Fungsi PKBM Dalam Pemberdayaan Masyarakat Yogyakarta
41
yang sesuai dengan minat dan kebutuhan peseta didik, tutor memiliki kemampuan memotivasi peserta didik dengan baik.
Penelitian diatas mengenai pelaksanaan pendidikan keterampilan paket B di PKBM, yang menjadi persamaan dengan penelitian saya yaitu
lokasi penelitian yang sama yaitu di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM, dan juga pengumpulan data menggunakan metode yang sama
yaitu metode wawancara, observasi dan menggunakan pendekatan kualitatif. Perbedaannya penelitian diatas mengenai pelaksanaan
Pendidikan Ketrampilan Paket B Berbasis Muatan Lokal, sedangkan penelitian saya mengenai Implementasi Pembelajaran PKBM Berbasis
Budaya Guna Mendukung Pelestarian Budaya. 3.
Jumhari 2014 dengan judul “Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup PKH pada Program Paket B di PKBM BHAKTI
PERSADA”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan
teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan subyek penelitian Ketua PKBM Bhakti Persada, Pendidik PKBM Bhakti Persada, dan
Peserta didik yang mengikuti pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup pada program paket B. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian
ini adalah; 1 Pelaksanaan pembelajaran pendidikan kecakapan hidup dilaksanakan secara teori 30 dan praktik 70. Pelaksanaan pembelajaran
yaitu pendidik membuka pelajaran, menjelaskan tentang tujuan pembelajaran, kemudian menyampaikan materi pembelajaran baik secara
42
teori maupun praktik. 2 Proses evaluasi pembelajaran pendidikan kecakapan hidup dilaksanakan dengan cara ulangan harian, ulangan tengah
semester dan evaluasi hasil belajar ditambah dengan tingkat kehadiran peserta didik. Bentuk evaluasinya secara teori dan praktik. 3 faktor
pendukung pelaksanaan pembelajaran pendidikan kecakapan hidup yaitu: kompetensi narasumber teknis memadai, lokasi pelaksanaan pembelajaran
mudah dijangkau, materi pembelajaran menarik sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, keberadaan mitra kerja lembaga cukup banyak,
dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik. Faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran pendidikan
kecakapan hidup adalah: sarana dan prasarana kurang memadai, penempatan lulusan program masih sangat terbatas, dan instrumen
pengembangan usaha belum tersedia. Penelitian diatas memiliki persamaan dengan penelitian saya yaitu
lokasi penelitian di PKBM dan menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Perbedaannya terletak di hal yang diteliti, saya meneliti tentang Implementasi Pembelajaran PKBM Bebasis Budaya
guna Mendukung Pelestarian Budaya sedangkan penelitian diatas mengenai Pelaksanaan pembelajaran pendidikan kecakapan hidup pada
program paket B.