Kebisingan Faktor-Faktor Fisik Lingkungan Kerja

3.5. Beberapa Segi Mengenai Faktor-faktor Pekerjaan

Hubungan antara manusia pekerja dengan mesin dan peralatan-peralatan dan lingkungan kerja dapat dilihat sebagai hubungan yang unik karena interaksi antara hal-hal diatas yang membentuk suatu sistem kerja tidak terlampau sederhana bahkan melibatkan berbagai disiplin ilmu. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan agar pada akhirnya dapat mendatangkan produktivitas yang tinggi. Selain itu perlu diperhatikan keadaan-keadaan faktor fisik lain seperti kemampuan kerja, pengaruh lingkungan fisik terhadap lingkungan kerja, perancangan mesin dan peralatan agar cocok dengan pemakaiannya dan cara-cara untuk menangani pemakaiannya. Sritomo Wignjosoebrata.2003

3.6. Faktor-Faktor Fisik Lingkungan Kerja

3.6.1. Kebisingan

Lingkungan kerja seperti kebisingan, temperatur dan pencahayaan yang sesuai dengan kondisi manusia sebagai pekerja akan mendukung kinerja dan produktivitas kerja yang dihasilkan. Suara yang bising, temperatur yang panas dan pencahayaan yang kurang di dalam tempat kerja merupakan salah satu sumber yang mengakibatkan tekanan kerja, penurunan produktivitas kerja dan dapat menyebabkan penyakit. Pada penelitian ini akan mengukur besarnya tingkat kebisingan 60dB, 77dB, 80dB, temperatur 18°C, 24°C, 34°C dan pencahayaan 155lux, 200lux, 300lux yang mempunyai pengaruh optimal terhadap produktivitas kerja pengeleman amplop secara manual. Sutaryono. 2002 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita. Tidak dikehendaki, karena dalam jangka panjang bunyi-bunyian tersebut dapat merusak pendengaran, mengganggu ketenamgan bekerja, dan dapat menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penyelidikan, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Ada tiga aspek yang menentukan kwalitas suatu bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu : lama, intensitas, dan frekuensinya. Makin lama telinga kita mendengar kebisingan makin buruk akibatnya bagi kita, diantaranya pendengaran yang makin berkurang. Kebisingan diatas batas-batas normal 85 dB; decibel = satuan kepekaan suara perlu disisihkan dari tempat-tempat kerja guna mencegah kemerosotan syaraf karyawan, mengurangi keletihan mental, dan meningkatkan moral kerja. Tarwaka, 2004 Pengendalian atas kebisingan dan getaran yang biasa adalah sebagai berikut: - Bagian-bagian bergerak dari seluruh mesin, perlengkapan, dan peralatan harus senantiasa diberi minyak pelumas dan gemuk. - Cegah penggunaan mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan diatas 95 dB. - Pergunakan peredam getaran seperti tegel akustik, karet, dan barang-barang lain yang sejenis. - Sumber-sumber getaran harus diisolasi misalnya, generator diletakkan didalam tanah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara - Permukaan tembok dan langit-langit sedapat mungkin dilapisi dengan tegel akustik - Lengkapi karyawan yang bekerja di tempat-tempat sumber kebisingan diatas 95 dB dengan alat penyumbat telinga Telah jelas bagi kita bahwa kondisi lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap keadaan kerja manusia maka manusia sebagai makhluk yang paling sempurna tidak luput dari kekurangan, dalam arti kata segala kemampuannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari faktor pribadinya intern atau mungkin dari pengaruh luar ekstern. Salah satu faktor yang datang dari luar dan akan dibahas dalam kesempatan ini ialah lingkungan kerja dimana manusia melaksanakan kegiatannya. Adalah suatu kenyataan bahwasannya lingkungan kerja berpengaruh terhadap hasil kerja manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan akan tercapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan kerja yang baik, sebaliknya bisa dikatakan, bahwa suatu kondisi lingkungan kerja yang baik, manusia dapat melaksanakan kegiatannya dengan optimal, dengan sehat, aman dan selamat. Ketidakberesan lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya dalam waktu yang lama. Lebih jauh lagi, keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak tentunya. Tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien dan produktif. Suatu kondisi lingkungan kerja yang baik tidak bisa ditemukan dengan begitu saja, tetapi harus melalui tahapan-tahapan percobaan, dimana setiap Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kemungkinan dari kondisi tersebut diuji pengaruhya terhadap kemampuan manusia. Sebagaimana yang kita ketahui terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja diantaranya temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, warna dan bau-bauan. Tabel 3.1. Skala Intesitas Kebisingan Desibel dB Batas dengar tertinggi Menulikan 120 110 100 Halilintar Meriam Mesin Uap Sangat hiruk 100 90 80 Jalan hiruk-pikuk Perusahaan sangat gaduh Pluit polisi Kuat 80 70 60 Kantor gaduh Jalan pada umumnya Radio, Perusahaan Sedang 60 50 40 Rumah gaduh, Kantor umumnya Percakapan kuat Radio perlahan Tenang 40 30 20 Rumah tenang Kantor perorangan Auditorium, Percakapan Sangat tenang 20 10 Suara daun-daun Berisik Batas dengar terendah Sumber, Sutalaksana Teknik Tata Cara kerja

3.6.2. Cuaca Kerja