Identifikasi dan Uji Kemurnian Kristal Etil p-metoksisinamat Pembuatan Sediaan

36 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terbentuk kemudian dipisahkan dari ekstrak kental dengan cara melarutkan ekstrak kental rimpang kencur yang mengkristal dengan pelarut n-heksan lalu dilakukan penyaringan. Larutan ekstrak hasil penyaringan kemudian dipekatkan kembali menggunakan vaccum rotary evaporator pada suhu 48-50 C, lalu proses pemisahan kristal diulangi hingga ekstrak kental yang diperoleh tidak mengkristal lagi. Kristal yang tertinggal di atas kertas saring kemudian dicuci dengan menggunakan etil asetat. Kristal yang tidak ikut terlarut selama proses pencucian disaring untuk dipisahkan dengan kristal yang terlarut. Kristal yang terlarut dipekatkan kembali dengan vaccum rotary evaporator pada suhu 48-50 C. Kemudian proses pencucian diulangi beberapa kali sampai didapatkan kristal murni Mufidah, 2014 dengan modifikasi.

3.4.2 Identifikasi dan Uji Kemurnian Kristal Etil p-metoksisinamat

3.4.2.1 Pemeriksaan Organoleptis

Pemeriksaan secara fisik menggunakan panca indera yang meliputi pemeriksaan warna, bau dan bentuk Prabawati, 2015.

3.4.2.2 Pengujian Titik Leleh

Senyawa etil p-metoksisinamat yang didapat kemudian diidentifikasi titik lelehnya dengan menggunakan alat apparatus melting point Mufidah, 2014.

3.4.2.3 Pengujian Kristal Etil p-metoksisinamat dengan Kromatografi Gas

Spektrometri Massa GC-MS Pengujian kristal hasil isolasi menggunakan kromatografi gas spektrometri masa bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa etil p-metoksisinamat yang terkandung. Proses pengujian dilakukan secara kualitatif dengan cara kristal hasil isolasi dilarutkan dalam metanol pro chromatography hingga larut. Larutan tersebut kemudian diinjekkan ke dalam kromatografi gas spektrometri massa. Kolom yang digunakan adalah HP-5MS 30 m x 0,25 mm ID x 0,25 mikro m Prabawati, 2015 dengan modifikasi. 37 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.3 Pembuatan Sediaan

Sediaan yang akan dibuat yaitu gel dengan formula yang mengandung etil p-metoksisinamat. Penentuan dosis dilakukan dengan melakukan uji pendahuluan dengan memakai dosis dengan konsentrasi EPMS 1, 3 dan 5. Formulasi yang digunakan berdasarkan penelitian Prabawati, 2015 yaitu sediaan gel, karena daya penetrasi EPMS kedalam barrier kulit lebih cepat dan kadar EPMS yang didapat lebih besar nilainya dibanding sediaan krim dan salep. Formula basis gel yang digunakan Prabawati, 2015: R Kristal EPMS Karbopol 940 1 Propilen glikol 15 Metil paraben 0,2 Propil paraben 0,1 Natrium metabisulfit 0,2 Trietanolamin 1 Alkohol 96 5 Air suling ad 100 Cara pembuatan: karbopol didispersikan dalam air suling dingin kemudian diaduk sampai homogen, setelah itu ditambahkan air suling panas secukupnya diaduk hingga homogen, kemudian didiamkan beberapa saat setelah itu ditambahkan terietanolamin dan diaduk perlahan hingga homogen dan membentuk gel. Tambahkan campuran air suling dengan propilen glikol, metil paraben dan propil paraben yang telah dididihkan sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen. Lalu ditambahkan natrium metabisulfit yang telah dilarutkan dengan sisa air suling. Setelah itu senyawa EPMS yang sebelumnya telah di larutkan dengan alkohol 96 ditambahkan sedikit demi sedikit sambil digerus hingga homogen Marriott et al., 2010. Proses pembuatan gel EPMS untuk konsentrasi 3 dan 5, sama halnya dengan pembuatuan gel EPMS`1, namun sebelum dilarutkan dengan alkohol 96, kristal dihaluskan dengan cara mekanik, sampai didapatkan partikel yang lebih halus Mose, 2014. 38 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.4 Evaluasi Sediaan Gel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium Sativum L.) Pada Tikus Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo Dan In Vitro

3 25 115

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Uji Aktivitas Penyembuhan Luka Bakar Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

4 21 107

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

0 35 120

Uji Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih (Collocalia fuciphaga Thunberg, 1821). Terhadap Aktivitas SGPT & SGOT Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague-Dawley

0 23 107

Pengaruh Yogurt Terhadap Penyembuhan Luka Pencabutan Gigi Pada Tikus Putih Galur Sprague Dawley

0 5 39

Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

2 6 96

Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

0 3 96

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116