Kemudian DBPO dialirkan ke tangki deodorizer. Pada tangki ini DBPO kembali diuapkan dengan pemanasan steam. Prinsip kerja deodorizer sama dengan prinsip
kerja yang ada pada destilasi bertingkat, yaitu memisahkan senyawa yang ada di dalam DBPO dengan menggunakan perbedaan titik didih dan uapnya diserap oleh
vacum system. Setelah pemisahan terjadi maka hasil proses deodorisasi ini disebut
Refined Bleached Deodorized Palm Oil RBDPO. RBDPO ini dialirkan ke dalam plate heat exchanger untuk didinginkan dengan menggunakan CPO yang berasal
dari tangki penimbunan. RBDPO ini kemudian dialirkan ke buffer tank yang berfungsi sebagai tempat penampungan hasil refinery sebelum dilakukan proses
fraksinasi.
2. Proses Fraksinasi
Proses fraksinasi dilakukan dengan dry fractionation. Proses fraksinasi kering adalah untuk memisahkan minyak sawit menjadi dua fraksi, yaitu palm oil
fraksi cair dan palm stearin fraksi padat. Fraksi stearin mempunyai titik beku yang lebih besar dibanding dengan titik beku olein. Trigliserida yang ada dalam
fraksi stearin terutama terdiri dari komponen asam lemak jenuh, sedangkan fraksi olein terutama terdiri dari trigliserida dengan komponen-komponen tak jenuh.
Pada temperatur rendah 20 C stearin berada pada fasa padat, sedangkan olein
tetap dalam fasa cair. Dengan demikian dapat dengan mudah dilakukan pemisahan fraksi. Pada kebanyakan proses fraksinasi digunakan RBDPO sebagai umpan,
tetapi kadang-kadang dapat pula digunakan oleh DBPO.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Fraksinasi dapat dilakukan secara double fractionation olein dan double fractionation stearin. Double fractionation olein dilakukan untuk mendapatkan
kualitas olein super dengan cara mengolah kembali RBDPO yang diperoleh dari proses fraksinasi. Kualitas utama yang diharapka dari proses ini adalah parameter
IV = 59 – 63, Cloud Point CP = 7 max. Sedangkan double fractionation stearin adalah untuk mendapatkan kualitas soft stearin, dimana dilakukan fraksinasi
ulang. Kualitas soft stearin yang diinginkan adalah parameter IV = 40 – 49. Tahapan proses fraksinasi ini adalah sebagai berikut:
1. Kristalisasi Tujuan kristalisasi adalah untuk menjadikan fraksi stearin mengkristal
akibat pendinginan pada suhu 20 C , dengan menggunakan tangki kristaliser.
Proses yang dialami RBDPO sampai terbentuknya kristal stearin dapat dijelaskan berikut ini.
Minyak sawit RBDPO dari tangki penyimpanan buffer tank dipompakan menuju pemanas heat exchanger. Hal ini dilakukan agar RBDPO tetap dalam
keadaan fase cair, dimana suhunya sekitar 50 – 55 C . Pemanas yang digunakan
adalah steam dengan tekanan 1,5 – 2,5 bar. Kemudian RBDPO dialirkan ke tangki kristalizer melalui katup. Pada saat filling RBDPO ke kristalizer, agitator di dalam
kristalizer harus beroperasi dengan baik. Di dalam kristalizer temperatur RBDPO diturunkan sekitar 24 – 30 C
dengan menggunakan air pendingin. Proses pendinginan terjadi dua kali dengan menggunakan air pendingin dari cooling
tower dan air pendingin dari chiller. Air pendingin dari cooling tower berada pada suhu 25 C
dialirkan ke tangki kristalizer sehingga terjadi proses pendinginan dan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
menghasilkan temperatur 35 C . Pada saat temperatur 35 C
dicapai, pendinginan akan dilanjutkan dengan menggunakan air dari chiller. Chiller adalah unit
pendingin air yang dapat menurunkan temperatur air sampai 7 C . Air ini akan
digunakan untuk pendinginan minyak lanjutan setelah didinginkan dengan air biasa dengan suhu 25 – 35 C
. Selama di tangki kristalizer terjadi proses pendinginan selama 275 menit,
dan selama proses ini Refined Palm Oil RPO diaduk dengan pengaduk yang dilengkapi dengan scrapper pada ujung lengannya. Kecepatan pengadukan akan
berubah pada tahap pendinginan untuk membantu pembentukan kristal yang sesuai untuk disaring oleh membran filter pada saat yang ditentukan. Pengadukan
bertujuan untuk mencegah pembekuan RPO, pemerataan suhu dan pemerataan penyebaran kristal.
