Persiapan Implementasi Pembelajaran PKBM Berbasis Budaya guna mendukung

65 membatik yang dilakukan oleh PKBM Wiratama. Hal ini diungkapkan oleh W” selaku pengelola PKBM Wiratama bahwa : “Sebelum melaksanakan pembelajaran kami berdiskusi dengan tutor dan juga warga belajar mengenai materi dan kapan waktu pembelajaran lalu kami menyiapkan tempat, sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.” CW.2.1 hal: 127 Hal ini juga diungkapkan oleh Bapak “N” selaku pengelola PKBM yang lainnya : “Selaku pengelola kami melakukan pesiapan dengan menyiapkan alat dan bahan juga yang akan digunakan tutor dan warga belajar untuk membatik, dan juga berdiskusi dengan tutor dalam menyusun materi”CW.3.1 hal: 131 Ibu “S” selaku tutor pembelajaran mengungkapkan: “Sebagai tutor saya menyiapkan materi yang akan saya ajarkan kepada para warga belajar dan mengkondisikan warga belajar agar mereka siap menerima pembelajaran.” CW.4.1 hal: 135 Ibu “W” selaku tutor pendamping juga mengungkapkan hal yang sama : “Saya menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan membatik kana saya selaku tutor pendamping dan membatu tutor utama dalam mengkondisikan warga belajar.”CW.5.1 hal: 159 Dari ungkapan diatas dapat disimpulkan bahwa Persiapan yang dilakukan oleh pengelola dan tutor untuk pembelajaran membatik yaitu menyiapkan jadwal pembelajaran, materi, sarana dan prasarana seperti tempat dan alat-alat membatik, kemudian mengkondisikan warga belajar sebelum memulai pembelajaran. 66

b. Pelaksanaan

Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Membatik di PKBM Wiratama sebagai berikut: Tabel 3. Jadwal Pembelajaran Membatik Jadwal Pembelajaran Membatik Bulan Waktu Materi Januari Minggu 1 15.00-17.00 - Mengenalkan peralatan membatik - Membuat Pola - Pemalaman menggoreskan malam pada kain sesuai motif Minggu 2 15.00-17.00 - Ngejos Menghapus malam yang menetes pada kain di luar pola - Pewarnaan Kain - Pelorotan Menghilangkan malam yang menempel pada kain Februari Minggu 1 15.00-17.00 - Membuat Pola - Pemalaman menggoreskan malam pada kain sesuai motif Minggu 2 15.00-17.00 - Ngejos Menghapus malam yang menetes pada kain di luar pola - Pewarnaan Kain - Pelorotan Menghilangkan malam yang menempel pada kain Maret Minggu 1 15.00-17.00 - Membuat Pola - Pemalaman menggoreskan malam pada kain sesuai motif Minggu 2 15.00-17.00 - Ngejos Menghapus malam yang menetes pada kain di luar pola - Pewarnaan Kain - Pelorotan Menghilangkan malam yang menempel pada kain Mei Minggu 1 15.00-17.00 - Membuat Pola - Pemalaman menggoreskan malam pada kain sesuai motif Minggu 2 15.00-17.00 - Ngejos Menghapus malam yang menetes pada kain di luar pola - Pewarnaan Kain - Pelorotan Menghilangkan malam yang menempel pada kain Juni Minggu 1 15.00-17.00 - Membuat Pola - Pemalaman menggoreskan malam pada 67 kain sesuai motif Minggu 2 15.00-17.00 - Ngejos Menghapus malam yang menetes pada kain di luar pola - Pewarnaan Kain - Pelorotan Menghilangkan malam yang menempel pada kain Juli Minggu 1 15.00-17.00 - Membuat Pola - Pemalaman menggoreskan malam pada kain sesuai motif Minggu 2 15.00-17.00 - Ngejos Menghapus malam yang menetes pada kain di luar pola - Pewarnaan Kain - Pelorotan Menghilangkan malam yang menempel pada kain Pelaksanaan pendidikan keterampilan membatik di PKBM Wiratama diawali dengan saling berjabat tangan ketika hadir antara warga belajar dengan tutor. Kemudian dilanjutkan dengan dengan do’a bersama sebelum memulai pelaksanaan pendidikan keterampilan membatik. Setelah berdo’a tutor mengabsen warga belajar, kemudian menyampaikan materi dengan jadwal yang telah ditentukan pada saat itu. Pelaksanaan pendidikan berbasis budaya dalam hal ini adalah membatik dimulai dengan cara tutor menyampaikan materi tentang membatik baik secara materi maupun praktik. Tutor menjelaskan tentang materi dan media yang digunakan dalam pembelajaran, serta mendampingi warga belajar dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu “S” selaku tutor membatik, bahwa: “Pertama penjelasan alat dan bahan membatik kemudian menjelaskan langkah langkahnya serta mempraktikan dan kemudian juga mendampingi para warga belajar yang sedang 68 membatik dan membantu apabila mereka belum mengerti.”CW.4.3 hal: 135 Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh ibu “W” sebagai tutor pendamping: “Dimulai dari pengenalan alat-alat dan bahan membatik dan kemudian menjelaskan langkah-langkah dari membatik lalu praktik membatik sambil mendampingi para warga belajar membatik.”CW.5.3 hal: 139 Ibu “B” selaku ketua PKBM Wiratama juga mengatakan: “Pelaksanaan nya di lakukan 2 kali dalam satu bulan. Kegiatan nya yaitu membatik, tutor memberikan pengarahan dan mengajarkan keterampilan membatik tersebut kepada warga belajar.”CW.1.17 hal: 126 Ibu “W” selaku Pengelola PKBM Wiratama juga mengatakan: “Program tersebut dilakukan 2 kali dalam satu bulan di pkbm wiratama, prosesnya tutor mengajari warga belajar dengan cara mempraktikkan langkah-langkah membatik dari langkah dasar sampai akhir.”CW.2.4 hal: 128 Bapak “N” selaku Pengelola PKBM Wiratama juga mengatakan: “Proses membatik itu warga belajar diberikan alat dan bahan lalu tutor memberikan contoh dan warga belajar menirukan, diajari dari yang dasar sampai yang sulit.”CW.3.4 hal: 132 Dari ungkapan diatas dapat disimpulkan bahwa proses pelaksanaan kegiatan pendidikan berbasis budaya dilakukan dua kali dalam satu bulan yaitu dengan kegiatan awal mengenalkan alat dan bahan membatik dan melakukan proses membatik dengan cara pratik langsung kepada warga belajar dari pelajaran dasar sampai akhir kemudian warga belajar di dampingi dalam proses pembelajaran. 69

