g. Tujuan simpatik para tersangka, dalam hal ia mempersalahkan korbannya
Perlu diingat bahwa orang yang suka melihat ke luar mempersalahkan orang lain daripada mengakui kesalahan sendiri adalah mereka yang tergolong egosentri.
Seorang egosentrik tidak tercipta seketika ia melakukan kejahatan atau seketika menyalahkan korbannya, melaiankan melalui suatu masa yang panjang yaitu sejak ia
mulai menghadapi pergaulan dengan sesame manusia. Dengan kata lain bahwa egosentrik bersumber pada masa kanak-kanak bahkan tak dapat dikecualikan ialah
struktur kejiwaan tertentu yang mengalami kontak-kontak tertentu. Menghadapi orang yang demikian harus diinggat bahwa mereka dapat bersifat
kerasa kepala stubborn terhadap nasehat-nasehat yang dapat menyinggung rasa harga dirinya, walaupun secara sadar ia tahu akan kesalahannya. Oleh karena itu maka
lazim bagi seorang egosentrik mempersalahkan lawannya walaupun ia sendiri menyadari akan kesalahan yang diperbuatnya.
Dipihak lain dapat pula kita perhatikan bahwa sifat mempersalahkan lain orang itu dijumpai pula pada banyak orang, walaupun mereka tidak tergolong kategori
egosentrik, contoh-contoh yang lazim kita jumpai misalnya seseorang penderita influenza, lebih menyalahkan pada angina daripada harus menyalahkan kondisi
badannya atau mengapa ia harus berjalan di hujan. Dalam hal terlambat memasuki kantor maka yang dipersalahkan adalah jam tangannya, ataukah mobilnya mogok,
ataukah kemacetan lalu lintas dan sebagainya. Sifat –sifat demikian itu adalah gejala- gejala dari pada sifat memperoleh “excuse”.
Baik mereka yang memiliki sifat egosentrik maupun mereka yang mencari excuse pada keadaan luar pribadinya, hal mana biasanya menunjukkan bahwa mereka
bukan sama menyangkal akan perbuatannya, Cuma mereka ingin menempatkan suatu sebab-musabab yang kiranya dapat dianggap sebagai excuse atas kesalahan yang
Universitas Sumatera Utara
mereka lakukan. Tetapi sebagaimana telah dikemukakan di atas tadi, asalkan pemeriksa tidak tegas-tegas menantang seorang egosentrik yang dapat bersikap
subborn; pemeriksa mengikuti aliran pikiran mereka namun tetap pada persoalan pokok ialah kebenarn melalui proses pemeriksaan itu.
h. Manfaatkan saling pengertian antara pemeriksa dan yang diperiksa