Tepatnya mnegmukakan sebagian dari bahan-bahan pembuktian adalah tindakan yang bijaksana. Dengan demikian tersangka akan dihadapkan pada suatu
situasi untung rugi bilamana ia membohong atau mengakui kesalahannya.
c. Perhatikan gejala-gejala psychologis dan psychologis dari tersangka.
Jika pemeriksaan dapat membimbing jalanm pikiran tersangka kearah suatu pemikiran bahwa tersangka memiliki kelemahan-kelemahan psychologis dengan
reaksi-reaksi reflex yang merupakan pratanda daripada dosa-dosa yang telah diperbuatnya, atau pelanggaran hukum yang tak dapat disembunyikan, maka
tersangka akan merasakan terdesak ke sudut, kehilangan keseimbanagan dan tak berdaya, kecuali mengakui kesalahannya.
Dalam hal ini Inbau, mengemukakan contoh-contoh sebagai berikut:
1. Denyutan nadi di leher
Jika pemeriksa memperhatikan urat nadi pad aleher tersangka berdenyut dengan cepat, katakanlah bahwa cepatnya nadi itu berdenyut adalah disebabkan oleh karena
sebenarnya. Sementara itu pemeriksa dapat menunjukkan pada nadinya sendiri yang berjalan normal. Lalu pemeriksa mengikuti pula dengan suatu penjelasan bahwa
denyutan nadi yang menjadi cepat dan nampak itu tidak pernah terjadi pada orang yang bicara benar.
Untuk menggunakan taktik ini, pemeriksa harus menginsafi bahwa sebenarnya proses psychologis yang nampak pada denyutan “Carotid” ialah pada nadi leher itu,
bukanlah pratanda tentang membohong atau pengakuan, oleh karena hal tersebut merupakan bagian daripada nerveous system yang terjadi baik pada orang yang tidak
berbuat kesalahan maupun pada orang yang tidak berbuat kesalahan. Oleh karena itu ,
Universitas Sumatera Utara
kita harus hati-hati membuat kesimpulan dengan anjuran ini, apalagi jika yang diperiksa adalah mahasiswa kedokteran atau psychiatry dan sebagainya.
2. Gerakan Adam’s Apple
Yang dimaksudkan dengan Adam’s Apple ialah lekum yang nampak membentul pada leher kaum pria. Keterangan selanjutnya pun akan sama dengan
penjelasan pada point 1 diatas.
3. Beberapa reaksi Panca Indera
Reaksi panca indera yang mungkin dilakukan oleh tersangka, misalnya memalingkan mukanya tak mau melihat kea rah pemeriksa.
Usaha-usaha serupa yang sering pula dilakukan misalnya menggoyang-goyangkan sebelah atau kedua belah kakinya, menempatkan kaki itu kedepan atau menariknya ke
belakang; memain-mainkan jari tangan apakah dengan cara meraba-raba kancing baju atau mengetuk-ngetukkannya ke kursi; menggigit kuku dan sebagainya. Ada pula
yang merasakan kering pada bibirnya dan karean itu ia membasahi bibirnya dengan mengeluarkan lidah sebagai alat pembasah bibir itu.
Dalam hal tersangka memalingkan mukanya memandang ke loteng atau keluar jendela atau ke lantai, pemeriksa harus berusaha agar tetap terjadi kontak antara mata
dengan mata. Kontak yang demikian itulah yang hendak dihindarinya dan kebalikannya pemeriksa harus berusaha mencegah penghindaran sedemikian itu
merupakan pelarian daripada bahaya akan terbukanya kebenaran sebagai masalah pokok yang hendak dijauhi oleh tersangka.
Kontak termaksud tak perlu dikemukakan secara blak-blakan. Sebaliknya dilakuakan secara tidak langsung, misalnya dengan cara menepuk bahu tersangka,
menyebut namanya dan berdiam sebentar untuk menciptakan suasana bertanya di dalam hati tersangka.
Universitas Sumatera Utara
4. Kecemasan tersangka