70
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian  yang  relevan  dengan  penelitian  ni  adalah  penelitian  yang dilakukan oleh :
1.  Titin  Permata  Sari,  Dr.  Insih  Wilujeng,  Yusman  Wiyatmo,  M.Si.  2012 tentang “Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation
terhadap  Pembelajaran  Fisika  Ditinjau  dari  Keterampilan  Proses  Lanjut Siswa MAN Yogyakarta 1”. Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen
dengan rancangan The Noneqiuvalen Control Group Design ini sama halnya dengan Pretest-Postest Control Group Design. Penentuan sampel dilakukan
secara  clusterrandom  sampling.  Hasil  penelitian  memperlihatkan  bahwa ada  pengaruh  model  Cooperative  Learning  tipe  Group  Investigation
terhadap pembelajaran Fisika ditinjau dari keterampilan proses lanjut siswa MAN Yogyakarta 1.
2. Anis  Purnayanti  2015  dalam  skripsi  yang  berjudul  “Pengaruh  Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation GI dengan Permainan Balon-Balon  Pintar  terhadap  Peningkatan  Minat  Belajar  dan  Pemahaman
Konsep  Fisika  Siswa  SMA”.  Penentuan  sampel  penelitian  dilakuakan menggunakan  teknik  cluster  random  sampling.  Hasil  penelitian
memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajran kooperatif  tipe  Group  Investigation  dengan  permaian  balon-balon  pintar
terhadap  minat  belajar  dan  pemahaman  konsep  Fisika,  serta  terdapat peningkatan  yang  signifikan  terhadap  minat  belajar  fisika  siswa  pada
71
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan permainan balon- balon pintar.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pada latar belakang diatas, terlihat bahwa proses pembelajaran fisika  disekolah  saat  ini  cenderung  berpusat  pada  guru  teacher  centered  dan
peserta  didik  dalam  hal  ini  berperan  hanya  sebagai  penerima  informasi.  Guru memberikan  materi  pelajaran  yang  mendominasi  kelas  sehingga  peserta  didik
hanya  mendengarkan  penjelasan  guru.  Proses  pembelajaran  cenderung  secara konvensional tampak dengan jelas yang dilakukan guru terbatas pada penyampaian
materi pelajaran tanpa adanya suatu bentuk kegiatan yang menggali pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Dengan begitu keadaan di kelas kurang kondusif
karena peserta didik melakukan tindakan diluar proses belajar meliputi mengobrol dengan teman sebangku dan tidur selama proses pembelajaran berlangsung. Guru
cenderung  memberikan  tugas  berdasarkan  buku  LKS  yang  dianut  dan  bentuk penilaiannya hanya bersifat individu  sehingga banyak kemungkinan bahwa peserta
didik yang aktif akan semakin pandai dan peserta didik yang pasif akan semakin tidak dapat memahami materi dan semakin kurang percaya diri untuk mengajukan
pertanyaan kepada guru. Proses  pembelajaran  fisika  yang  bersifat  monoton  serta  berorientasi  pada
hafalan rumus-rumus membuat suasana belajar menjadi semakin menegangkan dan terlampaui kurang kondusif sehingga motivasi belajar peserta didik terhadap mata
pelajaran fisika menurun, maka dibutuhkan adanya suatu perubahan dalam model pembelajaran  yang terbarukan,  yang lebih efektif, lebih inovatif dan kreatif serta
72
aktif  agar  kesan  menarik  untuk  mempelajari  materi  fisika  ada  peningkatan, diharapkan juga dengan adanya model pembelajaran yang baru peserta didik akan
lebih mudah untuk memahami materi fisika dengan baik. Adapun  upaya  yang  dilakukan  untuk  meningkatakan  penguasaan  konsep
fisika  adalah  dengan  pandai  memilih  model  pembelajaran  yang  dianggap  tepat sasaran  untuk  diterapkan  pada  pembelajaran  materi  fisika  sehingga  peserta  didik
dapat memahami konsep, prinsip, dan teori yang telah dipelajari di sekolah. Tujuan utama  pemilihan  model  pembelajaran  yaitu  diharapkan  dapat  meningkatkan
motivasi belajar dan meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam belajar materi fisika. Berdasarkan hasil observasi di SMAN 1 Ngemplak tampak bahwa peserta
didik lebih senang melakukan diskusi dengan teman sebangku untuk menyelesaikan soal-soal  materi fisika serta sudah terjalinnya komunikasi  yang baik,  dan terlihat
suka melakukan kegiatan kerja sama dengan sesama teman di kelas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams-
games-tournaments  TGT  melalui  bantuan  permainan  yang  sangat  popular  di kalangan peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih mengutamakan peserta didik sebagai  tokoh  utama  dalam  kerja  sama  dengan  anggota  kelompoknya  untuk
menyelesaikan  suatu  permasalahan  serta  usaha  untuk  meningkatkan  partisipasi peserta  didik.  Jadi  dalam  model  pembelajaran  kooperatif  peran  peserta  didik
menjadi  ganda  yaitu  sebagai  peserta  didik  ataupun  sebagai  guru.  Seorang  guru dalam  hal  ini  menyampaikan  materi  pembelajaran  dengan  presentasi  kemudian
menyiapakan  soal-soal  yang  dikemas  dalam  permaianan  kartu  uno  agar  terkesan
73
lebih  menarik  minat  belajar  peserta  didik  meningkat.  Adapun  soal-soal  yang disediakan  meliputi  permasalahan  yang  harus  diselesaikan  secara  berkelompok,
diharapkan setiap peserta didik aktif mengikuti skenario pembelajaran. Selain itu, kemungkinan peserta didik  lebih munggunakan tingkat  berfikir  yang lebih tinggi
dalam  diskusi  kelompok  kooperatif  tipe  TGT  dengan  permainan  kartu  uno dibandingkan  dengan  peserta  didik  yang  belajar  secara  individual  karena  model
pembelajaran ini ingin memunculkan rasa ingin tahu peserta didik yang lebih tinggi. hal-hal yang diperoleh dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat berupa
keterampilan  bekerjasama,  bersosialisasi,  berperan  aktif  dalam  kelompok,  dan membangun  rasa  keingintahuan  kelompok  untuk  menyelesaikan  suatu  masalah
yang  terdapat  dalam  proses  belajar  dan  meningkatkan  keberhasilan  dari  segi penguasaan materi fisika.
D. Hipotesis Penelitian