penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 11 Yogyakarta.
Analisis Implementasi kebijakan penelitian Galih menggunakan Teori Van Meter sedangkan pada penelitian yang akan diteliti menggunakan teori
implementasi Edward III. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan di teliti adalah sama-sama meneliti tentang
implementasi kebijakan Pendidikan berbasis budaya.
38 3.
Penelitian tentang implementasi kebijakan kurikulum oleh Ekky Rizky Amanda 2015
Hasil penelitian yang relevan ketiga dengan pokok bahasan dalam penelitian ini yaitu penelitian skripsi yang berjudul Implementasi
Kebijakan Kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Kejuruan SMK di kota Bandar Lampung yang ditulis oleh Ekky Rizky Amanda Universitas
Lampung. Penelitian ini menitikberatkan pada permasalahan implementasi kebijakan kurikulum 2013 pada SMK di kota Lampung. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian Ekky 2015 ditemukan bahwa implementasi
kebijakan kurikulum 2013 pada SMK belum berjalan maksimal karena salah satu substansi pokok dari kebijakan, yakni komitmen pemerintah
dalam penerapan kebijakan kurikulum 2013 belum terlaksana sehingga menimbulkan kebingungan bagi para pelaksana. Adanya hambatan-
hambatan yakni sumber daya manusia dan sumber non manusia yang belum mendukung.
Perbedaan penelitian yang dilakukan Ekky 2015 Universitas Lampung dengan yang dilakukan peneliti yakni 1 Penelitian Ekky tentang
Kurikulum Nasional sedangkan yang dilakukan peneliti adalah kurikulum berbasis budaya yang merupakan kurikulum lokal daerah; 2 objek
penelitian Ekky dilakukan di SMK Kota Bandar Lampung sedangkan yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 11 yogyakarta. Sedangkan persamaan
dalam penelitian Ekky 2015 dengan peneliti yakni sama-sama meneliti
39 tentang implementasi kebijakan kurikulum menggunakan analisis
implementasi teori Edward III.
D. Kerangka Berfikir