Dalam melaksanakan tugasnya kepolisian berwenang untuk melakukan interogasi terhadap segala tindak kejahatan.
Penyidik dalam menjalankan tugasnya sedapat mungkin untuk tidak mengubah, merusak keadaan ditempat kejadian agar bukti-bukti tidak hilang atau
menjadi kabur. Hal ini terutama dimaksudkan agar sidik jari begitu pula bukti-bukti yang lain seperti jejak kaki, bercak darah, air mani, rambut, dan sebagainya tidak
hapus atau hilang. Pemeriksaan di tempat kejadian pada umumnya dilakukan karena terjadi delik yang mengakibatkan kematian, kejahatan seksual, pencurian dan
perampokan.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahn dalan tugas akhir ini adalah : 1.
Bagaimana pengaturan tindak pidana pencurian dalam hukum positif di Indonesia.
2. Bagaimana peranan penyidik dalam interogasi terhadap tersangaka dalam
tindak pidana pencurian. 3.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam interogasi oleh penyidik.
C. Tinjauan dan Manfaat Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui: 1.
Pengaturan tindak pidana pencurian daam hukum positif di Indonesia. 2.
Peran Penyidik dalam Interogasi terhadap Tersangka dalam Tindak Pidana Pencurian.
3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Interogasi oleh Penyidik.
Manfaat Penulisan:
Universitas Sumatera Utara
1. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan behan kajain lebih lanjut
untuk melahirkan konsep ilmiah yang diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi peerkebangan hukum pidana di Indonesia.
2. Secara patriarkis hasil penelitian ini diaharapkan dapat memperoleh gambaran
tentang interogasi yang dilakukan oleh penyidik kepolisian dalam memcahkan kasus pencurian yang merebak di masyarakat saat ini.
D. Keaslian Penulisan
Penulisan ini tentang “Peranan Interogasi oleh Penyidik Terhadap Tersangka Dalam Kasus Tindak Pidana Pencurian”. Berdasarkan penelusuran kepustakaan dan
studi kasus sepanjang yang diketahui belum dilakukan penulisan, oleh karena itu penulisan ini asli. Bila ternyata skripsi yang sama dengan skripsi ini sebelum dibuat,
penulis bertanggung jawab sepenuhnya.
E. Tinjauan Kepustakaan. 1. Pengertian tindak Pidana Pencurian
Defenisi tindak pidana pencurian tertuang dalam Pasal 362 KUHP yang menyatakan:
“Pencurian adalah Barangsiapa mengambil sesuatu barang, yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, dengan maksud akan memiliki barang
itu dengan melawan hak, dihukum karena pencurian dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp 900,- sembilan
ratus rupiah”
Dari pengertian diatas ada beberapa unsur-unsur yang dapat kita ketahui sebagai barometer atau ukuran dan takaran tindakan bagaimana saja kah yang dapat
dinamakan sebagai tindak pidana pencurian.
Universitas Sumatera Utara
a. Unsur obyektif, yang meliputi unsur-unsur: 1.
mengambil 2.
suatu barang 3.
yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain b. Unsur subyektifnya, yang meliputi unsur-unsur:
1. dengan maksud
2. untuk memiliki barang benda tersebut untuk dirinya sendiri.
3. secara melawan hukum.
Dari unsur-unsur tersebut dapatlah kita ketahui perbutan apa sajakah yang dapat dikenai pasal-pasla pencurian dan bagaimana sanksi hukuman yang diberikan.
Seperti halnya pencurian arus listrik dan illegal logging. Bagaimanakah hal itu dikatakan sebagai pencurian? Apakah alasan-alasan yang dipergunakan penyidik
kepolisian untuk menjerat pelaku sesuai dengan tindakan yang diperbuatnya? Dari unsur-unsur pencurian tersebut kita dapat mengetahui mengapa pencurian
arus listrik itu dikatakan sebagai pencurian. Dimana adanya unsur mengambil arus tersebut melebihi batas yang telah ditetapkan walau arus tersebut tidak dapat dilihat.
2. Peraturan Perrundang-undangan mengenai Tindak Pidana Pencurian a. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP
Pasal 362 KUHP yang menyatakan : “Barangsiapa mengambil sesuatu barang, yang sama sekali atau sebagian termasuk
kepunyaan orang lain, dengan maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak, dihukum karena pencurian dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun
atau denda sebanyak-banyaknya Rp 900,- sembilan ratus rupiah”.
Pencurian yang diatur dalam Pasal 363 KUHP dirumuskan sebagai berikut: a.
Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun: i
pencurian ternak
Universitas Sumatera Utara
ii pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi, atau
gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan atau bahaya perang;
iii pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau pekranagan tertutup
yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang adanya di situ tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak;
iv pencurian yang dialkukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-
sama; v
pencurian yang unutk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau untuk sampai pada barang yang diambilnya, dilakukan dengan membongkar,
merusak atau memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan seragam palsu.
b. jika pencurian yang diterangakan dalam ke-iii desertai dengan salah satu
tersebut ke-iv dan ke-v, maka dikenakan pdana paling lama sembilan tahun. Pasal 364 KUHP yang menyatakan:
“Perbuatan yang diterangkan dalam Pasal 362 dan 363 KUHP ke-4, begitu juga perbuatan yang diterangkan dalam Pasal 365 ke-5, apabila tidak dilakukan dalam
sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, jika haraga barang yang dicuri tidak lebih dari dua puluh lima rupiah cetak miring dari
penulis,dikenai, karena pencurian ringan, pidana penjara paling lama tiga bulan atau denda paling banyak enam puluh rupiah”.
Pasal 365 KUHP menyebutkan di antaranya:
1 Diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 9 tahun, pencurian yang
didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang, dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah
pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang
dicurinya:
2 Diancam dengan pidana penjara paling lama 12 tahun:
- Ke 1 : Jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, di jalan atau dalam kereta api
atau trem yang sedang berjalan
-Ke 2 : Jika peruatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu -Ke 3 : Jika masuknya ke tempat melakukan kejahatan, dengan merusak atau
memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu,
-Ke 4 : Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat 3
Jika perbuatan mengakibatkan mati, maka dikenakan pidana penjara paling lama 15 tahun
Universitas Sumatera Utara
4 Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama
waktu tertentu paling lama 20 tahun, jika peruatan mengakibatkan luka berat atau mati dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, pula
disertai oleh salah satu hal yang diterangkan dalam no. 1 dan 3.
F. Metode Penelitian