c. Waktu Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat keputusan yang dibuat untuk menentukan waktu pembelajaran dan tempat pelaksanaan pembelajaran tersebut agar dapat terjadwal dengan baik. Sehingga warga belajar dan tutor dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan atau yang telah dibuat serta mengetahui kapan dan dimana terlaksananya kegiatan tersebut. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran keterampilan membatik dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu dilakukan 2 kali seminggu dan biasanya dilaksanakan pada hari rabu, pukul 15.00-17.00 WIB atau sampai selesai, pelaksanaan kegiatan keterampilan membatik tidak terjadwal dengan runtut karena kadang kegiatan keterampilan tersebut diundur atau ada kegiatan keterampilan yang mendadak dari narasumber yang ingin memberikan pelatihan di PKBM Wiratama dan juga apabila tutor membatik berhalangan hadir karena hal tertentu sehingga diharuskan kegiatan tersebut ditunda pada minggu berikutnya. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu “W” selaku pengelola: “Kegiatan tersebut kami laksanakan 2 kali dalam satu bulan dan biasanya itu sore hari jam 3 sampai jam 5 karena warga belajar itu bisa nya pas sore kan pagi biasanya mereka punya kesibukan lain, tempatnya di PKBM Wiratama.”CW.2.13 hal: 129 Hal ini juga diungkapkan oleh Bapak “N” selaku pengelola PKBM Wiratama yang lain: “Waktunya sore kira kira jam 3 sampai jam 5 itu dilaksanakan dua kali dalam sebulan tempatnya di PKBM Wiratama.”CW.3.13 hal: 133 70 Dari ungkapan diatas dapat disimpulkan bahwa waktu pelaksanaan pendidikan berbasis budaya dilakukan 2 kali dalam satu bulan yaitu pada pukul 3 sampai 5 sore hari, bertempat di PKBM Wiratama.

d. Sarana dan Prasarana

Dari hasil observasi dan wawancara sarana dan prasarana yang dimiliki oleh PKBM Wiratama sudah tersedia seperti tempat untuk praktik membatik dan alat alat membatik juga sudah tersedia tetapi tempat untuk pratik membatik tidak luas sehingga apabila pembelajaran dihadiri oleh warga belajar cukup banyak ruangan akan sempit dan ada alat membatik yang kurang sehingga digunakan secara bersamaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu “W” selaku pengelola PKBM Wiratama sebagai berikut: “Alhamdulilah, untuk alat dan bahan ada seperti kain, malam, canting, kompor dan wajan kecil. ruang yang digunakan layak walaupun agak sempit apabila jumlah warga belajar banyak.”CW.2.5 hal 128 Dan didukung oleh pernyataan Bapak “N” selaku pengelola PKBM yang lainnya : “Sepertinya sudah, tapi kalau alat-alat yang membuat membatik memang kurang satu digunakan bersama sama seperti kompornya itu, tapi kan yang penting ada walaupun tidak satu-satu.”CW.3.5 hal: 132 Mbak “L” selaku warga belajar juga mengatakan hal yang sama : “Sudah memadai tapi alat-alat batiknya kurang jadi kami biasanya menggunakan bersama sama.” CW.6.13 hal: 145