Scrapper pada ujung lengan pengaduk berfungsi untuk mencegah akumulasi kristal stearin pada dinding tangki. Pada saat program pendinginan
berakhir dan kristal minyak yang sesuai diperoleh, proses penyaringan dapat dimulai. Setelah semua isi tangki kristalizer benar-benar kosong pada saat filtrasi,
secara otomatis minyak akan mengisi dan memulai kembali untuk tahap pendinginan pada tahap filtrasi berikutnya.
2. Pemisahan Fraksi Olein Dari Kristal Stearin Proses penyaringan olein dari kristal stearin diawali dengan memasukkan
minyak ke dalam membran filter press, dimana minyak RBDPO dari kristalizer dipompakan ke dalam membran filter press. Setelah proses filling selesai,
dilanjutkan dengan proses squeezing. Pada proses ini membran filter press saling
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
merapat dan udara dikompressikan sehingga akan terjadi penekanan yang mengakibatkan terjadi pemisahan antara olein dan stearin. Fraksi olein cair akan
mengalir melalui selang-selang di bagian kiri-kanan bawah filter press menuju tangki olein. Sedangkan fraksi stearin padat akan membentuk lempengan padat
diantara membran-membran filter press. Setelah proses ini angin akan ditiupkan untuk memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih ada dalam bentuk kristal dan
dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter press. Setelah
proses ini selesai, angin diserap kembali sehingga membran-membran filter press akan terbuka dan stearin berupa lempengan akan jatuh ke bak penampungan yang
dilengkapi dengan blade beraliran listrik sehingga mencair dan dapat dialirkan ke tangki stearin.
Apabila proses filtrasi mengalami gangguan, misalnya penyumbatan pori- pori membran filter press, maka akan dialirkan filtrat dan wash oil melalui katup
ke alat membran filter press untuk melepaskan stearin jenuh yang melekat. Washing filter press dilakukan untuk mencuci dan membersihkan filter press yang
sudah beberapa kali digunakan untuk mencairkan stearin yang melekat pada filter cloth. Washing filter press dilakukan dengan cara menggunakan olein washing
pada temperatur 65 – 75 C dengan membuka steam masuk ke coil.
Tahap pertama dari proses produksi dimulai dengan refining. CPO yang dipompakan ke tangki Degumming untuk memisahkan gum dan minyak.
Pemisahan ini menggunakan bahan penolong yaitu asam phosfat dengan suhu 70 C
. Selanjutnya minyak dipompakan ke tangki bleaching untuk pemucatan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
warna minyak. Proses ini menggunakan bleaching earth dan kalsium karbonat dengan suhu 95 C
. Dengan menggunakan filter, bleaching earth dipisahkan dengan minyak dan akan menghasilkan Bleached Degummed Palm Oil BDPO.
Proses selanjutnya adalah proses deodorisasi yaitu memisahkan Free Fatty Acid FFA dari RBDPO dengan suhu 262 C
dan akan menghasilkan Refined Bleached degummed Olein RBDO dan Refined Bleached degummed Stearin
RBDS.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Definisi Lingkungan Kerja
Keadaan diri manusia sebagai pekerja sangat mempengaruhi pekerjaan sehingga suasana kerja yang baik harus selalu diciptakan. Salah satu yang
mempengaruhi diri pekerja adalah lingkungan tempat ia bekerja.
Kondisi lingkungan kerja atau tempat kerja dikatakan baik apabila dalam kondisi tertentu manusia dapat melakukan kegiatannya dengan optimal.
Ketidaksesuaian lingkungan kerja dengan manusia yang bekerja pada lingkungan tersebut dapat terlihat akibatnya dalam jangka waktu tertentu, seperti turunnya
produktivitas kerja, konsentrasi, efisiensi dan ketilitian. Keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan fisik tempat kerja sangat berpengaruh terhadap
produktivitas kerja. Seorang pekerja akan mampu bekerja dengan baik apabila ditunjang oleh lingkungan yang baik pula sehingga dicapai hasil yang optimal.
Keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan fisik tempat bekerja sangat berpengaruh dalam peningkatan produktivitas suatu perusahaan. Seorang
pekerja akan mampu bekerja dengan baik apabila ditunjang oleh lingkungan kerja yang baik sehingga didapatkan hasil yang optimal. Lingkungan kerja adalah
tempat kerja dikatakan baik apabila dalam kondisi tertentu manusia dapat melakukan kegiatannya dengan optimal. Ketidaksesuaian lingkungan kerja
dengan manusia yang bekerja pada lingkungan tersebut dapat terlihat akibatnya
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara